Author:LILIYANA AMSIR
Seperti
layaknya angin, memberikan kesejukan namun menerbangkan debu yang membuat
mataku terasa perih. Seperti itu perasaanku ketika melihatnya. Yah aku
menyukainya, aku mengaguminya tapi rasanya seperti mimpi. Aku hanya bisa
melihatnya dari jauh, memperhatikan senyumnya dari jauh dan itu membuatku
sesak. Tidak ada satu haripun kulewatkan tanpa memikirkannya namun lagi lagi
aku sadar, perasaan ini hanya akan menyakitiku, hanya aku yang akan tersakiti.
Sebut saja namanya Iqbal,
Iqbal Hidayat. Moodboosterku dikampus. Dia tipe pria yang susah ditebak, cuek
dan sangat anti sama yang namaya perempuan, bukan berarti dia tidak normal,
hanya saja dia terlalu kaku jika berhadapan sama yang namanya perempuan, selalu
jaga jarak sama yang namanya perempuan, terkadang teman teman memanggilnya sicupu tapi bagiku dia keren. Sangat keren.
Dia unik, dan dia satu satunya pria yang bisa membuatku jatuh hati.
Kalau aku sendiri,
Anita. Seorang gadis yang sederhana, ramah tentunya dan banyak yang bilang aku
ini cerewet. What ever lah. Balik lagi ke Iqbal, sudah hampir dua tahun
memperhatikannya dari jauh,tapi tetap saja tidak ada peningkatan, dia benar
benar pria yang susah ditaklukkan, jika kalian berfikir aku akan menyerah,
kalian salah, aku akan berjuang untuk mendapatkannya, aku bisa dan aku pasti
bisa.
“Siang ini ada workshop
diatas, lo mau ikut?” tanya Sisi, dia sahabatku, sahabat terbaikku
“malas ah, gue harus
pulang cepat hari ini. Nggak enak badan soalnya” jawabku
“yakin tidak mau ikut, yang
bawa materi ikbal loh”
“ikbal? Seriusan?
Yasudah ayo pergi sekarang?” begitu mendengar ikbal yang akan membawakan
materi, rasa malas itu tiba tiba hilang, seperti sihir bukan. Buru buru aku
merapikan barang barangku, memasukkannya kedalam tas.
“ayo pergi”
ajakku, sisi tertawa. Kenapa lagi, apa
ada yang salah ? tanyaku pada diri sendiri
“mau kemana?”
“lantai4? Bukannya ada
workshop?” jawabku santai
“memang, tapikan gue
bilang nanti siang. Sekarang bahkan baru jam 10” aku terduduk. Bisa gila aku
karena dia, aku bahkan tidak bisa menahan diri kalau sudah mendengar namanya.
“tapi jam 10 gini
biasanya ikbal sudah dikampus.mau samperin?” ledek Sisi, sebenarnya mau, mau
banget malah, tapi aku malu lah, masa cewek yang samperin cowok, kan tidak
keren, gini gini aku juga masih punya malu kali.
“nggak ah” tolakku.
Sisi berdiri,menatapku meledek
“yasudah, gue saja yang
pergi. Bye”
“yah! Jangan berani
berani kamu . . . “ Sisi keburu pergi.
Sial, mau tidak mau aku harus ikut, daripada disini sendiri.
“gue tau lo akan ikut”
lagi lagi dia meledekku. Sisi memang sangat pandai membuatku jengkel,dia satu
satunya orang yang selalu membuatku naikdarah,tapi aku sayang dia.bagiku dia
bukan hanya sahabat, dia sudah seperti saudara.
“hhmm” dengusku.
Dan disinilah kita.
Diatap bangunan kampus, awalnnya aku bingung, mau ngapain sisi mengajakku
ketempat ini sampai matakutidak sengaja melihat sosok pria yang tengah duduk
dengan kaki yang dibiarkan menggantung kebawah, dia ikbal. Moodboosterku. Jika
kalian bertanya bagaimana perasaanku, bahagia, aku sangat bahagia.
“Ikbal” teriak Sisi.
Sontak aku terbangun dari lamunan panjangku.
“yah kenapa kamu
memanggilnya?” seketika itu pula Ikbalberbalik,Oh My God, benar benar tampan .
bagaimana ini? Akuseperti pencuri yang ketangkapbasa.
“kamu memanggilku?”
tanya ikabl,dia lantas berjalankearah kami. Tuhan, aku benar benar tidak bisa
mengendalikan diriku.
Dan sekarang diaberada
tepat dihadapanku, sekarang untuk pertama kalinya aku bisa melihatnya dari
jarah yang sangat dekat, untuk pertama kalinya aku bisa memperhatikan wajahnya
dengaan jelas.
“bukan aku, tapi Anita”
celah Sisi
“loh, kok aku?” sial,
mati kutu aku kalau begiini. Ikbalmenatapku, dia tersenyum, yang benar saja.
Dia terkenal pria yang dingin dan pria dingin ini tersenyum kepadaku.
“ahh, nggak, aku dengar
kalau kamu akanmengadakanworkshop?”tanyaku basa basi
“yah benar. Kamu
berminat?”
“kalau boleh aku mau
ikut bantu bantu, aku suka kegiatan seperti itu”
“yah Anita! Kalau gue
yang adain workshoplo nggak pernah bantu. Pake alasan suka lagi, bilang saja lo
mau dekatdekat sama ikbal” celetup Sisi,
kelar hidup gue. Benarbenar ini anak, paling tidak bisa lihat gue seneng.
“boleh lah,satu jam
lagi bakal dimulai sih. Join aja”
....................................................................................................................................
Pertemuan tadi siang,
aku tidak akan pernah melupakannya, itu kalipertama aku dan ikbal berbicara,
pertama kali aku melihatnya dari dekat, dan untuk pertama kalinya aku menyerah
untuk mengejarnya. Ralat,mungkin bukan menyerah, tapi lebih kepada menyadari
kalau perasaan ini memang salah.
“yasudah
lah, kalian lanjut bicara,gue mau turun dulu” untuk pertama kalinya Sisi tidak
membuatku jengkel.dia benarbenar tahu kalau aku butuh bicara berdua dengan
Ikbal.
“kamu
suka kesini?”tanyaku basa basi
“yah,aku
selalu kesini?”
“kenapa?”
“aku
suka tempat yang tenang. Kamu sendiri kenapa bisa terfikir untuk kesini?”
“untuk
menemuimu?” jawabku pelan, jujur aku malu
“hhm
baiklah, ada urusan apa sampai sampai nyamperin kesini?”
“tidak
ada! Hanya ingin mengenalmu lebih jauh?”
“waw
kamu wanita yang jujur rupanya. Tapi sayangnya aku tidak suka wanita yang
murahan” sumpah aku kaget mendengarnya, apa? Aku wanita murahan? Perkataan
ikbal benar benar menyakitiku. Yah betul Anita, hanya perempuan murahan yang
datang menemui pria.
“kamu
tentu mengerti maksudku” ikbal menatapku sinis. Aku terdiam, perlahan air mata
itu menetes.
“murahan?
Begitu rendah penilaianmu kepadaku?” tanyaku diselah tangis
“lalu
apa namanya jika bukan murahan. Coba kamu fikir, mana ada seorang wanita
baikbaik yang mau berdua duaan dengan pria ditempat seperti ini, jika aku melakukan
sesuatu padamu apa kamu bisa jamin kamu akan selamat. Dan aku benci wanita
seperti itu”
Jika mengingat kejadian
itu, hatiku seperti diremas remas, tidak pernah aku berfikir ikbal akan
menilaiku serendah itu, sakit sekali rasanya jika mengingat hal itu.saat
itupula aku memutuskan untuk mengabaikannya. Aku sering berpapasan dengannya,
namun sekarang tidak adalagi rasa kagum untuknya, hatiku,aku sudah membuangnya
dan tidak akan membiarkannya masuk kembali. Tidak ada lagi ikbal dikehidupan seorang
Anita.
Aku menjalani
kehidupanku seperti biasa. Kosong sekali rasanya, untuk mulai menyukaiorang
lainpun tidak. Akuseperti membenci hidupku sendiri.
“ada surat dari Ikbal”
Sisi memberikan sebuah surat,
“buang saja, aku tidak
ingin membacanya”
“kamu harus membacanya,
siapa tahu dia menyesal . . ?”
“menyesal apa? Menyesal
telah mengatakan itu? Lalu minta maaf, apa dia fikir semuanya akan selesai
begitu dia minta maaf, tidak Si, kamu tidak tahu perasaanku, kamu tidak
mengerti bagaimana kacaunya aku karena dia. Kamu tahu dia laki laki pertama
yang aku suka, aku sayang dia, tapi dia ?.” untuk berkatakatapun rasanya tidak
sanggup.
“aku mengerti, aku tahu
bagaimana perasaanmu, tapi apa salahnya jika kamu membaca surat darinya”
“itu hanya akan
menyakitiku si”
“aku tetap akan
menyimpan suratnya disini. Mau kamu baca atau tidak itu urusan kamu”
Sisi meletakkan surat
itu, apalagi sekarang? Belum cukup apa dia menyakitiku. Kuraih surat itu, aku
membukanya.
Untuk
Anita
Apa
kabar?aku harap kamu baik. Aku tahu kamu pasti terluka dengan ucapanku waktu
itu. Jujur aku sedikit menyesal, bukan karena mengatakan itu, tapi aku menyesal
telah membuatmu menangis.aku tahu, kamu begitu menyukaiku dan aku mengatakan
ini pertama kalinya kalau aku juga menyukaimu, aku sangat menyukaimu, dari
dulu, sejak kita pertamakali bertemu dikoridor itu, kamu ingat saat menabrakku
dan tidak sengaja menumpahkan minuman di bajuku, kamu merasa sangat bersalah, dari situ aku tahu
kamu adalah orang yang tulus, hanya saja aku terlalu pengecut untuk jujur
padamu. Aku juga tahu kalau kamu selalu memperhatikan ku dari jauh, aku tahu
semuanya tentangmu Anita. Dan tentang ucapanku waktu itu, aku sengaja
mengatakan itu agar kamu tidak lagi melakukannya, bagaimanapun rasa kagummu
pada seorang pria, ingat kodratmu sebagai wanita, kamu adalah wanita muslimah,
tidak sepantasnya mendatangi pria yang bukan muhrimmu, entah itu pria yang baru
kamu kenal ataupun yng sudah lama kamu kenal. Jika menuruti nafsu, aku sangat
ingin memilikimu, namun tidak, sebelum kamu halal untukku aku tidak akan
mendekatiku. Aku harap kamu mengerti maksudku.
Anita,
Allah melaknat wanita yang tidak menjaga kehormatannya, kamu wanita
muliah,jangan sia siakan itu, jangan sampai perasaan kagummu menjerumuskanmu ke
neraka. bukan sok alim, aku hanya ingin kelak bisa kesurga
bersamamu. Aku mencintaimu, aku menhormatimu sebagai wanita yang harus aku
jaga.
Aku
janji, ketika nanti aku sudah mapang aku akan datang untuk menikahimu. Sampai
saatnya tiba, jaga dirimu, perbaiki akhlakmu begitupun denganku. Semoga Allah
menakdrikan kita bersama. AkuMencintaimu.
Isi surat Ikbal benar
benar membuatku terharu. Ya allah, ampuni hamba dan terimaksih telah memberikan
pria yang soleh seperti Ikbal, terimakasih telah mengirim Ikbal. Ikbal, aku
akan menunggumu, sampai saatnya tiba hati ini akan selalu aku jaga untukmu. Aku
akan memperbaiki akhlakku agar nantinya kiita akan menjadi pasangan yang
diridhoi ALLAH. IKBAL MY MOODBOOSTER I LOVE YOU
Komentar
Posting Komentar