Langsung ke konten utama

Sang Pemimpi




   SANG PEMIMPI
Oleh LiliyanaAmsir

          Kenalin, namaku Airin. Seorang siswi di SMA TELADAN, aku hanyalah gadis sederhana dan seorang gadis yang sangat menyedihkan, orangtuaku meninggal sejak aku masih berumur 10 tahun hinggah mau tidak mau, aku harus tinggal dengan tante yang sangat amat aku benci, yahh dia adalah tante Susy. Aku sangat membencinya karena menurutku dialah yang membunuh kedua orangtuaku, mungkin memang terdengar aneh dan meskipun hanya aku yang beranggapan demikian tetapi fikiran buruk itu tetap tidak bisa hilang dari ingatanku, setiap kali aku ingin melupakannya dan mulai menerima tante Susy sebagai ibu kandungku tiba tiba saja kejadian 10 tahun lalu terus tergiang dalam ingatanku, saat tante Susy merebut ayah dari ibuku dan . . . achh sudahlah.
          Kenalin juga, Rian adalah orang yang sangat aku sayangi, dia adalah seorang pacar yang bertanggu jawab dan setia tak heranlah jika aku sangat menyukainya dan terlebih lagi dia adalah ketua osis di sekolah kami, tetapi hal itu kadang membuatku cemburu jika melihat Rian dekat dengan wanita lain meskipun hanya sebatas teman tapi rasanya tetap saja mengganjal dihati. Aku dan Rian sudah pacaran cukup lama, tanggal 29 juli nanti adalah hari satu tahun kami pacaran yang juga merupakan hari jadiku yang ke 17 tahun, aku sangat berharap hubunganku dengan Rian dapat selalu harmonis dan langgeng.
          Oia, aku ini adalah gadis dengan sejuta impian dan hayalan tetapi impian terbesar dan hayalan yang sangat aku harapkan dapat terwujud adalah menjadi seorang Artis, aku sangat ingin jadi Artis apa lagi kalau jadi artis Korea dan beradu akting dengan Kim Soo Hyun, oh my god mimpiku ini benar benar tinggi dan untuk menggapainyapun membutuhkan usaha yang extra. Seorang teman pernah bertanya, kenapa aku sangat suka dengan artis korea yang satu ini, entahlah aku sendiri tidak tahu hanya saja bila melihat drama ataupun fotonya rasanya ada ketenangan tersendiri yang aku rasakan.
.....................................................................................................................................................
          Seperti hari hari biasanya, aku berangkat kesekolah bersama Rian, tentu saja aku sangat senang, Rian begitu baik menurutku tetapi sebagian teman beranggapan kalau Rian itu adalah seorang Playboy yang suka gonta ganti pacar, yahh tentu aku tidak senanglah jika orang beranggapan buruk tentangnya.
          “Airin, gue mau tanya sesuatu boleh nggak?” kata Rian tersenyum tipis, oh my god sungguh ganteng pacarku ini yang tuhan, tolong jaga hubungan kami
          “mau tanya apa” jawabku pura pura cuek
          “selama kita pacaran, aku nggak pernah dengar kamu panggil aku sayang ataupun bilang cinta ke aku, kamu beneran suka sama aku kan?”
          “emangnya aku harus panggil kamu sayang, aku harus bilang cinta ke kamu, apa jika aku melakukannya kamu akan benar benar percaya kalau aku suka sama kamu”.
          “tapi setidaknya aku ingin mendengar kata kata itu keluar dari mulut kamu”
Aku hanya terdiam dan tetap melangkah menuju kekelas sedangkan Rian hanya berjalan dibelakangku, kali ini kami tidak jalan berdampingan, mungkin dia merasa kecewa karena aku tidak pernah sama sekali mengatakan kalau aku mencintainya tetapi jauh didalam luubuk hatiku yang paling dalam bahkan sebelum dia mengatakan kalau dia mencintaiku, aku sudah terlebih dahulu mencintainya hanya saja aku terlalu penakut untuk mengungkapkan perasaanku, aku terlalu gengsi dan selalu bersikap pura pura cuek ke Rian.
          “Airin” teriak Caca sahabatku
          “lo teriak teriak mulu, masih pagi nih bikin malu saja” jawabku ketus
          “isst, nyebelin lo Rin. Oia tumben kalian nggak jalan bareng” celetup Caca
          “itu, maksud gue dengan Rian” sambungnya
          “oww, tadi sih kami berangkat bareng, sepertinya dia marah lagi tu sama gue” jawabku mengkerutkan dahi
          “gara gara lo nggak pernah bilang sayang dan cinta ke dia?”
          “iyalah apalagi, lo tahu lah selama ini kalau Rian ngambek pasti gara gara itu”
          “lo juga sih, sekali kali lo bilang sayang ke diakan nggak papa. Hati hati lo, Rian itu banyak yang suka, dia mah bisa dapet yang 10 kali lipat dibanding kamu”
          “yah jangan ngomogn gitu dong, lo tahu lah bagaimana sayangnya gue ke dia, gue nggak bisa hidup tanpa Rian”
          “yah terus apa susahnya sih bilang Cinta dan Sayang sesekali, kalo nggak bisa secara langsung kan bisa lewat sms, atau nggak lewat bbm. Susah banget sih”
          “yah, gue ini cewek, masa bilang sayang dan cinta ke cowok. Ya gengsi lah”
          “ampun deh, gengsi sama pacar sendiri, gimana ceritanya tuh. Lo bego atau pura pura bego sih, atau lo itu bloon”
          “enak saja lu, kalau gue bloon nggak mungkinlah gue juara umum disekolah ini”
          “oowwtt sowwrryyyy, sssoowwwrryyy gue salah lagi” ledek Caca
Dengan tertawa aku dan caca melanjutkan perjalanan menuju kelas dan benar saja kata caca, didalam kelas aku melihat sesuatu yang sangat menyakitkan hatiku, apalagi kalau bukan tentang Rian.
          “hhmm mereka mesra banget sih” gerutuku kesal
          “gue bilang juga apa, Rian itu banyak yang suka” jawab Caca asalan
          “trus gue harus gimana dong, gue nggak mau kehilangan Riana. Gue sayang banget sama dia”
          “lo harus lebih perhatian dan lebih peduli lagi sama dia, cowok itu juga butuh kasih sayang tau”
Rian, kamu hanya tidak tahu apa yang sebenarnya aku rasakan, kamu hanya tidak mengerti dan tidak pernah mengenal kepribadianku, ada hal yang tidak perlu dikatakan tetapi harus dimengerti seperti rasa cintaku ke kamu, hanya saja yang jadi masalahnya adalah kamu, hati kamu hanya menggunakan logika untuk menyukai seseorang, kamu selalu ingin dimengerti tapi tak pernah bisa mengerti perasaanku.
Hari ini benar benar menyebalkan, gue sebel banget sama Rian mentang mentang ada Angel gue jadi dicuekin, aahh rasanya benar benar menyebalkan dan menyesakkan, karena tak sanggup melihat mereke berdua duaan, aku memutuskan untuk pergi ketaman belakang sekolah nenangin diri, supaya aku juga bisa intropeksi diri, pokoknya hari ini aku harus minta maaf ke Rian dan bilang kalau aku sangat mencintainya, sampainya di taman aku sangat terkejut ketika melihat Rian duduk sendiri disana, perasaan sebelum kesini aku melihatnya dengan Angel dikelas, kenapa dia bisa ada disini acch tapi itu tidak penting lagi, yang lebih penting adalah minta maaf dan mengatakan kalau aku sangat mencintainya, ayo Airin kamu harus bisa mengatakannya kalau tidak siap siap saja kehilangan orang yang sangat kamu sayangi, acch nggak itu nggak boeh terjadi. Perlahan lahan aku melangkah ke arah Rian yang sedang duduk sambil menatapku, aku bisa mengerti arti tatapan itu, bukan lagi tatapan Cinta tetapi tatapan kekecewaan.
“aku tau kamu akan kesini. Duduk” seruh Rian
“kamu kok disini, bukannya tadi kamu dikelas” tanyaku gugup
“yah, tapi begitu melihatmu keluar aku langsung kesini karena aku tau kalau kamu pasti akan ke taman ini”
“oo’, apa ada hal yang ingin kamu sampaikan” tanyaku dengan senyuman
“aku ingin, . . kita, / / . . PUTUS Rin”
“putus, kamu jangan becanda deh. Kamu nggak seriuskan” tanyaku dengan mata yang berbinar binar, meyakitkan, tentu saja sangat menyakitkan, putus, putus adalah hal yang sangat sangat menyakitkan, tanpa kusadari air mataku menetes perlahan lahan membasahi kedua pipiku.
“maaf, sejujurnya aku merasa jenuh dan muak pacaran dengan kamu Rin, meskipun jauh didalam lubuk hatiku aku masih sangat mencintaimu, tapi aku bosan, aku bosan kamu cuekin aku terus, aku bosan dengan sikapmu yang nggak pernah merhatiin aku, sangat beda dengan Angel yang selalu mengerti perasaanku.
“Angel?, apa kalian sudah . . .”
“oh, kami sudah jadian”
“kapan?”
“tadi pagi” singkat Rian, meskipun sangat menyakitkan tetapi aku tetap berusaha tersenyum didepan Rian dan menghapus air mataku, aku tetap berusaha tegar meski sebenarnya rasanya sangat menyiksa hatiku, inilah hukuman yang harus kuterima meski tak rela tetapi aku harus tetap melewatinya.
“apa kamu tidak ingin memberiku kesempatan sekali lagi” pintaku dengan sayu
“kesempatan, aku sudah memberimu kesempatan beratus kali Rin, hanya saja kamu tidak pernah melihat dan mau mengerti apa yang menjadi keinginanku, hanya satu Rin, aku hanya ingin dengar kamu panggil aku sayang dan bilang cinta ke aku. Apa itu susah”
“ahh, tidak ada kesempatan untukku lagi. Kalau begitu semoga kamu bahagia dengan pilihan hatimu. Ada hal didunia ini yang tak bisa dikatakan tetapi harus dimengerti. Aku nggak tahu pengertian seperti apa lagi yang kamu maksudkan, aku selalu berusaha mengerti kamu, aku tak pernah melarang kamu dekat dengan gadis gadis di sekolah kita ini karena aku sadar kalau tugas dan tanggung jawab kamu memang menuntutmu untuk melakukannya, kamu hanya tidak tahu betapa sakitnya hatiku bila melihatmu dekat dengan wanita lain, tapi aku tetap berusaha mengerti dan tidak memintamu untuk menjauhi mereka, aku tidak akan menahanmu lagi, sekarang kamu bebas melakukan apapun yang kamu inginkan” ucapku diselah air mata yang masih terus mengalir, aku nggak sanggup lagi dan rasanya benar benar menyiksa.
Aku beranjak dari tempat duduk itu dan melangkah pergi, sedangkan Rian masih duduk disana, melamun dan terdiam menatapku. Ku balikkan badanku dan kembali melangkah mendekati Rian
“AKU MENCINTAIMU” bisikku ketelingah Rian yang juga nampak menahan tangisnya, setelah itu aku berlari meninggalkan tempat itu dengan hati dan persaan yang hancur, aku hanya berlari dan terus berlari, meski hujan lebat mengguyur seluruh tubuhku aku sama sekali tidak memperdulikannya, Tuhan, kenapa juga ini harus terjadi, kehidupanku, kehidupanku sudah sangat sulit tuhan dan aku bertahan karena Rian, karena aku merasa dia adalah inspirasi dan juga semangatku, tapi sekarang dia bukan milikku lagi. Aku bahkan belum sempat ucapin harapanku untuk hubungan kami yang sekarang tepat satu tahun. Hari ini seharusnya menjadi hari yang sangat mebahagiakan karena hari ini adalah sweetseventeenku tapi Rian justru memberiku hadiah yang sangat tidak bisa kulupakan.
Kejadian itu benar benar menyakitkan, aku bahkan tak punya semangat untuk kesekolah, 2 hari aku tidak masuk sekolah tetapi setelah kufikirkan tidak seharusnya aku seperti in, aku harus kuat dan menggapai impianku, aku pasti bisa dan ketika menatap foto kim soo hyun rasanya kembali ada dorongan dalam hatiku dan hari in aku memutuskan untuk masuk sekolah lagi.
..............................................................................................................
begitu sampai didalam kelas tatapanku hanya tertuju pada satu orang, tanpaknya dia juga sedang memperhatikanku, hhmm aku harus sadar kalau dia bukan Rian pacarku lagi tetapi pacar temanku.
“heyy, Airin gue kangen banget sama kamu” sapa Caca memelukku erat
“lo nggak papakan, gue senang lo masuk sekolah lagi” sambungnya
“gue nggak papa kok, hanya masuk angin dan rasa malas kesekolah” jawabku sambil berbalik menatap Rian yang juga melihat kearahku meskipun disampingnya sudah ada Angel, nggak tau kenapa dia masih sering memperhatikanku dari jauh.
“ech, gue denger lo dan Rian putus yah” tanya Caca
“ooww”
“lo nggak papakan tentang hal itu”
“gue nggak papa lagi, ini juga kesempatan besar untuk aku jadi Bintang, aku ingin menggapai impianku”
“ech gue denger sekolah kita bekerja sama dengan sekolah Anderista lo”
“bukannya sekolah Anderista itu sekolah akting yah” tanyaku sedikit bingung
“yupt, Anderista adalah sekolah paling terkenal dikorea selatang. Bukannya lo mau jadi artis korea, kesempatan besar tuh. Kualitas acting dan suaralo lumayan juga sih menurut gue”
“benarkah, berarti gue benar benar bisa jadi artis korea dong, berarti juga gue bisa beradu akting dengan Kim soo hyun”
“yah mungkin saja”
Ahh aku sangat bahagia mendengar kabar itu dari caca, tapi bila difikir fikir lagi kok rasanya agak aneh yah, sekolah Anderista bekerjasama dengan sekolah kami, rasanya benar benar mengganjal, tapi acchh peduli amat yang penting bisa jadi artis korea, kim soo hyun wait me.
Seperti kebiasaanku, saat sedang sedih maupun senang aku selalu ketaman itu, tempat aku jadian dengan Rian dan juga tempat  kami putus, tapi aku sudah bertekad untuk melupakannya, meskipun aku masih sangat menyukainya tapi aku yakin kalau suatu saat aku pasti bisa melupkannya dan benar benar cuek seperti saat kami tidak kenal dulu.
“kamu apa kabar Rin” sapa seseorang yang tak lain adalah . . .
“ech kamu Rian, gue baik” jawabku singkat
“hhmm gue kangen sama kamu Rin”
“yaiyalah, sepikan hidup lo tanpa gue, hehehehehehe” gue mencoba merubah suasana, gue nggak ingin hubungah pertemananku dengan Rian juga hancur, setidaknya aku masih bisa berteman dengannya dan aku masih bisa menghiburnya dan melihatnya tersenyum, begitu saja sudah cukup untukku
“ada hal yang tidak bisa dikatakan tetapi harus dimengerti, sekarang aku baru menyadari dan mengerti makna dari kata yang selalu kamu ucapkan saat aku marah gara gara hal yang sebenarnya tidak penting itu” kata Rian menatapku
“baguslah kalau akhirnya kamu mengerti, tapi yah sudahalah nggak usah dibahas lagi”
“aku masih sayang sama kamu Rin”
“mulai deh,” jawabku singkat
“gue lupa kalau hari itu ulangtahunmu, ini untukmu. Maaf karena baru bisa ngasih sekarang” Rian memberikanku sebuah kado, aku sangat senang karena ternyata dia masih perduli dan sayang sama aku, tapi tetap saja aku harus menjaga perasaanku karena memang aku sadar kalau mungkin aku dan Rian tidak akan pernah bisa bersama, perbedaan kami terlalu jauh bahkan memikirkannyapun membuatku merasa terluka, saat Rian memperkenalkanku dengan orangtuanya yang kaya raya dengan tegas beliau menolakku dan mengusirku dari rumahnya yang seperti istana. Aku sendiri sering merasa benci dengan kehidupanku yang sekarang, Ayah dan Ibuku telah tiada dan aku harus tinggal bersama orang yang sangat aku benci, dan sekarang aku benar benar harus melepaskan Rian, bukan karena aku tidak mencintainya tapi karena perbedaan yang terpaut jauh dan jarak yang membatasi kami.
“aku nggak perlu kado lagi, itu kamu simpan saja. Jika aku sukses nanti dan bisa jadi bintang, baru kamu boleh kasih aku hadiah itu. Aku ingin hadiah pertama yang kuterima itu dari kamu” aku menolak kado dari Rian, bukan karena nggak suka tapi aku hanya mencoba untuk melindungi hatiku agar tidak kembali terlena, aku ingin sesekali hatiku yang mendengarkan keinginanku karena selama ini aku sudah berusaha mendengarkannya, meskipun memang sangat membahagiakan saat mendengarkannya dan bisa mendapatkan keinginannya tetapi aku sadar kalau kebahagiaan itu tidak akan berlangsung lama.
“hhm, yasudah. Oohwt Airin, aku masih cinta sama kamu dan aku ingin kita bisa seperti dulu lagi”
“maksud kamu?, aku nggak ngerti” singkatku dan kembali membaca novel yang hanya kupegangi sejak kedatangan Rian, novel yang berjudul “Dreams” sedikit banyak memberiku harapan dan motivasi untuk menggapai impianku.
“aku ingin kita bisa jalan bersama, bisa bercanda bersama, dan bisa bertemu tanpa batasan dan jarak” Rian memegang kedua tanganku dengan tatapan yang penuh pengharapan, tatapan tulus seseorang yang sangat mencintai, aku tahu betul tatapan itu tapi tetap saja aku tidak bisa bersamanya lagi, tunggu saja Rian. Saat aku sekses nanti aku akan kembali dan menemui orantuamu agar mereka tidak memandangku sebelah mata lagi dan agar mereka tidak menghalangi hubungan kita lagi.
“aku ingin kamu jadi pacarku lagi Rin, aku sangat menyayangimu” sambung Rian, aku hanya terdiam dengan tatapan kosong, saat kupejamkan mataku orang pertama yang kulihat adalah Rian, tapi didepan Rian aku melihat sebuah bintang yang bersinar sangat terang. Aku berfikir kalau ini petunjuk dari Allah agar terlebih dahulu aku fokus untuk menggapai impianku, agar orangtuaku di alam sana juga bangga kepadaku.
“maafkan aku Rian, aku nggak bisa”
Aku berlalu pergi dari tempat itu, meski Rian berusaha menahanku, aku sama sekali tidak menghiraukannya, dalam fikiranku hanya impian yang harus aku gapai terlebih dahulu dan pertemuan tadi siang itu merupakan terkahir kalinya aku bertemu dan berbicara dengan Rian, banyak kabar yang beredar kalau Rian dan Angel akan segera bertunangan, kedua orangtua mereka memang terlibat dalam hubungan politik mungkin itulah sebabnya, mungkin juga mereka memang sudah saling mencintai, sebenarnya aku juga menyesal tidak menerima Rian waktu itu tetapi sebagian hatiku juga merasa lega karena aku bisa fokus mengejar impianku. Hari hariku disibukkan dengan menghapal naskah drama korea, maklumlah sebentar lagi akan ada audisi disekolah kami. Awalnya aku sedikit ragu dengan imformasi yang aku dengar dari Caca tapi ternyata itu benar, audisnyapun akan diadakan satu minggu lagi dan hanya satu hal yang selalu terbesit dalam hatiku, aku harus menang, aku harus menang, aku sampai lupa istrirahat, kada juga lupa makan karena terlalu fokus latihan, baik latihan acting, dance, vokal, pokoknya apapun akan kulakukan agar bisa jadi artis korea dan agar bisa beradu acting dengan artis favoriteku itu, meskipun banyak teman yang menertawakanku dan menganggap aku ini sudah gila, aku sama sekali tidak perduli karena aku yakin Mimpi itu Nyata.
“ech Rin, audisnya sebentar lagikan ya” tanya Caca
“ia, tinggal 3 hari lagi, duuhh aku benar benar gugup nih”
“kamu harus semangat, bukannya kamu ingin jadi artis korea. Pokoknya Fighting”
“thanks yah,”
“tiga hari lagi, bukannya itu hari pertunangannya Angel dan Rian ya” celetup Rara yang tiba tiba muncul
“ichh Ra, lo tu banyak bicara banget sih” jawab Caca dengan nada tinggi
“gue nggak papa lagi Ca, gue juga sudah tahu kalau hari itu mereka akan tunangan”
“udah ach nggak usah dibahas, lagian  juga semenjak kalian putus Rian udah nggak ganteng tu” kata caca mencoba menghiburku
“kamu ni asalah saja, apa hubungannya coba” aku tersenyum, meski sebenarnya berita itu menyakitkan tapi aku berusaha untuk melupakan semuanya dan fokus untuk audisi tiga hari yang akan datang, aku tidak ingin usahaku sia sia, meskipun nanti saat aku kembali dari korea akan bertemu dengan Rian yang berbeda . . acchh sudahla.
“lo beruntung deh Rin, bisa kekorea. Ahh gue juga ingin ke Korea tapi kapan yah”
“pokoknya doain gue aja, kalau gue berhasil mendapatkan juara gue akan bawa kamu ke Korea”
“ya ALLAH mudah mudaha Airin bisa dapet juara, kalau nggak bisa juara 1 juara 2 ataupun juara 3 juga tidak apa apa ya ALLAH, aku sangat ingin ke Korea” celetup Caca menyindir
..................................................................................................................
Nggak terasa waktu sangat cepat berlalu, audisi di Korea sudah selesai hhmm meskipun aku tidak mendapat juara tapi aku tetap senang karena berkat audisi itu sedikit banyak namaku sudah dikenal khususnya di negara Korea, banyak juga produksi film yang menawariku job, meskipun bukan sebagai pemeran utama dan meskipun belum bisa beradu acting dengan kim soo hyun tapi setidaknya sekarang aku sudah bisa menghidupi diriku sendiri dan aku sudah jadi artis korea seperti impianku, thanks god. Sekarang ini aku sudah menetap di Korea, aku ke inndonesia hanya sesekali saat ujian dan saat hari ulantahun ayahku. Aku berencana kembali saat ujian nasional nannti, aku ingin bisa lulus dari sekolahku dan melanjutkan sekolah acting disini, dan agar bisa beradu acting dengan oppaku. Sekarang namaku sudah terkenal dimana mana, Airin, sekarang bintang baru telah muncul Airin yah itu adalah aku.
..................................................................................................................................
Mentari kembali menampakkan sinarnya, aku mencoba membuka kedua mataku tapi rasanya sangat sulit, samar sama aku melihat sosok wanita dan pria sedang berbincang bincang didepanku tapi aku tidak bisa melihatnya dengan jelas, segala upayah dan tenaga aku kerahkan agar bisa membuka mataku dan akhirnya berhasil juga, ternyata orang yang kulihat itu adalah Caca sahabatku dan Rian mantan pacarku, aku heran kenapa aku bisa ada disini, dirumah sakit ini padahal seingatku terkahir kali aku sedang berada dilokasi sutingku di Korea, acch ini bennar benar aneh.
“kenapa aku bisa ada disini?” tanyaku penasaran
“apa maksudmu, sudah satu minggu kamu koma. Kamu benar benar tidak mengingatnya” jawab  Caca, ahh ini benar benar membuatku heran. Nggak mungkin aku koma disini, jela jelas aku ada dikorea waktu itu. Ach aku masih bisa mengingat dengan jelas wajah wajah lawan mainku di korea. Park jang sung, jang geun suk, lee kyuwon.
“kamu bicara apa sih, bukannya aku ada di Korea. Aku sedang suting, yah aku ingat betul itu”
Akupun menceritakan kepada caca dan juga Rian semua yang aku alami dan mereka hanya tertawa terbahak bahak sambil saling melirik satu sama lain, aku semakin bingung dengan tingkah mereka.
“kalian kenapa ketawa sih, dan lo Rian ngapain juga lo disini. Kitakan sudah putus”
“iya aku tau, justru aku disini untuk bilang kalau aku mencintaimu”
“Rin, dua hari setelah lo putus dengan Rian. Lo mengalami kecelakaan, hhm dokter bilang kalau kamu koma, kami sangat khawatir karena sudah satu minggu lo nggak sadar sadar juga”
“saat lo bilang sekolah kita bekerja sama dengan sekolah Anderista, jadi itu hanya mimpi?” tanyaku tambah heran, aku masih belum percaya
“sekolah apaan tuh, mana ada nama sekolah semacam itu”
“ahhh, menyebalkan. Jadi itu semua hanya mimpiku” rasanya benar benar mengecewakan, baru saja merasa diatas ecch tau tau hanya mimpi indah dimusim panas doang.
“saat kamu bilang ingin tunangah dengan Angel, itu juga nggak benar”
“yah enggak la Rin, mana mungkin gue tunangan dengan Angel. Gue hanya sayang sama kamu Rin” jawab Rian
“pokonya yang terjadi sama lo selama ini itu hanya mimpi, lo harus melupakan segalanya dan menjalani hidupmu seperti biasa lagi. Ok” kali ini caca yang angkat bicara
“Rin, lo mau nggak jadi pacar gue lagi”
“gue mau kok” aku langsung menerima Rian kembali, dan mimpiku saat koma aku ingin melupakannya karena aku sadar tidak semua impian adalah yang terbaik untuk kita, sekarang aku ingin bermimpi hal hal yang wajar saja seperti impianku menjadi seorang dokter, kali ini bukan sekedar impian belakang lagi tapi aku benar benar yakin bisa menggapainya jika aku belajar dengan giat.
Semuanya kembali menjadi normal, hubunganku dengan Rian sudah membaik dan aku bahkan sudah mulai memanggilnya sayang dan mengucapkan kata cinta untuknya, sedangkan Caca dia tetap menjadi sahabat terbaikku. Hanya satu yang berubah, namaku bukan Airin lagi dimata pacar dan juga Sahabtku itu, mereka memanggilku “SANG PEMIMPI”meskipun terdengar norak tapi nggak papalah, karena aku ini memang seorang gadis dengan sejuta impian. . .
...............................................................................................................
Thanks for attention

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Gadis Murahan

Author by Liliyana                           Hembusan angin menerbangkan rambut panjang ku yang kubiarkan terurai. Pandanganku kosong menatap hamparan laut yang membentang luas. Sekejap kenangan buruk kembali mengacaukan fikiranku. Ada begitu banyak beban didalam hati ini, ada begitu banyak keraguan yang berusaha kusembunyikan, ada begitu banyak hal yang berusaha kuyakinkan bahwa semuanya akan baik baik saja, ada begitu banyak perih yang tertahan.

Untuk Kalian Para Sahabat Part II

            Mulainya dari mana?, saya selalu bingung  jika harus bercerita tentang kehidupan pribadi. Sebelumnya saya sudah pernah menulis hal yang sama, tentang saya dan para sahabat, bagaimana kami bertemu, itu sekitar dua tahun yang lalu. Kali inipun sama, saya akan menulis beberapa bait paragraf untuk mereka, untuk para sahabat terhebat yang sampai sekarang masih setia menemani.             Apa yang istimewa dari mereka? Entah, mereka memiliki sisi keunikan yang berbeda, mereka memiliki pola pikir yang berbeda, mereka memiliki cara pandang yang berbeda. Saya terkadang kesulitan memahami mereka, kadang saya berfikir bagaimana menjadi orang baik untuk para sahabat saya, saya ingin melakukan hal yan bisa mereka ingat, yang bisa mereka kenang dikemudian hari, bahkan saat saya tidak lagi disisi mereka(mungkin suatu hari). Masing masing dari kami memiliki kekurangan, kami sama sama tau itu, masing...

ARIANA

ARIANA Oleh Liliyana Amsir Awalnnya, kufikir jika aku mencintainya dengan tulus, cepat atau lambat dia akan berbalik mencintaiku, kufikir cukup aku saja yang mencintainya, cukup aku saja yang perduli padanya, cintaku saja sudah cukup untukk kami berdua, dengan aku yang sangat mencintainya saja sudah cukup untuuk mempertahankan hubungan kami, dengan cintaku yang tulus ini sudah lebih dari cukup untuuk kami berdua, namun aku salah, cintaku saja tidak cukup dan tidak akaan pernah cukup untuk kami berdua, cinta tulusku saja tidak   akan cukup untuk mempertahankan hubungan kami. Dan pada akhirnya aku sadar, dia tidak   akan pernah mencintaiku, bagaimanapun lamanya aku menunggu, dia tidak akan pernah membalas cintaku. Aku telah menyerah dengannya, aku mencintainya namun aku tidak ingin selamanya jadi orang bodoh yang dibutakan oleh cinta, aku mencintainya bahkan sangat mencintainya namun tidak ada gunanya bila dia tidak merasakan hal yang sama. Aku lelah dengan hubunga...