”NAMAMU AKAN SELALU KUKENANG”
Oleh Liliyana Amsir
Seperti layaknya sbuah mimpin panjang dimusim panas, kenangan
yang sangat menyakitkan bila diingat namun sangat sulit untuk dilupakan,
kenangan yang merenggut kebahagiaanku selama dua tahun terakhir ini. Kadang aku
berfikir, kenapa hidup harus serumit dan menyakitkan, apakah hanya aku yang
merasakannya?, apakah hanya aku yang berfikir bahwa hidup itu tidak adil?,
apakah hanya aku yang percaya bahwa tuhan tidak pernah berpihak kepadaku.
Hidupku benar benar menyebalkan, membosankan, dan sangat menyakitkan. “Hendrik,
aku mencintaimu”
Bagiku,
hidup itu seperti sebuah mimpi. Kadang tidak bisa ditebak, berlalu begitu saja
dan hanya mninggalkan sbuah kenangan dan rasa sakit dihati. Aku nggak pernah
mngerti untuk apa aku hidup. Apakah masih ada orang yang membutuhkan
kehadiranku?, apakah aku masih berarti untuk orang lain, atau apakah aku akan
selalu jadi orangnyang dibutuhkan. Aku tidak tahu, sejak kepergian sesorang
yang sangat berarti dalam hidup-ku, aku jadi kacau, hatiku serasa mati karena takdir yang bagiku
sangat kejam. Bagiku hidup itu SEMU>
“Ra” panggil
temanku dari arah belakang
“iya, ada
apa Sin?” tanyaku tergiang
“nanti malam
lo ada acara nggak?”
“emangnya
kenapa?” tanyaku sedikit cuek
“kalau nggak
ada sih, gue ingin ngajak lo kepestanya Dimas”
“Dimas ketua
osos itu yah”
“yaiyalah,
emangnya Dimas disekolah kita ini ada berapa. Lo mau nggak” tanya Shinta
“ach gue
malas keacara gituan. Mending tinggal dirumah nonton film”
“Korea?”
“yaiyalah,
lo tau lah selera film gue. Yaudah gue duluan yah”
Gue pergi melewati koridor sekolah menuju kekelas, seketika
kesedihan kembali menyelimuti hatiku, gejolak kenangan kembali tergiang dalam
ingatanku, pahitnya hidup dan rasa putus asa membara dalah hatiku, langkahku
terhenti ketika pandanganku tepat pada kursi taman sekolah yang tampak kosong,
tempat menyimpan semua kenanganku dimasa lalu, aku tersenyum kemudia berjalan
ketaman, duduk dikursi kosong ditemani suara gemersik daun dengan angin yang serasa
menghanyutkan jiwaku, akupun larut dalam hayalanku.
“sebenarnya dari dulu aku sudah menintaimu,
tapi aku terlalu takut untuk mengungkapkannya, aku takut kamu menolak dan
persahabatan kita jadi hancur. Aku sangat menyayangimu”
“suara apa
itu?”, segera kubuka mataku, lagi lagi aku mengingat kejadian yang sangat ingin
kulupakan, setiap aku menutup mata, kata kata itu selalu terbsit dalam
fikiranku, kata kata seorang pria yang sangat aku sayangi,sketika air mata
kembali membasahi kedua pipiku, rasa rindu kembali menyelimuti perasaanku.
“Ra” panggil
seseorang dari arah belakang, yah orang itu adalah Rian.
Rian adalah
orang yang menjadi semangat hidupku setelah kepergian sesorang yang sangat aku
sayangi, Rian selalu ada untukku, dia menghiburku saat aku sedih, memotivasiku
saat aku putus asa akan hidup ini, dan Rian selalu mengingatkan aku disaat aku
melangkah kearah yang salah. Bagiku, Rian bukan hanya teman tapi juga keluarga
untukku.
“kamu nangis
ya Ra?” tanya Rian
“nggak, kok.
Cuma klilipan” jawabku
‘kamu
bohong, kenapa?. Kamu ingat henrik lagi?”
“hhm, kamu
slalu tahu apa yang kufikirkan Rian”.
Kenalin, nama gue Rara. Cewk paling ramah dan baik hati
dikelas, bukannya menyobongkan diri tapi memang banyak yang bilang bgitu.
Kenalin juga, Hnrik. Tman gue sejak kecil, orangnya baik, cuek, yah lumayan
ganteng juga. henrik adalah ktua osis di SMA kami. Gue bahagia bisa knal
dengannya, meskipun itu membuat banyak teman wanita yang iri dengan kedekatan
kami. Kebanyakan dari mrka salah mngartikan hubungan kami. Hendrik menurutku
tipe pria ideal, dia sangat prhatian padaku, mski kadang gue salah tanggaap
karena perhatiannya, gue juga sering berfikir kalau dia suka sama gue tapi
trnyata tidak, hahaha bikin gue GR saja. Gue dudk dibangku kelas 1SMA dan
Henrik duduk dibangku klas 2 SMA, kami sudahlama berhasahabat bagai lem dan
perangko, hahahahaha.
“Ra” panggil
Hendrik
“oh, ada apa
sahabatku yang paling gue sayangi” kataku tertawa terbahak bahak
“Lebay lo,
ech pulang nanti gue ada kelas tambahan, gue nggak bisa pulang bareng lo”
“nggak papa
lagi, yaudah gue pulang duluan yah, sampai ketemu dirumah” kataku tersenyum
“Ra” panggil
Hendrik
“yah”
“hati hati
yah, jaga dirimu baik baik”
Gue hanya tersenyum, aneh juga sih. Selama gue kenal
dengannya, baru kali ini dia bilang begitu. Biasanya dia hanya menjahiliku.
Oiya, gue dan Hendrik juga tetanggan lo.
Gue berlalu
pergi tapi entah mengapa rasanya ada yang aneh, hatiku serasa brgejolak,
rasanya ada yang mengganjal dalam hatiku jadi kuputuskan untuk kembali
kesekolah menyusul Hendrik, belum sempat memasuki halaman sekolah terlihat
segerumungan orang yang saling tunjuk menunjuk, gue penasaran, kehampiri mereka
dengan langkah sayu. Selangkah demi selangkah detak jantungku kian berdebar,
sekarang aku tapat berada diantar mereka.
Gue mlihat sosok pria tinggi berkulit putih sedang terbaring dengan
darah yang masih mngalir dikepala dan hidungnya, air mataku mulai mnets, ini
rasanya seperti sebuah mimpi.
“Hendrik!
Hendrik bangun” teriakku diselah tangis. Orang itu, orang yang terbaring lemah
itu adalah Hndrik, sahabat yang sangat aku sayangi, nggak, ini tidak boleh
terjadi, ini pasti mimpi, ttiiiddaaakkkkk mungkin, ini tidak mungkin
“henrik, kenapa
kamu bisa seprti ini” air mataku mulai menjadi jadi, kesdihanku sudah tak dapat
kutahan lagi, ini, ini sangat menyakitkan
“k k kaammuu
jjjaangna menangis Ra, bagiku senyummu adalah sgalahnya”
“hendrik,
kenapa bisa sperti ini
“Rara,
hhkkkggtt ada yyyaanggggg ingin kuberitahu padamu. Aku sudah menyimpannya
terlalu lama, aku sudah tidak bisa menympannya lagi”
“apa?”
“sebenarnya,
dari dulu aku sudah mencintaimu Ra, tapi aku terlalu takut untuk
mengungkapkannya. Aku takut kamu menolak dan persahabatn kita jadi hancur, aku
sangat mnyayangimu Ra” jelas Hendrik ditengah rasa sakit yang ia rasakan
“maaf karna
gue baru bilang sekarang Ra, dan maaf juga karena tidak bisa menemanimu lagi
seperti janji kita dulu, sangat besar keinginanku untuk selalu brada
disampingmu, menajagamu, melindungimu, tapi tuhan berkehendak lain, selamat
tinggal Ra. I LOVE U”
“nggak, kamu
nggak boleh pergi Hnd, gue belum bilang kalau gue juga mencintaimu, Hendrik
kamu harus bangun, jangan tinggalkan aku. Hheennddrrriiikkkk aku mohon bangun,
kenapa kamu tega mninggalkanku, kamu bilang jika aku sedih kamu akan selalu
menghiburku, kamu bilang jika aku memanggil namamu dngan sgera kamu akan
datang. Skarang aku sdih, aku sangat sdih, dan Hndrik aku memanggil namamu.
Kamu harus bangun hnddrriikk, jangan tinggalkan aku” dengusku.
Hendrik
menggnggam erat tanganku dan membisikkan I LOVE U ditelingaku. Itulah kata
terakhir yang dia ucapkan sebelum pergi, dia benar benar prgi, sekarang dia
tidak akan pernah kembali, tak peduli sesdih apa aku, atau sebanyak apa aku
memanggil namanya, dia benar benar sudah tidak disini lagi. Hendrik, aku masih
ingin bersamamu, kenapa waktu begitu cepat berlalu, kenapa kamu pergi
meninggalkan luka dihatiku Hendrik. Hendrik, rasanya sangat amat menyakitkan.
“namamu akan selalu kukenang” HENDRIK.
.........................................................
“Ra, kamu
melamun lagi” suara Rian sontak menyadarkanku dari lamunan panjang tentang
Hendrik. Gue harus sadar, kalau hendrik sudah pergi. Aku sudah terlalu lama
membuang waktuku untuk memikirkannya. Hendrik, meskipun aku masih menyukaimu
tapi aku juga tidak ingin terus terusan hidup dalam hayalan tentangmu.
“hello, Ra”
“ech ada apa
Rian”
“hhmm dari
tadi gue bicara sendiri, lo mau gue kasi saran nggak Ra?” tanya Rian
“boleh,
saran seperti apa itu?”
“ kamu harus
bisa membuka hatimu untuk laki laki lain, kamu harus bisa melupakan kenangan
masa lalumu, ini sudah dua tahu Ra, kamu harus melewati kesedihanmu”
“Rian”
“ya”
“kamu mau
nggak jadi pacar aku” tanyaku menunduk”
“lo serius
Ra”
“meskipun
belum sepenuhnya gue bisa melupakan Hendrik tapi setidaknya gue ingin mencoba
memulai hidup baru tanpanya mulai dari sekarang, dan gue fikir orang itu adalah
kamu. Meskipun gue belum bisa mencintaimu sebanyak gue mencintai Henrik tapi
gue mohon setidaknya lo mau membantu gue, gue yakin kalau gue pasti bisa
menyukaimu sebanyak gue menyukai Hendrik. Rian, lo masih sayang kan sama gue”
“gue selalu
sayang sama lo Ra, dan gue mau jadi pacar lo”
Hendrik, sekarang gue ingin coba membuka hatiku untuk pria
lain, gue nggak bisa terus terusan mengharapkan kehadiranmu karena gue tahu
kalau kamu nggak mungkin pernah kembali. Kenangan bersamamu, trimah kasih karna
telah mngukir masa lalu yang indah untukku Hendrik, makasih karena kamu telah
menjadi orang yang berarti untukku Hendrik dan maaf karena tidak bisa
mmbahagiakanmu dulu, kenangan bersamamu selamanya akan jadi kenangan. selamat
tinggal HENDRIK.”NAMAMU AKAN SELALU KUKENANG”
Komentar
Posting Komentar