Cuaca yang tadinya cerah nampak mulai
gelap, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Buru buru saja Tiara memeriksa
tasnya bermaksud mencari sebuah payung tapi setelah dicari diberbagai tempat
didalam tasnya ia tak juga menemukannya, “ hufft sial aku lupa bawa payung lagi
deh, sepertinya akan turun hujan lagi . . “ belum sempat menyelesaikan
perkataanya tiba tiba saja hujan turun mengguyur kota Jakarta dan sekitarnya,
nampak jelas suara guntur seakan berdendang ditelingah gadis cantik ini, “
malah sekolah sudah sepi lagi, hujannya deras gini” gerutu Tiara seakan
menyalahkan hujan yang terus terus saja turun makin deras.
Nampak
dari kejauhan seorang pria bertubuh tinggi berkulit putih dan mata agak sipit
yah siapa lagi kalau bukan Andi, ia mendekati Tiara yang duduk diteras kelas
sambil merangkul kedua lengannya.
“hhmm,
lo ngapain sendirian duduk disini” tanya Andi
“apa
urusannya dengan lo, gue mau duduk disini sendiri ke, dengan pacar gue ke.
Emang kenapa” jawab Tiara dengan sinis dan wajah yang nampak muram
“emang
lo punya pacar, bukannya lo hanya suka sama gue yah”
“Andi,
lo tau gue benar benar benci sama lo. Memangnya lo fikir lo itu siapa, lo fkir
lo itu hebat bisa mempermainkan perasaan orang sesuka lo”
Tiara kemudian beranjak dari tempat
duduknya dan bergegas kembali kerumahnya, karena rasa kesalnya ke Andi, dia
bahkan tidak memperdulikan meski hujan sangat lebat, ia tetap berlalu pergi
meski sekuncur tubuhnya terguyur air hujan, sedangkan Andi hanya bisa duduk
terdiam dan menatap kepergian gadis yang sebenarnya sangat ia sukai, gadis yang
selalu ada dihatinya.
“maafin
aku Tiara, aku tidak bisa jujur dengan perasaanku. Aku, aku sama sekali tidak
pernah bermaksud mempermainkan perasaanmu
Rasa sakit yang dirasakan Tiara juga
dirasakan oleh Andi, ia harus menyimpan dalam dalam perasaannya hanya untuk
membahagiakan satu gadis yang bahkan telah mengahncurkan kehidupannya, andi
kembali terdiam sambil menatap lagit yang tampak gelap, sesekali suara gemuruh
petir mengagetkan pria satu ini.
Dilain
tempat, tepatnya dirumah Gali, nampak gali yang sedang duduk didepan teras
rumahnya sambil menengok kekiri dan kekanan seakan sedang menunggu seseorang,
tak jarang ia juga mengecek ponselnya. Merasa penasaran, Gali kemudian beranjak
masuk kedalam rumahnya dan mengambil sebuah payung, selepas itu ngeloyor begitu
saja bahkan sapaan ibunya tak ia hiraukan, berjalan dengan langkah yang tergesa
gesa dan kembali mengecek ponselnya. Nampak dari jauh seorang gadis yang
berjalan sendirian ditengah derasnya hujan tanpa menggunakan alat teduh
sedikitpun, semakin dekat suara desihan tangis gadis itu semakin nampak jelas
terdengar ditelingah Gali, dengan cepat gali mendekati gadis yang tak lain
adalah Tiara, sedangkan Tiara hanya tetap berjalan sambil menundukkan kepalanya
sehinggah ia tidak sadar kalau ada Gali yang memperhatikannya.
“Tiara,
lo kenapa?” tanya Gali khawatir
“Gali,
kok lo bisa disini” Tiara balik bertanya dengan heran
“gue
disini karena khawatir sama lo, dari tadi gue nungguin lo tapi nggak nongol
nongol juga”
“yaelah!
Gue nggak papa lagi. Lo nggak usah cemas”
“gue
nggak bisa berhenti mikirin kamu, Tiara gue sayang sama kamu” Gali kemudian
memeluk Tiara erat, sangat erat sampai sampai Tiara merasa sesak
“lo
kenapa sih Gali, gue nggak papa kok. Owh tolong lepasin pelukanmu ini, rasanya
gue susah bernafas”
“oh,
maaf. Gue hanya terlalu khawatir terjadi sesuatu sama kamu”
“hhmm,
thanks yah Gali sudah khawatirin gue. Tapi bener deh gue nggak papa”
“Tiara,
sebenarnya sudah lama aku menyimpan perasaanku ini dan rasanya aku tak bisa
menyimpannya lagi, aku ingin kamu tahu yang sebenarnya”
“lo
ngomong apa sih Li, gue nggak ngerti. Achh udah ah gue mau pulang dulu, disini
sangat dingin”
“nggak
bisa, aku sudah menunggumu lama Ti. Aku sudah bilang kalau aku nggak bisa
menahan persaanku lagi. Tiara, aku mencintaimu”
Tiara hanya bisa terdiam mendengar
pengakuan Gali itu, dia hanya tidak percaya kalau Gali benar benar menyukainya,
tapi jauh didalam lubuk hatinya ia juga merasakan hal yang mengganjal dengan
perasaan Gali ini,
“gue
butuh waktu Ga, gue butuh waktu untuk mutusin ini”
“baiklah,
aku beri kamu waktu tiga hari untuk berfikir. Saat ulantahunku nannti kamu
sudah harus menjawabnya tapi yang pasti aku sangat mencintaimu, kamu nggak
perlu khawatir karena aku nggak akan memaksakan perasaanmu, jika memang kamu
tidak menyukaiku, aku bisa memahaminya”
Setelah
itu, Tiara berjalan kearah rumahnya
disusul oleh Gali yang berada tepat dibelakangnya, tiba tiba saja cuaca menjadi
hening bahkan suarah hara hujan tak lagi terdengar. Gali dan Tiara bagai dua
sejoli yang tak saling kenal, mereka diam tak barsua sampai akhirnya memasuki
halam rumah masing masing. Tiara hanya mengganti pakaian kemudian terlelap
tidur, beda halnya dengan Gali yang masih terjaga di teras rumahnya sambil
sesekali melirik kearah rumah Tiara, ia menengok kejalanan depan rumahnya yang
tampak sepi karena memang ini sudah terlalu larut malam untuk seseorang lalu
lalang, merasa bosan dengan suasana yang sepi, Gali meraih ponselnya yang
terletak dimeja tempat ia duduk dan mengirmkan sebuah sms untuk Tiara, tentu
saja dia berharap Tiara membalasnya tetapi nampaknya itu hanya keinginan semu
karena hampir dua jam setelah massage itu dikirim tetapi tak juga nampak ada
balasan ataupun sms masuk, dengan perasaan kecewa Gali masuk kedalam rumah dan
segera memasuki alam mimpi hinggah pagi menjelang.
.....................................................................................................................................................
Seperti
hari hari biasanya, kebiasaan Gali selalu bangun awal dan berangkat lebih awal
dari kebanyakan temannya, karena memang dia adalah ketua osis jadi maklum saja
kalau dia dituntut datang kesekolah lebih pagi dibandingkan teman temannya yang
hanya siswa dan siswi biasa itu. Segera saja ditungganginya motor kawasaki
ninja pemberian ayahnya itu berlalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata untuk
ibunya, hubungan Gali dengan ibunya memang tak seharmonis hubungan anak dan ibu
yang selayaknya, seringkali terjadi perbedaan pendapat antara keduanya
sehinggah mereka sering terlibat dalam pertengkaran yang rumit.
Beda
halnya dengan Tiara yang masih terlelpa ditempat tidurnya, meski jam wekernya
sudah berbunyi sedari tadi tapi tetap saja ia menghiraukannya, hhmm kayaknya
ada yang akan terlambat kesekolah nih. Merasa terganggu dengan weker yang
selalu berbunyi itu Tiara bermaksud melemparkan jamnya tetapi tak sengaja
matnya tertuju pada jam yang dipeganya hinggah ia baru menyadari kalau ternyta
sekarang sudah jam tujuh, sontak saja ia terbangung dan bergegas kesekolah dan
benar saja Tiara terlambat masuk kelas hinggah ia dihukum lari mengelilingi
lapangan basket selama 10 kali putaran, yahh itulah hukuman bagi siswa yang
terlambat di SMA Anderista.
“acchh
sial, gemuruh Tiara sambil terus berlari, betapa terkejutnya Tiara saat melihat
Andi juga sedang berlari dibelakangnya, tidak biasanya Andi terlambat kesekolah
tetapi Tiara tetap memasang wajah yang cuek seakan tak perduli padahal sih
dalam hatinya ia sangat senang bisa dihukum bareng Andi, sang pujaaan hati.
Dilain
tempat, Gali sedang sibuk memperhatikan Tiara dan Andi yang sedang menjalankan
hukuman sekaligus mengawasi mereka berdua karena itu memang merupakan tugas dan
tanggung jawabnya. Yang mengganjal dihati Gali ada expresi Tiara dan juga Andi,
memang mereka tak saling berkomunikasi tapi mereka masih sering melirik satu
sama lain, mungkin karena tidak sadar kalau ada Gali yang selalu memperhatikan
mereka, disinilah Gali mulai mengerti perasaan Tiara yang sebenarnya.
“jadi,
kamu menyukai Andi Ti. Pantes saja kamu begitu gugup saat aku menyatakan
perasaanku” gemuruh Gali,
“jadi
mereka saling menyukai” tanya Riana yang tiba tiba muncul dari arah belakang,
Gali kaget sampai sampai jantungnya seakan ingin copot.
“gue
lihat lihat sih begitu, tapi lo nggak perlu khawatir karena Andi tetap akan
jadi milik lo”
“nggak,
gue nggak bisa menahan Andi lagi. Dia juga berhak untuk bahagia” meski kalimat
itu sangat berat untuk diucapkan Riana, tapi ia tetap berusaha tegar dan meski
air matanya sudah hampir mengalir ia tetap berusaha tersenyum didepan Gali dan
berusaha menyembunyikan semua perasaannya.
“maksud
lo apa sih Rin, gue nggak ngerti deh. Bukannya kalian itu saling mencintai”
“dulu
kami memang saling mencintai, Andi adalah seorang pacar yang sangat baik dan
bertanggung jawab, dia hanya mengenal gadis bila aku yang mengijinkannya tapi
aku juga merasa bosan dengan sifat Andi yang begitu penurut dan tak pernah
membantah keinginanku, aku hanya merasa kalau hubungan kami ini terlalu
sederhana, jadi aku selalu berusaha mencari cari kesalahan agar Andi marah dan
memutuskanku tetapi ia tetap saja sabar dengan sikapku, aku benar benar merasa
bosan dan diam diam menjalin hubungan dengan Arga sahabat Andi, saat Andi tau
dia jadi sangat marah dan kecewa, kami bahkan hilang kontak sampai gue sadar
kalau Andi adalah pasangan yang paling sempurna tetapi pada saat aku minta maaf
dan memintanya kembali ke sisiku, ia menolak dan mengatakan kalau hatinya sudah
dimiliki oleh wanita lain, aku tidak percaya karena menurutku sangat tidak
mungkin Andi melupakanku begitu cepat, dan menurutku juga Andi sangat
mencintaiku tapi ternyata aku salah, aku benar benar salah, dan aku sangat
menyesal menghianati cinta Andi dulu” jelas Riana dengan air matanya yang sudah
tak tertahankan lagi, Gali yang hanya bengong mendengar cerita Riana juga ikut
meneteskan air mata.
“truss
kenapa kalian bisa balikan lagi” tanya Gali penasaran
“ayahku
adalah orang yang sangat berjasa dalam sejarah kejayaan om Prasetyo, ayahnya
Andi. Apapun yang diinginkan oleh keluargaku dengan cepat akan dikabulkannya,
itulah politik”. Gali dan Riana melanjutkan perbincangannya sedangkan Tiara masih terus berlari bagitupun
dengan Andi, setelah selesai menjalankan tugasnya, Tiara mendudukkan tubuhnya
yang kecil dibatu besar samping lapangan basket, karena merasa lelah ia sampai
tak sadar kalau disampingnya ada seeokor kecoak, binatang yang paling
ditakutinya, dengan langkah pasti dan nafas yang masih terengah engah Andi
mendekati tiara sambil membawakan sebuah minuman
“ini
untukkmu” Andi menawarkan sebuah minuman yang memang sengaja dibeli untuk
Tiara, tetapi dengan angkuh ia menolaknya.
“gue
nggak butuh minuman dari lo” tolak Tiara dengan angkuh
“kenapa?”
tnya Andi dengan nada melemah seakan kecewa dengan tindakan Tiara yang sangat
berubah terhadapnya, yah semenjak kejadian 3 hari lalu dilantai atas
sekolahnya, sikap Tiara memang sangat berbeda, ia lebih dingin dan rada rada
cuek
“kamu
tanya kenapa, ttcckk dasar”
“apa
kamu masih menyukaiku?” tanya Andi, Tiara jadi semakin bingung dengan sikap
Andi ini. Kenapa dia tiba tiba menanyakan hal yang aneh sperti ini, apa mungkin
dia menyukaiku. Hahaha fikiran Tiara mulai tak menentu tapi memang benar kalau
Tiara masih menaruh hati pada pria tampan ini
“kamu
diam lagi, hhmm jangan pernah berhenti menyukaiku. Tiara” sambung Andi
“maksud
kamu apa sih, apa kamu menyukaiku?” tiara mulai menanyakan hal hal yang aneh,
hanya saja dalam hatinya ia sangat berharap Andi menjawab ia tapi pada
kenyataannya Andi hanya terdiam dengan wajah yang ditundukkan dan lagi lagi
pada akhirnya hati Tiara kembali terluka untuk yang kesekian kalinya dengan
orang yang sama, nasib gadis ini selalu saja diwarnai dengan kekecewaan
“aahh,
bodoh. Kamu tidak menyukaiku” gerutu Tiara tetapi Andi tetap diam dengan
pandangan yang tetap, ia bahkan tak berani menatap wajah Tiaara.
“kamu
benar benar pria BRENGSEK, kamu fikir hatiku ini permainanmu. Menyuruhku
menyukaimu saat kau ingin dan menyuruhku melupakannmu saat kau bosan. Kamu
memang tampan, kamu anak orang kaya sedangkan aku, aku hanya gadis miskin yang
menyedihkan, mungkin memang sangat mudah mempermainkan perasaanku, tapi Andi.
Kamu . . . , jika kamu memang tidak menyukaiku maka menghilanglah selamanya
dari hidupku, jangan pernah muncul kembali karena sifatmu yang seperti ini
hanya akan membuatku sakit. Aku benar benar membencimu Andi. Aku ini bukan
boneka yang bisa seenaknya kau mainkan”.
Tiara mengungkapkan semua yang ia rasakan,
semua beban fikiran yang selama ini tertampung dalam otaknya ia lampiaskan dan berlalu pergi meninggalkan
Andi yang masih duduk disana, terlihat Gali yang berjalan menuju ke arah Tiara.
“kamu
tidak lupakan, nanti malam aku ingin mendengar jawabanmu” seru Gali yang tiba
tiba berada didepan Tiara, tak beberapa jauh terlihat Riana dan Andi yang
sedang berjalan berdampingan sambil berpegangan tangan, acchh mungkin lebih
tepatnya dipegang oleh Riana, dengan semangat empat lima Riana menghampiri Gali
dan Tiara yang masih terlihat mengobrol.
“heyy,
kalian lagi ngapain?” tanya Riana. Melihat Andi dan Riana begitu mesrah membuat
hati Tiara menangis menjerit tapi ia tetap menahan perasaannya dan berusaha
tersenyum
“nggak
lagi ngapa ngapain, memangnya ada apa Riana?” tanya Tiara tersenyum tipis
“nggak,
hhm aku ingin undang kalian berdua ke acar ulantahunku nanti malam sekaligus
ngerayain hari balikan aku dan Andi
“oh
ya, selamat yahh untuk kalian berdua” seruh Gali
Tiara hanya terdiam dengan wajah memerah,
tak pernah sama sekali ia menyangka
kalau Andi benar benar pria brengsek, dalam hatinya selalu ia sesali kenapa
harus jatuh hati pada Andi, dan yang lebih membuatnya muak kenapa ia sama sekali
tidak pernah bisa melupakan perasaannya pada Andi, jelas jelas dia sangat
menyakiti hatinya.
“kenapa
bengong Tiara” tanya Riana
“achh,
nggak papa kok” jawab Tiara melemah
“tapi
kamu datangkan?”
“pasti,
Tiara past datang. Kamu tenang saja” timpa Gali
“baguslah”
Riana dan Andi berlallu pergi yang kemudian
disusul oleh Gali, sedangkan Tiara hanya tertunduk dan memikrkan hal hal yang
entah jawabannya apa.
.........................................................................................................................
Matahar
kini mulai menenggelamkan sinarnya, nampak Gali yang sedang berdiri didepan
rumah Tiara sambil memegangi sebuah bingkisan, tak beberapa lama Tiarapun
keluar dengan dres setengah lutut berwarna pink, Gali sampai bengong melihat
penampilan Tiara malam ini, dia benar benar cantik dan menawan
“kamu
benar benar cantik Tiara” seruh Gali yang masih pangling dengan kecantikan
Tiara
“achh,
kamu bisa aja” timpa Tiara
Gali dan Tiara berangkat menuju kerumah
Riana menggunakan motor ninja kawasaki milik Gali, sesampainya disana Tiara
merasa heran karena rumah Riana benar benar sepi, sama sekali tidak ada orang,
hanya taman yang dipenuhi dengan bungah dan liln yang membentuk hati, benar
benar taman yang indah, ditaman tersebut sudah nampak seorang pria menggunakan
kemeja dan sepatu kets duduk sambil tersenyum kearah Gali dan Tiara.
“ini
ada apa sih, kenapa nggak ada orang” tanya Tiara bingung
“sudahlah,
kita kesana yuk” jawab Gali
Merekapun berjalan menghampiri Andi dan
Riana
“akhirnya
kamu datang juga Tiara” seruh Riana
“sebenarnya
ini acara apasih Rin, kok sepi banget” tanya Tiara masih heran
“ini
acar kusus kami buat untuk kamu dan Andi” sambung Gali
“maksud
kamu?” timpa Andi
“aku
dan gali nyiapn pesta ini untuk kalian, karena kami tahu kalau kalian itu
saling menyukai hanya saja kalian merasa tidak enak sama aku dan Gali, sudahlah
kalian tidak perlu main kucing kucingan segaala, kami sudah iklash kok kalian
jadian” jelas Riana
Andi
dan Tiara masih tidak percaya akan hal ini, mereka hanya saling memandangi dan
sesekali tersenyum
“lo
serius Rin” tanya Andi
“ia,
aku serius. Lagian aku dan Gali juga sudah jadian, iyakan Gali”
“iya,”
“kapan?”
tanya Tiara
“tadi
siang, disekolah. Sudahla, Andi ayo cepetan tembak Tiara sebelum diambil orang”
“hhmm,
Tiara. Kamu mau nggak jadi pacar aku”
“asal
tidak dimaini saja”
“aku
janji nggak akan mainin kamu. Aku sayang banget sama kamu Tiara
“aku
juga”
Penantian, kesabaran, dan kerendahan hati
Tiara kini membuahkan hasil yang sangat manis, cinta yang tadinya ingin ia
lupakan kini mekar dan berbungah indah, Tiara percaya kalau selalu ada
keindahan dibalik semua masalah yang ada, hanya saja kta sering lupa akan ALLAH
yang telah merencanakan semuanya untuk kita
Komentar
Posting Komentar