SANG
PEMIMPI
Oleh LiliyanaAmsir
Kenalin,
namaku Airin. Seorang siswi di SMA TELADAN, aku hanyalah gadis sederhana dan
seorang gadis yang sangat menyedihkan, orangtuaku meninggal sejak aku masih
berumur 10 tahun hinggah mau tidak mau, aku harus tinggal dengan tante yang
sangat amat aku benci, yahh dia adalah tante Susy. Aku sangat membencinya
karena menurutku dialah yang membunuh kedua orangtuaku, mungkin memang
terdengar aneh dan meskipun hanya aku yang beranggapan demikian tetapi fikiran
buruk itu tetap tidak bisa hilang dari ingatanku, setiap kali aku ingin
melupakannya dan mulai menerima tante Susy sebagai ibu kandungku tiba tiba saja
kejadian 10 tahun lalu terus tergiang dalam ingatanku, saat tante Susy merebut
ayah dari ibuku dan . . . achh sudahlah.
Kenalin
juga, Rian adalah orang yang sangat aku sayangi, dia adalah seorang pacar yang
bertanggu jawab dan setia tak heranlah jika aku sangat menyukainya dan terlebih
lagi dia adalah ketua osis di sekolah kami, tetapi hal itu kadang membuatku
cemburu jika melihat Rian dekat dengan wanita lain meskipun hanya sebatas teman
tapi rasanya tetap saja mengganjal dihati. Aku dan Rian sudah pacaran cukup
lama, tanggal 29 juli nanti adalah hari satu tahun kami pacaran yang juga
merupakan hari jadiku yang ke 17 tahun, aku sangat berharap hubunganku dengan
Rian dapat selalu harmonis dan langgeng.
Oia,
aku ini adalah gadis dengan sejuta impian dan hayalan tetapi impian terbesar
dan hayalan yang sangat aku harapkan dapat terwujud adalah menjadi seorang
Artis, aku sangat ingin jadi Artis apa lagi kalau jadi artis Korea dan beradu
akting dengan Kim Soo Hyun, oh my god mimpiku ini benar benar tinggi dan untuk
menggapainyapun membutuhkan usaha yang extra. Seorang teman pernah bertanya,
kenapa aku sangat suka dengan artis korea yang satu ini, entahlah aku sendiri
tidak tahu hanya saja bila melihat drama ataupun fotonya rasanya ada ketenangan
tersendiri yang aku rasakan.
.....................................................................................................................................................
Seperti
hari hari biasanya, aku berangkat kesekolah bersama Rian, tentu saja aku sangat
senang, Rian begitu baik menurutku tetapi sebagian teman beranggapan kalau Rian
itu adalah seorang Playboy yang suka gonta ganti pacar, yahh tentu aku tidak
senanglah jika orang beranggapan buruk tentangnya.
“Airin,
gue mau tanya sesuatu boleh nggak?” kata Rian tersenyum tipis, oh my god
sungguh ganteng pacarku ini yang tuhan, tolong jaga hubungan kami
“mau
tanya apa” jawabku pura pura cuek
“selama
kita pacaran, aku nggak pernah dengar kamu panggil aku sayang ataupun bilang
cinta ke aku, kamu beneran suka sama aku kan?”
“emangnya
aku harus panggil kamu sayang, aku harus bilang cinta ke kamu, apa jika aku
melakukannya kamu akan benar benar percaya kalau aku suka sama kamu”.
“tapi
setidaknya aku ingin mendengar kata kata itu keluar dari mulut kamu”
Aku hanya terdiam dan tetap
melangkah menuju kekelas sedangkan Rian hanya berjalan dibelakangku, kali ini
kami tidak jalan berdampingan, mungkin dia merasa kecewa karena aku tidak
pernah sama sekali mengatakan kalau aku mencintainya tetapi jauh didalam luubuk
hatiku yang paling dalam bahkan sebelum dia mengatakan kalau dia mencintaiku,
aku sudah terlebih dahulu mencintainya hanya saja aku terlalu penakut untuk
mengungkapkan perasaanku, aku terlalu gengsi dan selalu bersikap pura pura cuek
ke Rian.
“Airin”
teriak Caca sahabatku
“lo
teriak teriak mulu, masih pagi nih bikin malu saja” jawabku ketus
“isst,
nyebelin lo Rin. Oia tumben kalian nggak jalan bareng” celetup Caca
“itu,
maksud gue dengan Rian” sambungnya
“oww,
tadi sih kami berangkat bareng, sepertinya dia marah lagi tu sama gue” jawabku
mengkerutkan dahi
“gara
gara lo nggak pernah bilang sayang dan cinta ke dia?”
“iyalah
apalagi, lo tahu lah selama ini kalau Rian ngambek pasti gara gara itu”
“lo
juga sih, sekali kali lo bilang sayang ke diakan nggak papa. Hati hati lo, Rian
itu banyak yang suka, dia mah bisa dapet yang 10 kali lipat dibanding kamu”
“yah
jangan ngomogn gitu dong, lo tahu lah bagaimana sayangnya gue ke dia, gue nggak
bisa hidup tanpa Rian”
“yah
terus apa susahnya sih bilang Cinta dan Sayang sesekali, kalo nggak bisa secara
langsung kan bisa lewat sms, atau nggak lewat bbm. Susah banget sih”
“yah,
gue ini cewek, masa bilang sayang dan cinta ke cowok. Ya gengsi lah”
“ampun
deh, gengsi sama pacar sendiri, gimana ceritanya tuh. Lo bego atau pura pura
bego sih, atau lo itu bloon”
“enak
saja lu, kalau gue bloon nggak mungkinlah gue juara umum disekolah ini”
“oowwtt
sowwrryyyy, sssoowwwrryyy gue salah lagi” ledek Caca
Dengan tertawa aku dan caca
melanjutkan perjalanan menuju kelas dan benar saja kata caca, didalam kelas aku
melihat sesuatu yang sangat menyakitkan hatiku, apalagi kalau bukan tentang
Rian.
“hhmm
mereka mesra banget sih” gerutuku kesal
“gue
bilang juga apa, Rian itu banyak yang suka” jawab Caca asalan
“trus
gue harus gimana dong, gue nggak mau kehilangan Riana. Gue sayang banget sama
dia”
“lo
harus lebih perhatian dan lebih peduli lagi sama dia, cowok itu juga butuh
kasih sayang tau”
Rian,
kamu hanya tidak tahu apa yang sebenarnya aku rasakan, kamu hanya tidak
mengerti dan tidak pernah mengenal kepribadianku, ada hal yang tidak perlu
dikatakan tetapi harus dimengerti seperti rasa cintaku ke kamu, hanya saja yang
jadi masalahnya adalah kamu, hati kamu hanya menggunakan logika untuk menyukai
seseorang, kamu selalu ingin dimengerti tapi tak pernah bisa mengerti
perasaanku.
Hari ini
benar benar menyebalkan, gue sebel banget sama Rian mentang mentang ada Angel
gue jadi dicuekin, aahh rasanya benar benar menyebalkan dan menyesakkan, karena
tak sanggup melihat mereke berdua duaan, aku memutuskan untuk pergi ketaman
belakang sekolah nenangin diri, supaya aku juga bisa intropeksi diri, pokoknya
hari ini aku harus minta maaf ke Rian dan bilang kalau aku sangat mencintainya,
sampainya di taman aku sangat terkejut ketika melihat Rian duduk sendiri
disana, perasaan sebelum kesini aku melihatnya dengan Angel dikelas, kenapa dia
bisa ada disini acch tapi itu tidak penting lagi, yang lebih penting adalah
minta maaf dan mengatakan kalau aku sangat mencintainya, ayo Airin kamu harus
bisa mengatakannya kalau tidak siap siap saja kehilangan orang yang sangat kamu
sayangi, acch nggak itu nggak boeh terjadi. Perlahan lahan aku melangkah ke
arah Rian yang sedang duduk sambil menatapku, aku bisa mengerti arti tatapan
itu, bukan lagi tatapan Cinta tetapi tatapan kekecewaan.
“aku tau
kamu akan kesini. Duduk” seruh Rian
“kamu kok
disini, bukannya tadi kamu dikelas” tanyaku gugup
“yah,
tapi begitu melihatmu keluar aku langsung kesini karena aku tau kalau kamu
pasti akan ke taman ini”
“oo’, apa
ada hal yang ingin kamu sampaikan” tanyaku dengan senyuman
“aku
ingin, . . kita, / / . . PUTUS Rin”
“putus,
kamu jangan becanda deh. Kamu nggak seriuskan” tanyaku dengan mata yang
berbinar binar, meyakitkan, tentu saja sangat menyakitkan, putus, putus adalah
hal yang sangat sangat menyakitkan, tanpa kusadari air mataku menetes perlahan
lahan membasahi kedua pipiku.
“maaf,
sejujurnya aku merasa jenuh dan muak pacaran dengan kamu Rin, meskipun jauh
didalam lubuk hatiku aku masih sangat mencintaimu, tapi aku bosan, aku bosan
kamu cuekin aku terus, aku bosan dengan sikapmu yang nggak pernah merhatiin
aku, sangat beda dengan Angel yang selalu mengerti perasaanku.
“Angel?,
apa kalian sudah . . .”
“oh, kami
sudah jadian”
“kapan?”
“tadi
pagi” singkat Rian, meskipun sangat menyakitkan tetapi aku tetap berusaha
tersenyum didepan Rian dan menghapus air mataku, aku tetap berusaha tegar meski
sebenarnya rasanya sangat menyiksa hatiku, inilah hukuman yang harus kuterima
meski tak rela tetapi aku harus tetap melewatinya.
“apa kamu
tidak ingin memberiku kesempatan sekali lagi” pintaku dengan sayu
“kesempatan,
aku sudah memberimu kesempatan beratus kali Rin, hanya saja kamu tidak pernah
melihat dan mau mengerti apa yang menjadi keinginanku, hanya satu Rin, aku
hanya ingin dengar kamu panggil aku sayang dan bilang cinta ke aku. Apa itu susah”
“ahh,
tidak ada kesempatan untukku lagi. Kalau begitu semoga kamu bahagia dengan
pilihan hatimu. Ada hal didunia ini yang tak bisa dikatakan tetapi harus
dimengerti. Aku nggak tahu pengertian seperti apa lagi yang kamu maksudkan, aku
selalu berusaha mengerti kamu, aku tak pernah melarang kamu dekat dengan gadis
gadis di sekolah kita ini karena aku sadar kalau tugas dan tanggung jawab kamu
memang menuntutmu untuk melakukannya, kamu hanya tidak tahu betapa sakitnya
hatiku bila melihatmu dekat dengan wanita lain, tapi aku tetap berusaha
mengerti dan tidak memintamu untuk menjauhi mereka, aku tidak akan menahanmu
lagi, sekarang kamu bebas melakukan apapun yang kamu inginkan” ucapku diselah
air mata yang masih terus mengalir, aku nggak sanggup lagi dan rasanya benar
benar menyiksa.
Aku
beranjak dari tempat duduk itu dan melangkah pergi, sedangkan Rian masih duduk
disana, melamun dan terdiam menatapku. Ku balikkan badanku dan kembali
melangkah mendekati Rian
“AKU
MENCINTAIMU” bisikku ketelingah Rian yang juga nampak menahan tangisnya,
setelah itu aku berlari meninggalkan tempat itu dengan hati dan persaan yang
hancur, aku hanya berlari dan terus berlari, meski hujan lebat mengguyur
seluruh tubuhku aku sama sekali tidak memperdulikannya, Tuhan, kenapa juga ini harus
terjadi, kehidupanku, kehidupanku sudah sangat sulit tuhan dan aku bertahan
karena Rian, karena aku merasa dia adalah inspirasi dan juga semangatku, tapi
sekarang dia bukan milikku lagi. Aku bahkan belum sempat ucapin harapanku untuk
hubungan kami yang sekarang tepat satu tahun. Hari ini seharusnya menjadi hari
yang sangat mebahagiakan karena hari ini adalah sweetseventeenku tapi Rian
justru memberiku hadiah yang sangat tidak bisa kulupakan.
Kejadian
itu benar benar menyakitkan, aku bahkan tak punya semangat untuk kesekolah, 2
hari aku tidak masuk sekolah tetapi setelah kufikirkan tidak seharusnya aku
seperti in, aku harus kuat dan menggapai impianku, aku pasti bisa dan ketika
menatap foto kim soo hyun rasanya kembali ada dorongan dalam hatiku dan hari in
aku memutuskan untuk masuk sekolah lagi.
..............................................................................................................
begitu
sampai didalam kelas tatapanku hanya tertuju pada satu orang, tanpaknya dia
juga sedang memperhatikanku, hhmm aku harus sadar kalau dia bukan Rian pacarku
lagi tetapi pacar temanku.
“heyy,
Airin gue kangen banget sama kamu” sapa Caca memelukku erat
“lo nggak
papakan, gue senang lo masuk sekolah lagi” sambungnya
“gue
nggak papa kok, hanya masuk angin dan rasa malas kesekolah” jawabku sambil
berbalik menatap Rian yang juga melihat kearahku meskipun disampingnya sudah
ada Angel, nggak tau kenapa dia masih sering memperhatikanku dari jauh.
“ech, gue
denger lo dan Rian putus yah” tanya Caca
“ooww”
“lo nggak
papakan tentang hal itu”
“gue
nggak papa lagi, ini juga kesempatan besar untuk aku jadi Bintang, aku ingin
menggapai impianku”
“ech gue
denger sekolah kita bekerja sama dengan sekolah Anderista lo”
“bukannya
sekolah Anderista itu sekolah akting yah” tanyaku sedikit bingung
“yupt,
Anderista adalah sekolah paling terkenal dikorea selatang. Bukannya lo mau jadi
artis korea, kesempatan besar tuh. Kualitas acting dan suaralo lumayan juga sih
menurut gue”
“benarkah,
berarti gue benar benar bisa jadi artis korea dong, berarti juga gue bisa
beradu akting dengan Kim soo hyun”
“yah
mungkin saja”
Ahh aku
sangat bahagia mendengar kabar itu dari caca, tapi bila difikir fikir lagi kok
rasanya agak aneh yah, sekolah Anderista bekerjasama dengan sekolah kami,
rasanya benar benar mengganjal, tapi acchh peduli amat yang penting bisa jadi
artis korea, kim soo hyun wait me.
Seperti
kebiasaanku, saat sedang sedih maupun senang aku selalu ketaman itu, tempat aku
jadian dengan Rian dan juga tempat kami
putus, tapi aku sudah bertekad untuk melupakannya, meskipun aku masih sangat
menyukainya tapi aku yakin kalau suatu saat aku pasti bisa melupkannya dan
benar benar cuek seperti saat kami tidak kenal dulu.
“kamu apa
kabar Rin” sapa seseorang yang tak lain adalah . . .
“ech kamu
Rian, gue baik” jawabku singkat
“hhmm gue
kangen sama kamu Rin”
“yaiyalah,
sepikan hidup lo tanpa gue, hehehehehehe” gue mencoba merubah suasana, gue
nggak ingin hubungah pertemananku dengan Rian juga hancur, setidaknya aku masih
bisa berteman dengannya dan aku masih bisa menghiburnya dan melihatnya
tersenyum, begitu saja sudah cukup untukku
“ada hal
yang tidak bisa dikatakan tetapi harus dimengerti, sekarang aku baru menyadari
dan mengerti makna dari kata yang selalu kamu ucapkan saat aku marah gara gara
hal yang sebenarnya tidak penting itu” kata Rian menatapku
“baguslah
kalau akhirnya kamu mengerti, tapi yah sudahalah nggak usah dibahas lagi”
“aku
masih sayang sama kamu Rin”
“mulai
deh,” jawabku singkat
“gue lupa
kalau hari itu ulangtahunmu, ini untukmu. Maaf karena baru bisa ngasih
sekarang” Rian memberikanku sebuah kado, aku sangat senang karena ternyata dia
masih perduli dan sayang sama aku, tapi tetap saja aku harus menjaga perasaanku
karena memang aku sadar kalau mungkin aku dan Rian tidak akan pernah bisa
bersama, perbedaan kami terlalu jauh bahkan memikirkannyapun membuatku merasa
terluka, saat Rian memperkenalkanku dengan orangtuanya yang kaya raya dengan
tegas beliau menolakku dan mengusirku dari rumahnya yang seperti istana. Aku
sendiri sering merasa benci dengan kehidupanku yang sekarang, Ayah dan Ibuku
telah tiada dan aku harus tinggal bersama orang yang sangat aku benci, dan
sekarang aku benar benar harus melepaskan Rian, bukan karena aku tidak
mencintainya tapi karena perbedaan yang terpaut jauh dan jarak yang membatasi
kami.
“aku
nggak perlu kado lagi, itu kamu simpan saja. Jika aku sukses nanti dan bisa
jadi bintang, baru kamu boleh kasih aku hadiah itu. Aku ingin hadiah pertama
yang kuterima itu dari kamu” aku menolak kado dari Rian, bukan karena nggak
suka tapi aku hanya mencoba untuk melindungi hatiku agar tidak kembali terlena,
aku ingin sesekali hatiku yang mendengarkan keinginanku karena selama ini aku
sudah berusaha mendengarkannya, meskipun memang sangat membahagiakan saat
mendengarkannya dan bisa mendapatkan keinginannya tetapi aku sadar kalau
kebahagiaan itu tidak akan berlangsung lama.
“hhm,
yasudah. Oohwt Airin, aku masih cinta sama kamu dan aku ingin kita bisa seperti
dulu lagi”
“maksud
kamu?, aku nggak ngerti” singkatku dan kembali membaca novel yang hanya
kupegangi sejak kedatangan Rian, novel yang berjudul “Dreams” sedikit banyak
memberiku harapan dan motivasi untuk menggapai impianku.
“aku
ingin kita bisa jalan bersama, bisa bercanda bersama, dan bisa bertemu tanpa
batasan dan jarak” Rian memegang kedua tanganku dengan tatapan yang penuh
pengharapan, tatapan tulus seseorang yang sangat mencintai, aku tahu betul
tatapan itu tapi tetap saja aku tidak bisa bersamanya lagi, tunggu saja Rian.
Saat aku sekses nanti aku akan kembali dan menemui orantuamu agar mereka tidak
memandangku sebelah mata lagi dan agar mereka tidak menghalangi hubungan kita
lagi.
“aku
ingin kamu jadi pacarku lagi Rin, aku sangat menyayangimu” sambung Rian, aku
hanya terdiam dengan tatapan kosong, saat kupejamkan mataku orang pertama yang
kulihat adalah Rian, tapi didepan Rian aku melihat sebuah bintang yang bersinar
sangat terang. Aku berfikir kalau ini petunjuk dari Allah agar terlebih dahulu
aku fokus untuk menggapai impianku, agar orangtuaku di alam sana juga bangga
kepadaku.
“maafkan
aku Rian, aku nggak bisa”
Aku
berlalu pergi dari tempat itu, meski Rian berusaha menahanku, aku sama sekali
tidak menghiraukannya, dalam fikiranku hanya impian yang harus aku gapai
terlebih dahulu dan pertemuan tadi siang itu merupakan terkahir kalinya aku
bertemu dan berbicara dengan Rian, banyak kabar yang beredar kalau Rian dan
Angel akan segera bertunangan, kedua orangtua mereka memang terlibat dalam
hubungan politik mungkin itulah sebabnya, mungkin juga mereka memang sudah saling
mencintai, sebenarnya aku juga menyesal tidak menerima Rian waktu itu tetapi
sebagian hatiku juga merasa lega karena aku bisa fokus mengejar impianku. Hari hariku
disibukkan dengan menghapal naskah drama korea, maklumlah sebentar lagi akan
ada audisi disekolah kami. Awalnya aku sedikit ragu dengan imformasi yang aku
dengar dari Caca tapi ternyata itu benar, audisnyapun akan diadakan satu minggu
lagi dan hanya satu hal yang selalu terbesit dalam hatiku, aku harus menang,
aku harus menang, aku sampai lupa istrirahat, kada juga lupa makan karena
terlalu fokus latihan, baik latihan acting, dance, vokal, pokoknya apapun akan
kulakukan agar bisa jadi artis korea dan agar bisa beradu acting dengan artis
favoriteku itu, meskipun banyak teman yang menertawakanku dan menganggap aku
ini sudah gila, aku sama sekali tidak perduli karena aku yakin Mimpi itu Nyata.
“ech Rin,
audisnya sebentar lagikan ya” tanya Caca
“ia,
tinggal 3 hari lagi, duuhh aku benar benar gugup nih”
“kamu
harus semangat, bukannya kamu ingin jadi artis korea. Pokoknya Fighting”
“thanks
yah,”
“tiga
hari lagi, bukannya itu hari pertunangannya Angel dan Rian ya” celetup Rara
yang tiba tiba muncul
“ichh Ra,
lo tu banyak bicara banget sih” jawab Caca dengan nada tinggi
“gue
nggak papa lagi Ca, gue juga sudah tahu kalau hari itu mereka akan tunangan”
“udah ach
nggak usah dibahas, lagian juga semenjak
kalian putus Rian udah nggak ganteng tu” kata caca mencoba menghiburku
“kamu ni
asalah saja, apa hubungannya coba” aku tersenyum, meski sebenarnya berita itu
menyakitkan tapi aku berusaha untuk melupakan semuanya dan fokus untuk audisi
tiga hari yang akan datang, aku tidak ingin usahaku sia sia, meskipun nanti
saat aku kembali dari korea akan bertemu dengan Rian yang berbeda . . acchh
sudahla.
“lo
beruntung deh Rin, bisa kekorea. Ahh gue juga ingin ke Korea tapi kapan yah”
“pokoknya
doain gue aja, kalau gue berhasil mendapatkan juara gue akan bawa kamu ke
Korea”
“ya ALLAH
mudah mudaha Airin bisa dapet juara, kalau nggak bisa juara 1 juara 2 ataupun
juara 3 juga tidak apa apa ya ALLAH, aku sangat ingin ke Korea” celetup Caca
menyindir
..................................................................................................................
Nggak
terasa waktu sangat cepat berlalu, audisi di Korea sudah selesai hhmm meskipun
aku tidak mendapat juara tapi aku tetap senang karena berkat audisi itu sedikit
banyak namaku sudah dikenal khususnya di negara Korea, banyak juga produksi
film yang menawariku job, meskipun bukan sebagai pemeran utama dan meskipun
belum bisa beradu acting dengan kim soo hyun tapi setidaknya sekarang aku sudah
bisa menghidupi diriku sendiri dan aku sudah jadi artis korea seperti impianku,
thanks god. Sekarang ini aku sudah menetap di Korea, aku ke inndonesia hanya
sesekali saat ujian dan saat hari ulantahun ayahku. Aku berencana kembali saat
ujian nasional nannti, aku ingin bisa lulus dari sekolahku dan melanjutkan
sekolah acting disini, dan agar bisa beradu acting dengan oppaku. Sekarang
namaku sudah terkenal dimana mana, Airin, sekarang bintang baru telah muncul
Airin yah itu adalah aku.
..................................................................................................................................
Mentari
kembali menampakkan sinarnya, aku mencoba membuka kedua mataku tapi rasanya
sangat sulit, samar sama aku melihat sosok wanita dan pria sedang berbincang
bincang didepanku tapi aku tidak bisa melihatnya dengan jelas, segala upayah
dan tenaga aku kerahkan agar bisa membuka mataku dan akhirnya berhasil juga,
ternyata orang yang kulihat itu adalah Caca sahabatku dan Rian mantan pacarku,
aku heran kenapa aku bisa ada disini, dirumah sakit ini padahal seingatku
terkahir kali aku sedang berada dilokasi sutingku di Korea, acch ini bennar benar
aneh.
“kenapa
aku bisa ada disini?” tanyaku penasaran
“apa
maksudmu, sudah satu minggu kamu koma. Kamu benar benar tidak mengingatnya”
jawab Caca, ahh ini benar benar
membuatku heran. Nggak mungkin aku koma disini, jela jelas aku ada dikorea
waktu itu. Ach aku masih bisa mengingat dengan jelas wajah wajah lawan mainku
di korea. Park jang sung, jang geun suk, lee kyuwon.
“kamu
bicara apa sih, bukannya aku ada di Korea. Aku sedang suting, yah aku ingat
betul itu”
Akupun
menceritakan kepada caca dan juga Rian semua yang aku alami dan mereka hanya
tertawa terbahak bahak sambil saling melirik satu sama lain, aku semakin
bingung dengan tingkah mereka.
“kalian
kenapa ketawa sih, dan lo Rian ngapain juga lo disini. Kitakan sudah putus”
“iya aku
tau, justru aku disini untuk bilang kalau aku mencintaimu”
“Rin, dua
hari setelah lo putus dengan Rian. Lo mengalami kecelakaan, hhm dokter bilang
kalau kamu koma, kami sangat khawatir karena sudah satu minggu lo nggak sadar
sadar juga”
“saat lo
bilang sekolah kita bekerja sama dengan sekolah Anderista, jadi itu hanya
mimpi?” tanyaku tambah heran, aku masih belum percaya
“sekolah
apaan tuh, mana ada nama sekolah semacam itu”
“ahhh,
menyebalkan. Jadi itu semua hanya mimpiku” rasanya benar benar mengecewakan,
baru saja merasa diatas ecch tau tau hanya mimpi indah dimusim panas doang.
“saat
kamu bilang ingin tunangah dengan Angel, itu juga nggak benar”
“yah
enggak la Rin, mana mungkin gue tunangan dengan Angel. Gue hanya sayang sama
kamu Rin” jawab Rian
“pokonya
yang terjadi sama lo selama ini itu hanya mimpi, lo harus melupakan segalanya
dan menjalani hidupmu seperti biasa lagi. Ok” kali ini caca yang angkat bicara
“Rin, lo
mau nggak jadi pacar gue lagi”
“gue mau
kok” aku langsung menerima Rian kembali, dan mimpiku saat koma aku ingin
melupakannya karena aku sadar tidak semua impian adalah yang terbaik untuk
kita, sekarang aku ingin bermimpi hal hal yang wajar saja seperti impianku
menjadi seorang dokter, kali ini bukan sekedar impian belakang lagi tapi aku
benar benar yakin bisa menggapainya jika aku belajar dengan giat.
Semuanya
kembali menjadi normal, hubunganku dengan Rian sudah membaik dan aku bahkan
sudah mulai memanggilnya sayang dan mengucapkan kata cinta untuknya, sedangkan
Caca dia tetap menjadi sahabat terbaikku. Hanya satu yang berubah, namaku bukan
Airin lagi dimata pacar dan juga Sahabtku itu, mereka memanggilku “SANG
PEMIMPI”meskipun terdengar norak tapi nggak papalah, karena aku ini memang
seorang gadis dengan sejuta impian. . .
...............................................................................................................
Thanks for attention
Komentar
Posting Komentar