Langsung ke konten utama

Masih DIA


hy guys, gue punya satu short story buat kalian. Cerita ini sangat cocok buat kalian yang masih belum bisa move on dari si doi.
                                    
sumber:google.com
...............................................................................
Nama gue Ayusita Atmajaya, teman teman sering manggil gue Ayu. hhm, gue tipe gadis yang sedikit berbeda, bedanya apa? bedanya adalah disaat semua gadis berlomba lomba ingin terlihat cantik didepan pria, gue justru selalu tampil apa adanya, disaat semua gadis sibuk mempercantik diri, gue lebih suka membedah buku untuk menambah ilmu pengetahuan, gue gadis yang simple bukan.

Sebagian cowok mungkin enggan dengan tipe gadis yang seperti gue, tapi dia beda, dia justru menerima semua kekurangan gue, dia dewasa dan hal itu yang membuat gue jatuh hati padanya.

Secara alam, umur gue telah menginjak 19 tahun namun gue merasa hidup gue yang sesungguhnya baru dimulai sekarang, kenapa?.karena untuk pertama kalinya, gue jatuh  hati kepada cowok yang membuat gue merasa setengah gila, untuk kebanyakan gadis, mungkin nggak akan suka dengan tipe pria seperti dia, selain cuek dia juga tipe pria  yang tidak romantis, lantas kenapa gue menyukainya? gue merasa ada yang istimewa di dirinya, dia unik, dia dewasa dan gue menyukai hal itu. dia bukan tipe pria yang romantis, dia bukan tipe pria yang suka menanyakan kabar ataupun bertanya gue lagi apa, tapi gue suka. dia bijaksana.

Sebut saja namanya Adnan,yah, pria yang dari tadi gue ceritain itu adalah Adnan Sanjaya, pria yang telah berhasil meluluhkan hati saya, hati seorang Ayusita yang terkenal keras dan tertutup. hubungan kami sudah berjalan cukup lama, dan gue nyaman dengan dia, gue menyukainya, tidak, bukan sekedar suka, gue sayang dia dan mungkin lebih dari itu. entah ini hanya sekedar perasaan suka yang menggebu-gebuh atau memang inilah cinta. 
      
        "lo masih jalan dengan dia?" tanya salah sahabat gue,Aliyah
        "masih, memangnya kenapa?" jawab gue masabodo
        " nggak, nanya doang"

gue sering cerita dan meminta saran masalah gue dan Adnan pada sahabat sahabat gue, dan jawaban mereka kadang memuat gue bimbang. okk gue suka Adnan tapi tiap gue curhat ke sahabat gue, mereka selalu mengatakan kalau hubungan kami ini sudah tidak wajar lagi
     
       "dan lo masih tahan gitu dengan dia"

       "gue sayang sama dia, dan gue yakin dia pun begitu"

       "begini yah Ayu, lo bisa nggak jadi gadis yang berfikir realistis sedikit. Mana ada pria yang serius sayang sama lo tapi sangat jarang memberikan kabar, sangat jarang menanyakan kabar lo"

     "kami selalu memberikan kabar satu sama lain" jawabku ketus

     "selalu? yakin selalu?

     "yah. kadang dua kali seminggu, kadang lebih dari itu"

    "Yusit, gadis normal nggak akan tahan dengan pria macam itu. dan bukannya lo sendiri yang bilang kalau Adnan pernah bilang ke lo agar jangan terlalu berharap padanya, karena yang akan terluka nantinya adalah lo sendiri"

"ralat yah  Li, dia hanya mengatakan kalau jangan terlalu berharap sama pria"

"dan lo pkir Adnan bukan pria begitu?". gue diam

"dengarkan gue, gue ini sahabat lo dan gue nggak mungkin memberikan saran yang salah, gue pengen lo bahagia, dan menurut gue, Adnan tidak serius dengan lo"

"gue sayang dia Li"

"dan masalahnya adalah, apa lo yakin kalau dia suka sama lo? hubungan itu perlu komitmen Ayu, hubungan perlu kepercayaan, dan diantara  kesemuanya, hubungan paling butuh yang namanya komunikasi"

"terus gue harus bagaimana?"

sumpah, saat ini gue benar benar bingung, dan saat ini pun gue mulai mempertanyakan keseriusan Adnan, setelah gue pikir-pikir, apa yang dibilang Aliya ada benarnya juga, dan gue mulai merasa hubungan ini memang sudah mulai tidak wajar, selain kami yang sangat jarang berkomunikasi, apa ada yang hubungan seperti ini.

“kalau gue, mending lo perjelas deh status kalian sekarang”
“maksud loh?
“yah, lo tanyain ke Adnan, sekarang status kalian itu kayak gimana. Jangan sampai hanya lo yang berfikir kalau kalian masih bersama dan ternyata dia sudah punya yang lain”
“gue ini perempuan Li, masa ia gue tanyain ke Adnan, kan malu”
“terus, lo mau diam aja begitu? Lo mau melanjutkan hubungan yang selamanya hanya akan menggantungkan lo dong”

Gue coba pertimbangkan saran dari Aliyah tadi, malam ituu juga gue mengirimkan pesan ke Adnan
“hi, lagi apa?” isi pesanku, tidak lama ada balasan dari Adnan
“baik, lo?” tanyanya singkat
“gue baik, lo sibuk?”
“nggak, mau curhat?”
“nggak, mau tanya sesuatu, boleh?”
“tanya apa?”
“meurut lo aku ini siapa kamu?” awalnya gue bimbang, gue kirim ataau  nggak, dan pada akhirnya gue mengirimkan pesan itu, 30 menit berlalu, Adnan belum balas juga, apa dia marah? Makin galau gue
“maaf kalau gue ganggu lo” gue kembali mengirimkan pesan ke Adnan. Dan tidak lama ada balasan darinya
“kenapa kamu tiba tiba nanyain  itu, gue sudah pernah bilangkan sebelumnya, gue udah nyaman dengan  hal ini. Tapi pertanyaan kamu berusan membuat gue mulai risih. Gue selalu menganggap lo istimewa, dan bukannya dari awal gue sudah bilang, jangan menganggap hubungan ini terlalu serius, karena akan ada yang terluka, entah itu kamu ataupun aku”
“maaf kalau pertanyaanku membuatmu kesal, gue hanya butuh kejelasan. Gue juga wanita biasa yang perlu status. Gue sayang sama kamu. Maaf kalau selama ini gue hanya jadi beban buat kamu”. Balasku, dan sampai larut malam pun Adnan belum juga membalasnya. Gue semakin yakin kalau Adnan tidak benar benar serius. Malam itu juga, guee dapat kabar kalau Adnan terpilih menjadi ketua umum di Organdanya,

“Yu, gue terpilih jadi ketua di Organda” kata Adnan(pesan)
“alhamdulillah, semoga amanah yang pak  bos” balasku
“dan salah satu syaratnya, gue nggak boleh memiliki hubungan yaang special dengan gadis”
Sumpah gue sedih banget bacanya, secara tidak langsung dia mutusin gue kan, tapi gue berusaha untuk tetap tegar, gue harusnya senang, orang yang gue sayang terpilih menjadi ketua, seperti keinginannya dulu, tapi di sisi lain gue sedih, sedihnya gue harus putus dengan dia, gue masih sayang dengannya, gue sangat sayang malah. Meski gue wanita yang bisa dibilang tegar, kalau masalah hati gue juga sama dengan wanita lain. Malam itu gue menangis sejadi jadinya, gue luapkan semuanya, dan gue berrharap, setelah malam ini semuanya akaan kembaali normal, rasa sakit dihati gue akan hilang. Pesan dari Adnan tetap gue balas, dan  itu adalah chatan terakhir kami.

“iyah, gue ngerti, selamat yang pakboss, jadi pemimpin yang amanah yah”

Setelah malam itu, gue merasa semuanya berubah, saat itu gue merasa masalah datang sini berganti, dan buruknya tidak ada lagi Adnan yang bisa gue tempati cerita, tidak ada lagi solusi bijak yang akan selalu ia katakan ketika gue sedang meminta solusi, gue rindu dengan dia, dan sampai sekarangpun gue masih belum bisa melupakan dia. Gue masih sayang, dan rasanya untuk mulai membuka hati lagi sudah sulit, hati gue stuck di dia sepertinya.
Gue percaya semua akan indah pada waktunya gue percaya kalau jodoh nggak akan kemana, gue akan selalu berdoa untuk kebaikan dan kebahagiaan dia, meskipun gue sendiri tidak tau, apa saat ini dia masih mengingat gue atau nggak, apa gue masih ada di hatinya atau tidak.
Dan gilanya, setelah beberapa bulan terakhir ini, gue asih belum bisa melupakan dia, bahkan gue kerap menolak pria yang datang ke hidup gue, sampai sekarang pun dia masih jadi yang special dihati gue, dia adalah pria andalan gue.
Beberapa teman sering bertanya, kenapa gue masih saja stuck di dia, dan jawabannya selalu sama, gue belum pernah senyaman itu dengan orang lain.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Gadis Murahan

Author by Liliyana                           Hembusan angin menerbangkan rambut panjang ku yang kubiarkan terurai. Pandanganku kosong menatap hamparan laut yang membentang luas. Sekejap kenangan buruk kembali mengacaukan fikiranku. Ada begitu banyak beban didalam hati ini, ada begitu banyak keraguan yang berusaha kusembunyikan, ada begitu banyak hal yang berusaha kuyakinkan bahwa semuanya akan baik baik saja, ada begitu banyak perih yang tertahan.

Untuk Kalian Para Sahabat Part II

            Mulainya dari mana?, saya selalu bingung  jika harus bercerita tentang kehidupan pribadi. Sebelumnya saya sudah pernah menulis hal yang sama, tentang saya dan para sahabat, bagaimana kami bertemu, itu sekitar dua tahun yang lalu. Kali inipun sama, saya akan menulis beberapa bait paragraf untuk mereka, untuk para sahabat terhebat yang sampai sekarang masih setia menemani.             Apa yang istimewa dari mereka? Entah, mereka memiliki sisi keunikan yang berbeda, mereka memiliki pola pikir yang berbeda, mereka memiliki cara pandang yang berbeda. Saya terkadang kesulitan memahami mereka, kadang saya berfikir bagaimana menjadi orang baik untuk para sahabat saya, saya ingin melakukan hal yan bisa mereka ingat, yang bisa mereka kenang dikemudian hari, bahkan saat saya tidak lagi disisi mereka(mungkin suatu hari). Masing masing dari kami memiliki kekurangan, kami sama sama tau itu, masing...

ARIANA

ARIANA Oleh Liliyana Amsir Awalnnya, kufikir jika aku mencintainya dengan tulus, cepat atau lambat dia akan berbalik mencintaiku, kufikir cukup aku saja yang mencintainya, cukup aku saja yang perduli padanya, cintaku saja sudah cukup untukk kami berdua, dengan aku yang sangat mencintainya saja sudah cukup untuuk mempertahankan hubungan kami, dengan cintaku yang tulus ini sudah lebih dari cukup untuuk kami berdua, namun aku salah, cintaku saja tidak cukup dan tidak akaan pernah cukup untuk kami berdua, cinta tulusku saja tidak   akan cukup untuk mempertahankan hubungan kami. Dan pada akhirnya aku sadar, dia tidak   akan pernah mencintaiku, bagaimanapun lamanya aku menunggu, dia tidak akan pernah membalas cintaku. Aku telah menyerah dengannya, aku mencintainya namun aku tidak ingin selamanya jadi orang bodoh yang dibutakan oleh cinta, aku mencintainya bahkan sangat mencintainya namun tidak ada gunanya bila dia tidak merasakan hal yang sama. Aku lelah dengan hubunga...