Langsung ke konten utama

Sebuah Pengorbanan Hidup Part 4





Dilain tempat, tepatnya ditaman belakang rumahnya, Anggaa nampak sedang duduk memandangi foto kedua orang tuanya yang sudah lama bercerai, semakin ditatap air mataanya semakin deras, untuk pria seusia Angga, mungkin terlihat agak aneh bila menangis namu Angga, hampir setiiap hari dia menangis karena beban hidup yang serasa tak sangguap ia pikul, Angga kehilangan semangat hidupnya, dia serasa sendiri, benar benar sendiri, hidupnya hampa, kosong, gelap dan begitu membosankan.

                                    ...............................................................................
Satu tahun telah berlalu, meninggalkan kisah dan kenangan yang menjadi bingkai hidup bagi semua insan, takdir tentu kadang tak seindah yang kita harapkan, kadang yang diimpikan tapi tak sejalan, dan yang dibenci justru mendekat, begitulah hidup. Bukan hidup namanya bila kita selalu berasa diatas, dan bukan hidup namanya bila tak pernah meneteskan air mata, begitulah yang diarasakan Geby selama ini, sudah setahun lebih dia mengejar cinta Angga, dia selalu berkorban perasaan untuk angga, semua telah ia lakukan untuk meyakinkan Angga, tapi seperti biasanya Angga tetap saja bersikap dingin kepada Geby, dia tak pernah sama sekali memandang Geby ada, dia tidak pernah sama sekali menghargai perasaan Geby.
            “Geby” pangil Caca sahabatnya
            “hm” jawab Geby singkat
            “apa kamu tidak bosan mengejar Angga terus?” tanya Caca
            “tidak”
            “apa kamu akan terus seperti ini?” kali ini bukan Caca yang bertanya tapi Rara
            “tidak”
            “terus kapan kamu mau berubah dan berhenti mengejar Angga” sambung Tiara
            “suatu saat nanti, pasti akan seperti itu”
            “kami merasa kasihan padamu, kamu itu cewek baik dan pintar, kamu juga cantik. Tak seharusnya kamu membuang buang waktumu hanya untuk mengejar cinta Angga”
            “kamu bisa dapat yang jauh lebih baik darinya”
            “itu mungkin saja, tapi aku belum bisa melepas perasaanku padanya, aku masih sangat menyukainya” jawab Geby sayu
            “apa kamu tidak bosan dengan cinta sebelah pihakmu itu “ tanya Tiara
            “bosan, sangat bosan”
            “lalu, kenapa kamu masih betah. Bagaimana kalau ayah dan ibumu tau, mereka pasti akan sangat sedih”
            “mereka tau, sudahla aku malas bahas ini, terimah kasih karena kalian telah mencemaskan aku, aku pulang duluan”
Geby pergi meninggalkan ketiga sahabatnya juga “kata mereka benar juga, aku sudah terlalu lama mengejar Angga, aku bahkan tau kalau Angga nggak akan pernah menyukaiku. Tapi aku belum bisa, aku belum bisa melepas perasaanku, aku masih sangat menyukainya” lirihnya dalam hati.
            Geby pulang kerumahnya berjalan kaki seorang diri, dalam hati selalu ia fikirkan kata ketiga sahabatnya tadi setelah sampai didepan rumah Geby terkejut melihat bendera putih terpasang dipakarangan rumahnya, dia sama sekali tidak mengerti, “apa apaan ini, siapa yang sebenarnya meninggal, kenapa begitu banyak orang diruma”h, Geby perlahan lahan masuk dan ternyata . . . , “apa semua ini nyata, nggak aku nggak rela, ibuku . . ibuku meninggal dunia”, Geby teriak sekencang kencangnya, ”ini begitu  tidak adil untukku, aku hidup sederhana, serba kekurangan, aku masih bisa terima tapi sekarang, sekarang ibuku juga kau ambill, ya Allah, kenapa kau begitu kejam padaku, kenapa kau ambil harta yang paling berharga dariku, kenapa kau ambil ibuku begitu cepat, aku belum sempat membahagiakannya”, Geby menangis menangis, menangis begitu kencang, kenyataan ini sangatlah pahit, bagaimana ini semua bisa terjadi. Tapi ayahnya selalu menguatkannya.
‘’hari ini, ibumu akan segera dikuburkan, kamu harus kuat, kamu bukan gadis yang lemahkan’’ support Ayah
‘’ayah, kau tau aku bukan gadis yang lemah, aku jarang sekali meneteskan air mata, tapi kali ini benar benar sulit, jadi biarkan aku menangis selama itu bisa membuatku sedikit tenang’’ jawab Geby.
‘’yach, ayah bisa mengerti, kamu boleh saja menangis karena menangis memang satu satunya hal yang bisa membuat kita sedikit tenang, tapi kamu tidak boleh berlarut larut dalam masalah ini’’
‘’Ayah, kenapa tuhan mengambil ibu begitu cepat, aku baru saja mau ceritakan pengalamanku pada ibu, aku belum sempat melihat senyum ibu hari ini, kenapa hidup kita selalu dipenuhi masalah ayah, setiap hari makan seadanya, tidur tidak pernah nyaman karena takut kita diusir, aku masih butuh ibu ayah, aku ingin ibu’’
‘’kadang memang kenyataan tak pernah sejalan dengan keinginan, tapi percayalah tuhan memberikan yang terbaik untuk kita’’
‘’apapun itu, bagiku tuhan tidak adil Ayah’’
‘’tuhan sudah sangat adil, tuhan mengambil ibumu agar kamu bisa lebih kuat, karena selama ini kamu hanya berlindung dibelakang ibumu, ayo! Jenazah ibumu sebentar lagi akan dikuburkan’’.
“Tak seorangpun yang tau perasaanku saat itu, rasanya aku sudah mulai kehilangan kewarasanku, setelah kejadian itu aku jadi cengeng, sedikit dikit nangis, ini seperti bukan diriku, aku jadi kepikiran kata Roy dlu mengenai Angga, apa ini yang dirasakan Angga . ?, rasanya sangat aneh, rasanya ada yang hilang dalam diriku, 1 minggu aku nggak masuk sekolah, aku belum bisa menerima kenyataan ini, ini sangat membuat hatiku sakit. Aku putuskan untuk berhenti sekolah, setelah kudiskusikan ayah juga tidak menolaknya. Hari itu aku beranikan diri untuk masuk sekolah, hanya sekedar ingin menyampaikan kalau aku akan berhenti sekolah, paling tidak aku tidak membuat sahabatku kwatir padaku”. Curahan hati Geby.  
            ‘’akhirnya kamu masuk sekolah juga Geb, kami semua kangen sama kamu’’ (memelukku erat), kata Rara
            ‘’maaf sudah buat kalian kwatir’’ jawab Geby sedikit lesu
            ‘’tapi kamu nggak papakan . ?, kamu terlihat agak pucat’’ tanya Tiara
            ‘’ech, kamu duduk dulu de geb’’ seru Caca
            ‘’aku nggak papa kok’’
            ‘’sebenarnya kamu nggak masuk sekolah seminggu ni karena apa, biasanya kamukan paling anti sama yang namanya alpa’’
            ‘’ibuku. . . . ‘’
            ‘’ibumu kenapa,’’ tanya caca penasaran
            ‘’ibuku meninggal,’’ air mata Geby menetes lagi,  ini begitu menyakitkan untuknya
            ‘’kenapa kamu nggak pernah bilang sama kami, kamu pasti sedih banget’’
            “sangat sangat sedih”
            “kamu jangan nagis Geby”
            “makasih selama ini kalian sudah mau menjadi sahabat terbaik untukku, tapi sepertinya aku ingin berhenti sekolah saja”
            “lo kenapa? Kamu pintar sayang kalau disia siain”
            “selama ini alasanku untuk tetap bertahan sekolah adalah ibu dan Angga, tapi sekarang ibu sudah tidak ada dan Angga, dia takkan mungkin menyukaiku”
            “tapi geby kami mohon, kami mohon kamu jangan berhenti yah”
Caca, Rara dan Tiara mencoba membujuk Geby, air mata ketiganya mulai pecah, hangtnya talih persahabatn diantara ketiganya begitu menyentuh hati geby, sedikit demi sedikit hati Geby mulai luluh.
            “baiklah, aku nggak akan berhneti sekolah, ini semua aku lakukan untuk kalian. Makasih kalian sudah banyak membantuku selama ini”
            “kami akan selalu ada disisimu, karena kita adalah empat sahabat yang takkan terpisahkan”
            Sungguh indah persahabatn yang mereka jalani, mereka berpelukan erat, sangat erat seakan dunia hanya milik mereka, seketika itu perlahan lahan kesedihan yang dirasakan Geby mulai terhanyut oleh hembusan angin yang seakan membisiknya bahwa hidup ini akan indah pada waktunya, kita memang tidak akan pernah tau akhir sebuah jalan hidup, ibarat novel, apabila kita langsung membaca bagian akhir maka kita tidak akan mengerti secara sempurna mengenai alur dan jalan cerita dari novel tersebut, ibarat menyelami lautan, kita takkan pernah tau seberapa dalam laut itu kalau kita tak memberanikan diri untuk turun meski kadang itu sangat membahayakn, begitulah hidup. Meski sesulit apapun kita harus tetap menjalaninya. Sama halnya dengan Geby, meski telah dicampakan dan sama sekali tidak dianggap oleh Angga, tapi dia sama sekali tidak pernah patah semangat, tapiii sepertinya itu tidak berlanjut lama. Sebulan setelah kepergian Mamanya, Geby tampak murung. Kebahagiaan hidupnya seakan ditepis oleh ombak laut yang sangat dahsat, hidupnya begitu berubah dari yang dulu ceria sekarang tampak murung.
                                                            ..........................................
            Cuaca seakan tak bersahabat, mendung disertai angin yang cukup kencang menerpa wajah gadis cantik yang sedang duduk melamun sembari menatap nonoh foto yang dipegangnya, difoto itu tampak seorang pemuda berkulit putih, bertubuh tinggi sedang memegang bola basket lengkap dengan pakaiaan basket, pada pakaian basket itu tertera nama pemilik baju itu Angga Praseetyo, yach Geby sedari tadi menatap foto Angga, tak terasa air matanya mulai menets dan perlahan lahan membasahi foto yang dipegangnya itu.
            “Angga, aku sudah terlalu lama menunggumu. Alasan satu satunya mengapa aku masih bertahan disini adalah dirimu, tapi sepertinya aku tak akan pernah bisa memilikimu, yach tidak akan pernah bisa, seperti apa yang dulu pernah kau bilang padaku bahwa hatimu hanya untuk satu wanita, aku memang bodoh. Maafkan aku Angga kalau aku hanya menjadi beban dalam hidupmu, maafkan aku karena selalu mengusik dan mengikutimu, aku hanya bbisa mencintaimu, kau tak pernah bisa berhenti mencintaimu, saat  aku kecewa padamu, itu justru semakin menambah rasa sayangku padamu, tapi mungkin sudah saatnya aku harus melepas perasaanku padamu, karena aku tau meskioun aku menunggumu berapa lama, kamu tetap tidak akan kumiliki, yach mulai sekarang, aku akan berhenti menyukaimu, aku akan berhenti mengikutimu, semoga kau bahagia dengan hidupmu dan semoga kau menemukan gadis yang lebih bisa membuatmu tersenyum lega. SELAMAT TINGGAL ANGGA”
            Geby merasa putus asa menunggu Angga terus menerus, dia menghepaskan foto Angga yang sedari tadi dipeganginya sehinggah diterbangkan oleh angin, semakin lama foto itu semakin tidak nampak, tapi air mata Geby tetap saja menetes, terasa berat untuk melepsakan perasaannya itu, meski menyakitkan tapi dia akan tetap melakukannya, sudah hampir dua tahun dia membuang buang waktunya untuk mengejar Angga, rasa keputus asaan kini seakan menggerogoti seluruh tubuhnya.
            Ketika sedang melamun sambil menatap langit yg terlihat mendung, sosok pria datang menghampiri Geby yang duduk sendiri ditaman sekolah, semakin dekat sosok prria itu nampak semakin jelas, meskipun begitu, Geby tetap tidak sadar dari lamuanan panjangnya, hatinya masih terasa sakit karena cinta sebelah sisinya itu, dan sekarang pria itu tepat berada disampingnya, duduk sambil memandangi Geby, Geby masih saja tak sadar diri.
            “hai” sapaan pria itu sontak membuat geby sadar dari lamunan panjangnya
            “yah, oh..” jawab Geby sayu
            “untuk apa kamu kemari”
            “kalau aku bilang aku merindukanmu” cela pria yang ternyata Angga
            “aku akan tertawa” dengus Geby
            “hm, baiklah aku takkan bilang itu. Aku mendengar kabar tentang ibumu”
            “ohhh, hhm”
            “apa kamu baik baik saja” tanya Angga
            “yah, aku baik baik saja”
            “apa ada sesuatu yang ingin kau tanyakan padaku” tanya Angga
            “sesuatu, hhm”
            “ohh, mulai sekarang aku akan melakukan yang kamu minta. Aku tidak akan mengganggumu lagi, aku tidak akan perduli lagi padamu, aku akan menghapusmu dari fikiranku, selamanya namamu akan coba aku tepiskan” jelas Geby sambil menahan tangisnya.
            “ohh, kenapa?”
            “apa?”
            “kenapa begitu cepat putus asa, kamu belum berhasil mendapatkannya bukan”
            “karena aku tau, dan aku sadar kalau aku nggak akan pernah bisa mendapatkannya”       “kenapa kamu begitu yakin, kamu bahkan belum tanya kepada orangnya lantas kamu menyimpulkannya sendiri”
            “bukankah orangnya sendiri yang dulu pernah bilang kalau hatinya hanya untuk satu orang, lagi pula aku sudah berkorban banyak untuk perasaan ini” desih Geby menahan tangis
            “berkorban?, apa yang telah kau korbankan untukku” tanya Angga heran
            “aku telah mengorbankan hati orang yang benar benar tulus mencintaiku, itu semua untukmu, karena hanya kamu yang aku cinta, tapi nampaknya semua sia sia. Lebih lagi orang itu sudah mengorbankan hatinya untukku, dia rela meninggalkanku hanya agar aku lebih fokus mengejarmu tanpa menghiraukan perasaannya, aku memang manusia bodoh dan kejam”
            “apa?” tanya Angga
            Geby mulai menceritakan, diceritakan semuanya ke Angga
                                                            ..................................
LAST MOMENT
Ditepi pantai, terlihat dua sosok sejoli yang sedang duduk berdampingan, sang pria memakai baju kotak kota dipadukan dengan jeans, sedangkan sang wanita menggunakan baju kaos ketat dengan celana jeans hitam polos, suasana hangat yang sedang mereka berdua rasakan, saat itu benar benar hening, keduanya tak saling memulai, hanya saja sekali kali sang pria mencoba melirik gadis yang tengah duduk disampingnya itu, merasa bosan dengan suasan yang tak hidup itu, dia mencooba meramaikan dengan caranya sendiri.
            “Geby” panggil lelaki itu yang tak lain adalah Rian
            “hhmm” jawab Geby polos
            “ada yang ingin aku tanyakan” pinta Rian
            “apa itu?”
            Jika suatu saat aku akan pergi, apa yang akan kamu lakukan?” tanya Rian
            “aku akan menghalangimu” jawab Geby singkat
            “geby, apa sudah tidak ada lagi tempat untukku dihatimu?”
            Geby kemudian menatap Rian dengan sangat tajam, dipegangnya kedua tangan Rian sambil menebarkan senyum termannisnya
            “meskipun aku sudah tidak mencintaimu lagi, tapi bagaimanapun kamu tetap akan ada dihatiku, walau bagaimanapun kamu dulu pernah memberi warna dalam hidupku, dan kamu adalah cinta pertama dan juga pacar pertamaku”
            “bukan itu yang kutanyakan, intinya, apa kamu mau jadi pacarku?” tanya Rian
Geby menundukkan kepalanya, dengan perasaan berat hati, dia tidak tahu apa yang harus dia jawab, disisi lain dia masih sangat mengharapkan Angga
            “hhmm” poles Geby
            “aku akan kembali ke Singapore” desih Rian
            “apa?” tanya Geby
            “yach, alasan aku kembali hanyalah dirimu, tapi nampaknya kamu sudah tidak membutuhkanku, kamu harus janji kalau kamu nggak boleh sedih, kamu harus melewati hidup ini dengan senyuman, jangan pernah kecewakan aku apapun yang terjadi, kamu harus berusaha untuk mendapatkan cinta Angga, jangan pernah berputus asa, karena aku telah mengorbankan perasaanku untuk ini, aku akan sangat kecewa bila kamu menyia nyiakan hidup ini”
            “tapi............ Rian”
            “aku tidak bisa kayak gini terus Geb, aku nggak bisa terus terusan jadi benalu untukmu dan Angga, aku merasa karena kehadiranku itu akan semakin menyusahkanmu, kamu nggak perlu kwatir tantang perasaanku, aku akan baik baik saja” ucap Rian
            “jangan menangis Geby, jaga dirimu baik baik. Aku harus segera pergi”
Desih tangis Geby semakin menjadi jadi, dia berteriak histeris ketika Rian beranjak pergi darinya, hatinya sedih, kacau, kecewa, mengapa Rian begitu tega meninggalkanny, padahal dia telah menggapnya sebagai sodara sendiri, Geby menyesal kenapa dia nggak bisa menahan agar Rian tidak pergi, mengapa tadi dia nggak bilang kalau dia mencintainya agar Rian tidak pergi
            “Rian, jangan tinggalkan aku.......................”
            “Rian.............. kenapa nggak dari dulu kamu bilang kalau kamu masih sangat mencintaiku, Riiiiiiiiaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnn,, aku masih sangat membutuhkanmu”
Isap tangis Geby kini menjadi jadi, air matanya jatuh terurai, sedangkan Rian, tetap saja melangkah pergi tanpa menghiraukan panggilan Geby, hatinya seakan teriris sembilu, itu sangat menyakitkan untuknya, meninggalkan orang yang sangat dicintainya hanya semata mata agar Geby bisa lebih fokus mengejar Angga 
           
            “Geby, hatiku sangat sakit harus meninggalkanmu. Jujur ini sangat menyakitkan untukku, merelakanmu pergi sama halnya merelakan sebagian jiwaku pergi. Tapi, untuk apa aku disini jika toh kamu juga tidak pernha menyukaiku, kamu hanya menganggapku sebagai kakakmu. Aku sangat mencintaimu Geby, aku mencintaimu lebih dari apapun didunia ini, aku nggak tau gimana nantinya aku hidup bahagia disana sementara belahan hatiku masih kutinggalkan disini. Geby, berbahagialah. Berbahagialah untukku, kejarlah mimpi dan cintamu. Aku korbankan perasaanku untukmu dan Angga, kejrlah mimpimu. Jangan bersedih apapun yang terjadi, tetaplah tesenyum, badai akan segera berlalu. Geby AKU MENCINTAIMU, SANGAT MENCINTAIMU”
            Air mata Rian berjatuhan, seakan berat kakinya melangkah untuk meninggalkan tempat itu, meninggalkan gadis yang sangat dicintainya untuk pria lain memang bukan hal mudah untuk dijalani, kalaupun sembuh, itu akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Kesedihan yang dirasakan hati Rian sangtlah meringgis, jiwanya seakan terbakar oleh persaan harus, sedih, semuanya ia rasakan saat itu, sementara Geby, dia hanya terdiam membisu dengan air mata yang membasahi kedua pipinya, wajahnya tampak murung, dia sama sekali tak percaya kalau Rian benar benar pergi jauh darinya, dia benar benar tidak habis fikir kenapa sampai dia tidak menyadari kalau cinta Rian benar benar dalam untuknya, apakah cinta Geby ke Angga sama kuatnya cinta Rian ke Geby, entahlah....
LAST MOMENT FINISHED
                                                ...........................................
“apa kamu menyesal?” tanya Angga
            “apa?” ucap Geby kembali bertanya
            “apa kamu menyesal telah menyia nyiakan cinta Rian”
            “hm, entahla”
            “apa kamu benar benar ingin melupakanku?”
            “secepatnya”
            “jangan berhenti menyukaiku” pinta Angga
            “apa?” tanya Geby penasaran
            “mungkin ini sudah terlambat, tapi aku mau kamu untuk tetap disisiku, karena aku barus sadar kalau ternyata menyukaimu setelah beberapa minggu ini kita tak bertemu, aku banar benar merindukanmu”
            “tapi.......” desih Geby
            “apa kamu tidak percaya” tanya Angga
            “hhmm” jawabnya singkat.
Tanpa banyak bicara lagi, Angga menarik badan Geby membuat Geby tersayu menatap Angga tajam, tiba tiba saja Angga mencium lembut bibir Geby, suasan seakan hening tak bersua, suar detak jantung Geby semakin tak bisa dikontrol, rasa itu, ternyata rasa itu masih saja ada untuk Angga, mana mungkin dia bisa menolak Angga, cowok yang selama ini disukainya. Setelah beberapa menit berciuman, Anggapun melepaskan bibirnya yang bertautan cukup lama dengan Geby.
            “apa kamu masih Ragu?” tanya Angga
Sementara itu, Geby hanya terdiam dan tak percaya, kalau, kalau dia dan Angga berciman, meskipun Angga pernah menciumnya dulu, tapi itu mungkin karena nafsu, tapi sekarang, sekarang Angga melakukannya, tapi kali ini dia melakukannya atas dasar cinta.
            “apa kamu mau jadi pacarku” tanya Angga
            “yah, aku mau”
Akhirnya, apa yang diimpikan Geby terwujud juga, setelah hari itu. Hidup Geby jauh lebih ceria dibanding hari hari yang lalu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Gadis Murahan

Author by Liliyana                           Hembusan angin menerbangkan rambut panjang ku yang kubiarkan terurai. Pandanganku kosong menatap hamparan laut yang membentang luas. Sekejap kenangan buruk kembali mengacaukan fikiranku. Ada begitu banyak beban didalam hati ini, ada begitu banyak keraguan yang berusaha kusembunyikan, ada begitu banyak hal yang berusaha kuyakinkan bahwa semuanya akan baik baik saja, ada begitu banyak perih yang tertahan.

Untuk Kalian Para Sahabat Part II

            Mulainya dari mana?, saya selalu bingung  jika harus bercerita tentang kehidupan pribadi. Sebelumnya saya sudah pernah menulis hal yang sama, tentang saya dan para sahabat, bagaimana kami bertemu, itu sekitar dua tahun yang lalu. Kali inipun sama, saya akan menulis beberapa bait paragraf untuk mereka, untuk para sahabat terhebat yang sampai sekarang masih setia menemani.             Apa yang istimewa dari mereka? Entah, mereka memiliki sisi keunikan yang berbeda, mereka memiliki pola pikir yang berbeda, mereka memiliki cara pandang yang berbeda. Saya terkadang kesulitan memahami mereka, kadang saya berfikir bagaimana menjadi orang baik untuk para sahabat saya, saya ingin melakukan hal yan bisa mereka ingat, yang bisa mereka kenang dikemudian hari, bahkan saat saya tidak lagi disisi mereka(mungkin suatu hari). Masing masing dari kami memiliki kekurangan, kami sama sama tau itu, masing...

ARIANA

ARIANA Oleh Liliyana Amsir Awalnnya, kufikir jika aku mencintainya dengan tulus, cepat atau lambat dia akan berbalik mencintaiku, kufikir cukup aku saja yang mencintainya, cukup aku saja yang perduli padanya, cintaku saja sudah cukup untukk kami berdua, dengan aku yang sangat mencintainya saja sudah cukup untuuk mempertahankan hubungan kami, dengan cintaku yang tulus ini sudah lebih dari cukup untuuk kami berdua, namun aku salah, cintaku saja tidak cukup dan tidak akaan pernah cukup untuk kami berdua, cinta tulusku saja tidak   akan cukup untuk mempertahankan hubungan kami. Dan pada akhirnya aku sadar, dia tidak   akan pernah mencintaiku, bagaimanapun lamanya aku menunggu, dia tidak akan pernah membalas cintaku. Aku telah menyerah dengannya, aku mencintainya namun aku tidak ingin selamanya jadi orang bodoh yang dibutakan oleh cinta, aku mencintainya bahkan sangat mencintainya namun tidak ada gunanya bila dia tidak merasakan hal yang sama. Aku lelah dengan hubunga...