hy guys, gue punya satu short story buat kalian. Cerita ini sangat cocok buat kalian yang masih belum bisa move on dari si doi.
Nama gue Ayusita Atmajaya, teman
teman sering manggil gue Ayu. hhm, gue tipe gadis yang sedikit berbeda, bedanya
apa? bedanya adalah disaat semua gadis berlomba lomba ingin terlihat cantik
didepan pria, gue justru selalu tampil apa adanya, disaat semua gadis sibuk
mempercantik diri, gue lebih suka membedah buku untuk menambah ilmu
pengetahuan, gue gadis yang simple bukan.
Sebagian cowok mungkin enggan dengan
tipe gadis yang seperti gue, tapi dia beda, dia justru menerima semua
kekurangan gue, dia dewasa dan hal itu yang membuat gue jatuh hati padanya.
Secara alam, umur gue telah
menginjak 19 tahun namun gue merasa hidup gue yang sesungguhnya baru dimulai
sekarang, kenapa?.karena untuk pertama kalinya, gue jatuh hati kepada
cowok yang membuat gue merasa setengah gila, untuk kebanyakan gadis, mungkin
nggak akan suka dengan tipe pria seperti dia, selain cuek dia juga tipe pria
yang tidak romantis, lantas kenapa gue menyukainya? gue merasa ada yang
istimewa di dirinya, dia unik, dia dewasa dan gue menyukai hal itu. dia bukan
tipe pria yang romantis, dia bukan tipe pria yang suka menanyakan kabar ataupun
bertanya gue lagi apa, tapi gue suka. dia bijaksana.
Sebut saja namanya Adnan,yah, pria
yang dari tadi gue ceritain itu adalah Adnan Sanjaya, pria yang telah berhasil
meluluhkan hati saya, hati seorang Ayusita yang terkenal keras dan tertutup.
hubungan kami sudah berjalan cukup lama, dan gue nyaman dengan dia, gue
menyukainya, tidak, bukan sekedar suka, gue sayang dia dan mungkin lebih dari
itu. entah ini hanya sekedar perasaan suka yang menggebu-gebuh atau memang
inilah cinta.
"lo masih jalan
dengan dia?" tanya salah sahabat gue,Aliyah
"masih,
memangnya kenapa?" jawab gue masabodo
" nggak, nanya
doang"
gue sering cerita dan meminta saran
masalah gue dan Adnan pada sahabat sahabat gue, dan jawaban mereka kadang
memuat gue bimbang. okk gue suka Adnan tapi tiap gue curhat ke sahabat gue, mereka
selalu mengatakan kalau hubungan kami ini sudah tidak wajar lagi
"dan lo masih
tahan gitu dengan dia"
"gue sayang sama
dia, dan gue yakin dia pun begitu"
"begini yah Ayu,
lo bisa nggak jadi gadis yang berfikir realistis sedikit. Mana ada pria yang
serius sayang sama lo tapi sangat jarang memberikan kabar, sangat jarang
menanyakan kabar lo"
"kami selalu memberikan
kabar satu sama lain" jawabku ketus
"selalu? yakin selalu?
"yah. kadang dua kali
seminggu, kadang lebih dari itu"
"Yusit, gadis normal nggak
akan tahan dengan pria macam itu. dan bukannya lo sendiri yang bilang kalau
Adnan pernah bilang ke lo agar jangan terlalu berharap padanya, karena yang
akan terluka nantinya adalah lo sendiri"
"ralat yah Li, dia hanya
mengatakan kalau jangan terlalu berharap sama pria"
"dan lo pkir Adnan bukan pria
begitu?". gue diam
"dengarkan gue, gue ini sahabat lo dan gue nggak
mungkin memberikan saran yang salah, gue pengen lo bahagia, dan menurut gue,
Adnan tidak serius dengan lo"
"gue sayang dia Li"
"dan masalahnya adalah, apa
lo yakin kalau dia suka sama lo? hubungan itu perlu komitmen Ayu, hubungan
perlu kepercayaan, dan diantara kesemuanya, hubungan paling butuh yang
namanya komunikasi"
"terus gue harus
bagaimana?"
sumpah, saat ini gue benar benar bingung, dan saat ini pun
gue mulai mempertanyakan keseriusan Adnan, setelah gue pikir-pikir, apa yang
dibilang Aliya ada benarnya juga, dan gue mulai merasa hubungan ini memang
sudah mulai tidak wajar, selain kami yang sangat jarang berkomunikasi, apa ada
yang hubungan seperti ini.
“kalau gue, mending lo perjelas deh status kalian sekarang”
“maksud loh?
“yah, lo tanyain ke Adnan, sekarang status kalian itu
kayak gimana. Jangan sampai hanya lo yang berfikir kalau kalian masih bersama
dan ternyata dia sudah punya yang lain”
“gue ini perempuan Li, masa ia gue tanyain ke Adnan, kan
malu”
“terus, lo mau diam aja begitu? Lo mau melanjutkan hubungan
yang selamanya hanya akan menggantungkan lo dong”
Gue coba pertimbangkan saran dari Aliyah tadi, malam ituu
juga gue mengirimkan pesan ke Adnan
“hi, lagi apa?” isi pesanku, tidak lama ada balasan dari
Adnan
“baik, lo?” tanyanya singkat
“gue baik, lo sibuk?”
“nggak, mau curhat?”
“nggak, mau tanya sesuatu, boleh?”
“tanya apa?”
“meurut lo aku ini siapa kamu?” awalnya gue bimbang, gue
kirim ataau nggak, dan pada akhirnya gue
mengirimkan pesan itu, 30 menit berlalu, Adnan belum balas juga, apa dia marah?
Makin galau gue
“maaf kalau gue ganggu lo” gue kembali mengirimkan pesan ke
Adnan. Dan tidak lama ada balasan darinya
“kenapa kamu tiba tiba nanyain itu, gue sudah pernah bilangkan sebelumnya,
gue udah nyaman dengan hal ini. Tapi pertanyaan
kamu berusan membuat gue mulai risih. Gue selalu menganggap lo istimewa, dan
bukannya dari awal gue sudah bilang, jangan menganggap hubungan ini terlalu
serius, karena akan ada yang terluka, entah itu kamu ataupun aku”
“maaf kalau pertanyaanku membuatmu kesal, gue hanya butuh
kejelasan. Gue juga wanita biasa yang perlu status. Gue sayang sama kamu. Maaf kalau
selama ini gue hanya jadi beban buat kamu”. Balasku, dan sampai larut malam pun
Adnan belum juga membalasnya. Gue semakin yakin kalau Adnan tidak benar benar
serius. Malam itu juga, guee dapat kabar kalau Adnan terpilih menjadi ketua
umum di Organdanya,
“Yu, gue terpilih jadi ketua di Organda” kata Adnan(pesan)
“alhamdulillah, semoga amanah yang pak bos” balasku
“dan salah satu syaratnya, gue nggak boleh memiliki
hubungan yaang special dengan gadis”
Sumpah gue sedih banget bacanya, secara tidak langsung
dia mutusin gue kan, tapi gue berusaha untuk tetap tegar, gue harusnya senang,
orang yang gue sayang terpilih menjadi ketua, seperti keinginannya dulu, tapi di
sisi lain gue sedih, sedihnya gue harus putus dengan dia, gue masih sayang
dengannya, gue sangat sayang malah. Meski gue wanita yang bisa dibilang tegar,
kalau masalah hati gue juga sama dengan wanita lain. Malam itu gue menangis
sejadi jadinya, gue luapkan semuanya, dan gue berrharap, setelah malam ini
semuanya akaan kembaali normal, rasa sakit dihati gue akan hilang. Pesan dari
Adnan tetap gue balas, dan itu adalah
chatan terakhir kami.
“iyah, gue ngerti, selamat yang pakboss, jadi pemimpin yang
amanah yah”
Setelah malam itu, gue merasa semuanya berubah, saat itu
gue merasa masalah datang sini berganti, dan buruknya tidak ada lagi Adnan yang
bisa gue tempati cerita, tidak ada lagi solusi bijak yang akan selalu ia katakan
ketika gue sedang meminta solusi, gue rindu dengan dia, dan sampai sekarangpun
gue masih belum bisa melupakan dia. Gue masih sayang, dan rasanya untuk mulai
membuka hati lagi sudah sulit, hati gue stuck di dia sepertinya.
Gue percaya semua akan indah pada waktunya gue percaya
kalau jodoh nggak akan kemana, gue akan selalu berdoa untuk kebaikan dan
kebahagiaan dia, meskipun gue sendiri tidak tau, apa saat ini dia masih
mengingat gue atau nggak, apa gue masih ada di hatinya atau tidak.
Dan gilanya, setelah beberapa bulan terakhir ini, gue asih
belum bisa melupakan dia, bahkan gue kerap menolak pria yang datang ke hidup
gue, sampai sekarang pun dia masih jadi yang special dihati gue, dia adalah pria
andalan gue.
Beberapa teman sering bertanya, kenapa gue masih saja stuck
di dia, dan jawabannya selalu sama, gue belum pernah senyaman itu dengan orang
lain.
kok baper ya wkw
BalasHapus