Langsung ke konten utama

Bawa Aku ke Surga dengan Kekuranganmu





Autor:Liliyana Amsir

                Gue Arya. Arya Bratma Jaya, gue anak tunggal dari Keluarga Bratma Jaya, bukannya sombong tapi gue memang berasal dari keluarga yang berada, orangtua gue salah satu orang yang berpengaruh di Negara ini.
                Sebelumnya, gue terkenal  seorang playboy. Seorang Arya adalah pria yang suka mempermainkan hati wanita. Memang tidak salah, namun menurutku, aku bukannya mempermainkan mereka, justru mereka yang ingin dipermainkan. Aku sebenarnya  kasihan melihat gadis gadis yang ada diNegeri ini. Mereka berusaha mendapatkan yang tampan dan tajir, bahkan rela melakukan segala hal untuk mendapatkannya, namun tidak pernah terfikir apa, jika dengan melakukan itu, mereka justru terlihat sangat murahan.
                Tidak masalah seorang menilaiku seperti apa, dan jika berbicara seorang wanita, aku memiliki standarku sendiri. Dan satu hal yang pasti, aku tidak akan pernah menikahi gadis yang pernah atau akan kupacari, tidak akan. Dan satu lagi, aku tidak akan menikahi seorang gadis yang suka mengumbar fotonya disosial media. Sebejatnya lelaki, ia akan tetap memilih wanita sholeha yang akan dijadikan sebagai pasangan dunia akhiratnya. Dan aku telah menemukan gadis itu.
                Namanya Fatimah Azzahra, sungguh nama yang indah. Perama kali melihatnya ketika aku dan ayah menghadiri undangan makan malam rekan bisnis ayah. Pertama kali melihatnya, entah kenapa aku merasa ada yang berbeda dari gadis itu,dan aku melihat tuhan dimata gadis itu.
                Fatimah, memang fisiknya tidak sempurna, ada beberapa hal yang membatasinya dengan dunianya, tapi sungguh, hatinya begitu mulia. Tidak pernah kutemukan wanita semulia Fatimah sebelumnya, didunianya tidak ada matahari, namun dia mampu menciptakan cahaya dengan ayat suci Al-Qur’an. Yah dia adalah seorang gadis penghafal Al-Qur’an. Dia tidak mampu melihat atau bahkan membaca Al-Qur’an karena keterbatasannya namun dia mampu menghafalkan ayat ayat Al-Qur’an itu. Dia mampu melantunkan ayat ayat suci Allah itu dengan begitu merdu. Sungguh aku begitu takjub dengannya.
                Dari situ aku memutuskan untuk menemui fatimah, aku akan mengatakan bahwa aku menyukainya dan aku ingin dia menjadi istriku.

                “Aku Arya, dan kurasa kamu telah mengenalku sebelumnya” ucapku tanpa basa basi

                “yah, aku mengenalmu. Ada keperluan apa menemui aku”

                “aku ingin menjadikanmu istri” Fatimah terlihat begitu santai. Dia bahkan tidak kaget sama sekali.
                “bolehkanh aku bertanya dua hal?

                “Apa itu?”

                “Apa yang kamu lihat dariku. Kamu tahu duniaku akan selalu gelap”

                “Aku melihat tuhan dimatamu” jawabku singkat.
 
              Sungguh aku benar benar jatuh hati dengan ciptaan Allah ini. Bahkan keterbatasannya tertutupi dengan kelebihan serta ketabahannya.

                “Aku tidak akan mampu menjadi istri yang sempurna untukmu. Lantas . . . “

                “Allah yang telah memantapkan hati ini untuk memilihmu dan Allah akan menjadikanmu istri yang sempurna untukku dan untuk anak anak kita kelak”.

                “pertanyaan kedua. Apa yang akan kamu berikan sebagai mahar pernikahan kita”.

                Jujur aku kaget mendengar ucapan Fatimah, sepertinya aku telah salah menilai, kufikir dia berbeda, tapi? Tidak apa, aku ingin melihat sejauh mana aku salah menilainya.

                “Aku bisa memberikanmu apa saja yang kamu mau. Mobil, Rumah, perhiasan?. Katakan mahar apa yang kamu inginkan?”

                “aku tidak membutuhkan yang kamu sebutkan itu”

                “lantas apa yang kamu mau?”

                “Bawa aku ke Surga” ucapnya lembut.
..................................................................................................................................................................                ucapan Fatimah sungguh membuatku bingung. Bagaimana aku bisa membawanya ke Surga sedangkan diriku saja akan ke Surga atau tidak. Aku bertanya ke beberapa Udztas dan semunya memberikan jawaban yang sama. Jadilah pria yang mampu menghafalkan ayat suci Al-Qur’an dan kamu akan mampu membawa istrimu kelak ke Surga. Aku kembali menemui Fatimah.

                “beberapa hari ini aku kebingungan dengan permintaanmu itu hinggah sekarang aku tahu maksudnya. Namun kamu tahu itu bukanlah hal yang mudah”

                “aku tidak memaksa kamu harus melakukannya”

                “tapi aku sungguh mencintaimu”

                “terlebih dahulu cintai penciptaku”

                “aku akan berusaha dan kamu harus membantuku”

                “kamu cukup menghafalkan Al-Fatihah agar ketika kita telah resmi menikah, kamu mampu menjadi imamku saat sholat”.

Masya Allah, begitu muliah gadis ini, begitu tulus hatinya.

                “dan segera aku akan menghalalkanmu”
..................................................................................................................................................................
                Singkat cerita, kami telah menjadi suami istri. Aku begitu mencintainya, dia memberikan begitu banyak pelajaran. dia membukakan pintu mataku, yang sempurna tidak harus fisik. Hati yang suci akan menciptakan kesempurnaan yang abadi. Aku begitu salut dengan istriku ini. Dan aku begitu beruntung memilikinya.
                Kubisikkan kalimat cinta untuk Fatimah, dia tersenyum. Begitu indah senyumnya.

                “aku tidak akan mampu menjadi istri yang sempurna untukmu mas. Namun dengan begitu, terima kasih telah memilihku. Aku mencintaimu karena Allah”

                “Bawa aku ke Surga dengan Kekuranganmu Fatimah. Aku mencintaimu”.
...................................................................................................................................................................
Ketika Allah telah mempertemukan, maka itulah yang terbaik. Hubungan yang indah tidak selamanya harus dengan orang yang sempurna. Jangan jadikan fisik sebagai tolak ukur suatu hubungan. Jangan jadikan fisik sebagai tolak ukur sebuah hubungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Gadis Murahan

Author by Liliyana                           Hembusan angin menerbangkan rambut panjang ku yang kubiarkan terurai. Pandanganku kosong menatap hamparan laut yang membentang luas. Sekejap kenangan buruk kembali mengacaukan fikiranku. Ada begitu banyak beban didalam hati ini, ada begitu banyak keraguan yang berusaha kusembunyikan, ada begitu banyak hal yang berusaha kuyakinkan bahwa semuanya akan baik baik saja, ada begitu banyak perih yang tertahan.

Untuk Kalian Para Sahabat Part II

            Mulainya dari mana?, saya selalu bingung  jika harus bercerita tentang kehidupan pribadi. Sebelumnya saya sudah pernah menulis hal yang sama, tentang saya dan para sahabat, bagaimana kami bertemu, itu sekitar dua tahun yang lalu. Kali inipun sama, saya akan menulis beberapa bait paragraf untuk mereka, untuk para sahabat terhebat yang sampai sekarang masih setia menemani.             Apa yang istimewa dari mereka? Entah, mereka memiliki sisi keunikan yang berbeda, mereka memiliki pola pikir yang berbeda, mereka memiliki cara pandang yang berbeda. Saya terkadang kesulitan memahami mereka, kadang saya berfikir bagaimana menjadi orang baik untuk para sahabat saya, saya ingin melakukan hal yan bisa mereka ingat, yang bisa mereka kenang dikemudian hari, bahkan saat saya tidak lagi disisi mereka(mungkin suatu hari). Masing masing dari kami memiliki kekurangan, kami sama sama tau itu, masing...

ARIANA

ARIANA Oleh Liliyana Amsir Awalnnya, kufikir jika aku mencintainya dengan tulus, cepat atau lambat dia akan berbalik mencintaiku, kufikir cukup aku saja yang mencintainya, cukup aku saja yang perduli padanya, cintaku saja sudah cukup untukk kami berdua, dengan aku yang sangat mencintainya saja sudah cukup untuuk mempertahankan hubungan kami, dengan cintaku yang tulus ini sudah lebih dari cukup untuuk kami berdua, namun aku salah, cintaku saja tidak cukup dan tidak akaan pernah cukup untuk kami berdua, cinta tulusku saja tidak   akan cukup untuk mempertahankan hubungan kami. Dan pada akhirnya aku sadar, dia tidak   akan pernah mencintaiku, bagaimanapun lamanya aku menunggu, dia tidak akan pernah membalas cintaku. Aku telah menyerah dengannya, aku mencintainya namun aku tidak ingin selamanya jadi orang bodoh yang dibutakan oleh cinta, aku mencintainya bahkan sangat mencintainya namun tidak ada gunanya bila dia tidak merasakan hal yang sama. Aku lelah dengan hubunga...