Langsung ke konten utama

Mencintai dalam Diam Part 1




MENCINTAI dalam DIAM
OLEH LILIYANA

          cuaca soreh yang sangat dingin dengan suara gemuruh guntur yang sesekali diikuti oleh petir, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan, sebagian orang tentu menganggap ini adalah karuniah terbesar tetapi sebagian pula menganggapnya musibah besar, sama halnya dengan dua remaja yang sedang duduk dikursi koridor sekolahnya.
          “kenapa harus turun hujan sih?” dengus Tiara merengek
          “gue suka hujan, hujan itu berkah tau” timpa Andi tersenyum
          “gue benci hujan” sambung Tiara
          “kenapa??”
          “karena biasanya saat turun hujan pasti ada suara guntur dan pentir, ach gue benar benar benci keduanya”
          “tapi setelah hujan biasanya ada pelangi”

Andi kembali menatap langit yang tampak hambar, sesekali ia menutup menatanya seakan sedang mendengar suara simponi  hujan yang bernyanyi untuknya, beda halnya dengan Tiara, ia sedang sibuk merapikan bajunya yang kusuk terkena percikan air hujan, sesekali juga ia melirik Andi yang terdiam 1000 bahasa.
“Andi, kamu selalu terliHat tampan bahkan saat kamu menutup mata” gemuruh Tiara dalam hati.
          “kenapa kamu suka hujan?” tanya Tiara
          “entahlah, gue hanya merasa tenang dan nyaman saat sedang turun hujan”
          “hanya itu?” Tiara kembali bertanya dengan nada cuek
Andi tak menjawabnya, hanya senyuman yang terlihat dari bibirnya dan kembali menutup mata dengan kedua tangan dilipat didepan badan, ferfeckk.....
................................................................................................................................................................
          Tiara, adalah gadis yang berasal dari keluarga sederhana. Dia adalah gadis yang polos dan dan juga cantik, selain itu Tiara juga anak yang pandai dan humoris. Andi, dia adalah anak orang kaya raya sekaligus anak yang punya sekolah tempat Tiara dan Andi bersekolah, dia adalah pria yang sangat tampan, tak heran bila banyak gadis yang menyukainya. Gali, adalah seorang pria sederhana yang berwajah manis, yahh 11 12 dengan Andi, selain itu Gali juga ketua osis sekaligus ketua tim basket disekolah yang sama dengan Andi dan Tiara. Ketiganya kadang terlihat akur dan kompak tapi kadangpula jalan fikirannya tak sejalan meskipun mereka bertiga sudah bersahabat sejak SMP tapi tetap saja hubungan antara Andi dan Gali selalu saja dingin dan diwarnai dengan pertengkaran, sama halnya dengan hubungan Andi dengan Tiara, banyak yang bilang mereka Saling menyukai tapi banyak pula yang berpendapat mereka seperti tikus dan kucing.
          “yaahh! Tiara” panggil seorang pria dari arah belakang yang tak lain adalah Gali
          “o’ gali. Ada apa?” tanya Tiara yang sontak membalikkan badan ketika mendengar teriakan Gali, dari kejauhan juga tampak Andi yang sedang berjalan diikuti tiga orang gadis dibelakangnya, siapa lagi kalau bukan AndiLovers, gadis gadis yang tak tahu malu selalu mengejar orang yang sudah mempermalukannya tiap hari, hahahahha mereka adalah musibah untuk Andi
          “waaww, fans lo keren tuh Andi” ledek Gali sambil tertawa menunjuk Andi yang wajahnya nampak muram
          “ssttt, awas lo yah Gali” jawab Andi sinis
          “kalian kenapa sih ngikutin gue mulu, nggak bosan dipermaluin” bentak Andi
          “aku nggak papa dipermaluin asal bisa lihat wajah kamu” mereka bertiga sontak memegang tubuh Andi (Andilovers), lekas saja Andi melepaskan pegangan mereka dan berlalu pergi tanpa menengok bahkan menegur Tiara  yang dari tadi diam memperhatikannya, Andilovers bermaksud mengejarnya tetapi keburu ditahan oleh Tiara.
          “lo nggak lihat Andi sedang badmood, sebagai fans kalian seharusnya bisa membedakan mana waktu yang pas untuk bercanda dan mana waktu untuk membiarkannya sendiri” cetus Tiara
          “emang kenapa? Lo juga suka sama Andi? Icchh sorry yang group kita sudah tertutup”
          “dasar gadis gila” kata Tiara ketus kemudian pergi, Gali yang masih tertawa melihat Andilovers segera mengejar Tiara.
          Dengan langkah sayu, Tiara masuk kedalam kelas yang disusul oleh Gali. Kelas yang tadinya ramai seketika berubah hening ketika kepala sekolah masuk kedalam kelas, sontak saja Tiara duduk ditempatnya begitu pula dengan Gali. Suasana hening itu tak berlangsung lama, ketika Bapak kepalah sekolah keluar semuanya kembali sibuk dengan urusan masing masing, ada yang main bola basket didalam kelas, ada yang main catur, sedangkan siswa permpuan sedang asyik merumpi, beda halnya dengan Tiara yang sedang asyik membuat origami burung kertas, pandangannya terfokus pada kertas yang dipegangnya sedangkan Andi tetap disibukkan oleh komik yang dari tadi dipegangnya, suasan didalam kelas tidak ada bedanya dengan suasana didalam pasar, sangat berisik dan gaduh.
          Setelah 3 buah origami burung kertas selesai dibuat Tiara, ia lalu berjalan kearah tempat duduk Andi dan Gali, Gali yang sedang sibuk merancang rencana perpisahan untuk kelas 3 sontak saja kaget ketika Tiara mendekat dan menepuk pundaknya.
          “Heeyy, kalian sedang ngapain?” tanya Tiara basa basi, meskipun sebenarnya dia tahu kalau Andi sedang membaca dan Gali sedang menggambar desain panggung.
          “gue lagi merancang dekorasi untuk perpisahan kakak kelas kita nantinya” jawab Gali tersenyum, sedangkan Andi sama sekali tak bersua, ia tetap sibuk membaca komik yang tak ada habisnya, itu membuat Tiara agak kesal.
          “Andi ,ini buat lo” seru Tiara menyodorkan origami burung buatannya, tetapi Andi tetap cuek dan menghiraukan pemberian Tiara.
          “kalau Andi tidak mau buat gue aja Ti, gue suka banget origami burung buatan lo” timpa Gali
          “yaudah, buat lo aja” Tiara kemudian berlalu pergi keluar dari ruangan kelas, tentu saja hatiya sakit dicuekin terus sama Andi, tak beberapa lama nampak Gali yang juga keluar mengejar Tiara, sedangkan Andi, ia hanya terdiam dengan pandangan terfokus pada Tiara yang berlalu pergi. Andi kemudian mengambil origami burung buatan Tiara yang tergeletak dimeja Gali kemudian memasukkannya dalam tas, dasar laki laki sok cuek.
................................................................................................................................................................
DUA
          Setelah kejadian itu, nampak Tiara yang sedang duduk melamun seorang diri di Taman Sekolahnya, dia sedang asyik menatap langit yang seakan tersenyum manis untuknya, tak beberapa lama terlihat Gali yang sedang berjalan menuju kearah Tiara duduk, dengan senyuman yang menghiasi bibir, Gali kemudian duduk dan menyapa Tiara.
          “hay”  sapa Gali, Tiara hanya tersenyum lalu kembali menatap langit
          “lo suka langit yah?” tanya Gali
          “suka banget” jawab Tiara singkat
          “kenapa?”
          “karena, dia selalu mengikutiku kemanapun aku berada”
          “meksudnya?” tanya Gali heran, Tiara kembali tersenyum
          “lo suka sama Andi yah?” tanya Gali dengan raut wajah gugup
          “lo apa apaan sih, nggak lah” jawab Tiara berusaha menyembunyikan perasaannya, ia tetap berusaha tersenyum meski sebenarnya apa yang dikatakannya tak sejalan dengan apa yang sedang dirasakannya, Gali yang tersenyum bahagia merasa lega karena ternyata gadis yang disukainya masih belum dimiliki oleh orang lain.
          “gue mau ngomong sesuatu sama lo, boleh nggak” tanya Gali, Tiara seakan tau fikiran Gali dan langsung menolak
          “maaf ya Gali, bukannya gue nggak mau ngomong sama kamu tapi gue harus buru buru kekelas nih”
          Tiara kemudian pergi berlalu meninggalkan Gali yang hanya terdiam menatap kepergian Tiara, dalam hatinya ia merasa sangat kecewa karena Tiara selalu saja cuek terhadapnya.
Bel tanda jam pelajaran ketiga telah berbunyi, lekas saja para siswa siswi XI IPA 4 berbondong bondong masuk kedalam kelas karena saat ini memang mata pelajaran matematika dengan guru yang killer, seorang guru yang sangat dibenci Andi tetapi sangat disukai oleh Tiara dan juga Gali, merekapun duduk dibangku masing masing, terlihat Andi yang masih asyik membaca komic meski gurunya sudah ada didepan, Bapak Daus lalu mendekati Andi dan langsung saja mengambil komic dari tangan Andi tanpa menegur terlebih dahulu.
          “lo, kok komic saya diambil?” tanya Andi dengan nada ketus
          “sekarang bukan waktunya membaca komic” jawab Pak Daus kemudian melangkah pergi, Andi yang masih kesal hanya terdiam dan menatap gurunya dengan sinis.
          “hari ini kita kedatangan murid baru, kalian harus baik padanya dan berikan contoh yang baik agar sekolah kita ini bisa dinilai dengan baik pula” seruh Pak Daus.
          Dengan langkah pasti dan tubuh yang masih gemeteran, Riana memasuki kelas barunya diikuti oleh seorang guru dibelakangnya, keringatnya mulai menetes.
          “silahkan perkenalkan diri” kata Pak Daus tersenyum
          “selamat Pagi, perkenalkan nama saya Riana pindahan dari SMA Surabaya. Semoga kalian semua bisa berteman baik denganku” singkat Riana memperkenalkan dirinya, mendengar Riana menyebut namanya sontak saja pandangan Andi tertuju kepada gadis cantik yang berdiri didepan, tak henti hentinya ia menatap gadis itu.
          “R i a n a” gerutu Andi dalam hatinya, Tiara yang memperhatikan Andi mulai bertanya tanya, segala macam pertanyaanpun bermunculan dibenaknya. Andi dan Riana memang nampak saling kenal, jika tidak mana mungkin Andi menatapnya begitu dalam begitupulah sebaliknya. Riana kemudian dipersilahkan duduk dan kebetulan sekali ia duduk disampin Tiara, merekapun saling bercakap cakap, yahh hanya sekedar bas basi sebelum masuk kedalam inti yang sebenarnya.
          “apa kamu menyukai Riana, Andi” tanya Tiara dalam hatinya, entah mengapa tapi tiba tiba saja air mata Tiara menetes, Riana yang merasa heran mencoba bertanya tetapi Tiara tidak menjawab ia hanya terus terus meneteskan air matanya, samar samar terdengar suara desahannya.
          Bel kembali berbunyi pertanda jam istirahat tiba, pak Daus segera menutup   kelasnya pagi ini dan berlalu pergi, kelas yang tadinya hening sontak berubah menjadi sangat ramai sementara Tiara langsung ngeluyur keluar, ia menuju ke Lantai paling atas karena memang itu adalah tempat favoritenya saat sedang sedih, tempatnya mencurahkan air mata. Selama diperjalanan tak henti hentinya pertanyaan konyol terbesit didalam hatinya
          “apa mungkin Andi menyukai Riana?” tanya Tiara untuk dirinya sendiri, Tiara menghabiskan waktunya berjam jam di atas sana sampai sampai ia melewatkan kelasnya selama dua jam.
          Dilain tempat, tepatnya didalam kelas nampak Gali yang sedang gelagapan mencari cari Tiara tetapi tak juga ia temukan begitupun dengan Andi, ia melihat kekiri dan kekanan tetapi Tiara juga tak ada disana, tiba tiba tergiang didalam ingatannya kata kata Tiara dulu.
          “aku suka tempat yang tinggi karena jika aku berdiri disana serasa langit sangat dekat denganku, Aku sangat suka menatap Langit pada siang hari”
Sontak saja ia berdiri dan berlari menuju kelantai atas, dan benar saja Tiara masih ada disana sedang melamun sambil memegang origami burung kertas buatannya, perlahan lahan Andi mendekati Tiara dan duduk tepat disebelahnya.
          “kamu lagi apa?” tanya Andi, Tiara merasa sangat kaget karena tiba tiba saja Andi ada disampingnya
          “kamu kok bisa disini?” tanya Tiara gugup
          “entahla, tiba tiba saja kakiku melangkah kesini. Kenapa kamu tidak menghadiri kelas tadi?”
          “malas aja”
Andi menatap Tiara yang masih terjaga membuat brung kertas, suasananya tiba tiba hening dan langit yang tadinya cerah seketika berubah mendung diikuti dengan suara guntur yang seakan bergurumuh ditelingah Tiara, sontak saja burung kertas yang dipegangnya terjatuh, saking kagetnya Tiara sampai tak sadar memeluk tangan Andi dengan espresi yang sangat lucu menurut Andi. Andi tertawa melihatnya.
          “kamu kenapa ketawa?” tanya Tiara
          “nggak” jawab Andi yang masih terus tertawa, dengan ketus Tiara kemudian beranjak dari tempat duduknya bermaksud ingin pergi tetapi keburu ditahan oleh Andi,
          “kenapa?” tanya Tiara heran, Andipun berdiri dan mendekati Tiara. Semakin dekat jantung Tiara justru semakin berdetak kencang, perlahan Andi mencium lembut bibir Tiara, tentu saja Tiara kaget melihat tingkah Andi itu tetapi kejadian itu tidak berlangsung lama.
          “apa kamu menyukaiku?” tanya Andi
          “maksud kamu?” Tiara kembali bertanya
          “aku hanya tidak ingin kamu salah paham, selama ini kamu pasti bertanya tanya apa aku menyukaimu atau tidak. Apa kamu ingin tahu jawabannya”
          “oo’”
          “aku tidak menyukaimu” jawab Andi sayu
          “lalu kenapa kamu menciumku?” tanya Tiara dengan mata yang berbinar menahan tangisnya
          “kamu bukan wanita pertama yang pernah ku cium, ciuman itu, jangan terlalu difikirkan karena aku menciummu bukan karena aku menyukaimu tetapi hanya karena nafsu melihat tingkahmu yang lucu” jalas Andi
          “BRENGSEK, kamu benar benar pria brengsek” air mata Tiara tak dapat ditahan lagi, air matanyapun turun berderai dan dengan rasa kecewa Tiara membalikkan badannya dan melangkah pergi dari tempat itu, rasa sakit dihatinya teramat dalam karena ucapan dan perbuatan Andi, sedangkan Andi, ia masih diam ditempat menatap langkah Tiara yang semakin jauh hinggah bahkan rambutnya tak juga terlihat. “ Maafin gueTi, andai lo tau semuanya. Tetapi ini terlalu kejam untuk melibatkanmu didalamanya, aku hanya tidak ingin menambah beban fikiranmu” lirih Andi dalam hati. Merasa lelah dan kepansan, Andi bergegas turun kebawah dan langsung menuju ruangan kelasnya, disana sudah nampak Riana sedang duduk dikursi Andi seakan memang sengaja menunggunya sedangkan Tiara, ia hanya duduk dengan kedua mata yang sayu, seperti kebiasaannya saat sedang sedih, obat paling ampuh adalah membuat origami burung kemudian menuliskan harapan didalamnya dan menggantunya dijendela kelas.
          “aku sudah menunggumu lama, kamu darimana saja?” tanya Riana tersenyum manis kepada Andi, tapi Andi tak langsung menjawabnya, ia hanya melihat kearah Tiara yang sedang sibuk membuat origaminya.
          “Andi, lo nggak papakan?” Riana kembali bertanya
          “gue nggak papa, emang ada apa?” tanya Andi masa bodoh
          “lo nggak lupakan, hari ini kamu ada janji dinner dengan orangtuaku” seru Riana
Sontak saja Tiara berbalik kearah Riana dan Andi, tentu saja hatinya menangis mendengar kata Riana barusan, siapa sih yang nggak sedih bila tahu kalau orang yang sangat dicintainya akan bertemu dengan orangtua teman perempuannya, teman perempuan? Apa mereka hanya teman perempuan saja? Kalau memang begitu, untuk apa pakai acara bertemu orangtua segala. Pikiran Tiara mulai melayang kemana mana hinggah ia tidak sadar kalau ada Gali yang dari tadi memanggilnya.
          “yahh, Tiara. Lo budek yah” teriakan Gali sontak membuat Tiara terbangun dari lamunan panjangnya
          “ech, maaf ya. Ada apa?” tanya Tiara basa basi
          “hari inikan ulangtahun lo, lo nggak ingin ngerayain gitu”
Mendengar obrolan Tiara dan Gali, Andi hanya bisa pasrah bila nantinya mereka berdua akan semakin dekat, meski sempat melukai hati Tiara tetapi itu hanya semata mata agar ia tidak terluka untuk yang kedua kalinya, meski pengakuannya ke Tiara tidak sejalan dengan apa yang dirasakannya, tetapi Andi berusaha untuk menahannya dan bersikap cuek seperti biasanya. Suasana dalam kelas yang tadinya hening kini berubah menjadi suasana yang gaduh saat Riana tiba tiba mencium pipi kiri Andi didepan teman-temannya, melihat moment itu Tiara hanya bisa menangis menjerit didalam hatinya, yang lebih membuat hati Tiara sakit yaitu pengumuman yang dibuat oleh Riana kalau sebenarnya mereka berdua sudah jadian.
          “teman teman, nnti malam aku ingin mengadakan pesta. Kalian semua harus datang yah” teriak Riana menggemah didalam kelas
          “pesta?, dalam rangka apa nih Rin?” tanya Gali kepo
          “pesta ngerayain balikannya gue dan Andi” jawab Riana
Sontak saja origami burung yang sedang dibuat oleh Tiara terjatuh, dadanya berdetak tidak karuan dan wajahnya mulai mengeluarkan keringat dingin, seketika itu pula wajah yang tadinya cerah kini mulai memucat, tetapi Tiara tetap berusaha untuk ikut tersenyum bersama dengan teman temannya meski senyumnya itu merupakan bingkai dari rasa sakit yang ada, lekas saja ia menundukkan badannya bermaksud ingin mengambil origami burung itu tetapi keburu terbang ditiup angin.
          “yaahh” helah Tiara
          “kamu tidak ingin mengejarnya?” tanya seseorang yang tak lain adalah Andi
          “pria BRENGSEK” singkat tiara kemudian berlalu pergi.
................................................................................................................................................................

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Gadis Murahan

Author by Liliyana                           Hembusan angin menerbangkan rambut panjang ku yang kubiarkan terurai. Pandanganku kosong menatap hamparan laut yang membentang luas. Sekejap kenangan buruk kembali mengacaukan fikiranku. Ada begitu banyak beban didalam hati ini, ada begitu banyak keraguan yang berusaha kusembunyikan, ada begitu banyak hal yang berusaha kuyakinkan bahwa semuanya akan baik baik saja, ada begitu banyak perih yang tertahan.

Untuk Kalian Para Sahabat Part II

            Mulainya dari mana?, saya selalu bingung  jika harus bercerita tentang kehidupan pribadi. Sebelumnya saya sudah pernah menulis hal yang sama, tentang saya dan para sahabat, bagaimana kami bertemu, itu sekitar dua tahun yang lalu. Kali inipun sama, saya akan menulis beberapa bait paragraf untuk mereka, untuk para sahabat terhebat yang sampai sekarang masih setia menemani.             Apa yang istimewa dari mereka? Entah, mereka memiliki sisi keunikan yang berbeda, mereka memiliki pola pikir yang berbeda, mereka memiliki cara pandang yang berbeda. Saya terkadang kesulitan memahami mereka, kadang saya berfikir bagaimana menjadi orang baik untuk para sahabat saya, saya ingin melakukan hal yan bisa mereka ingat, yang bisa mereka kenang dikemudian hari, bahkan saat saya tidak lagi disisi mereka(mungkin suatu hari). Masing masing dari kami memiliki kekurangan, kami sama sama tau itu, masing...

ARIANA

ARIANA Oleh Liliyana Amsir Awalnnya, kufikir jika aku mencintainya dengan tulus, cepat atau lambat dia akan berbalik mencintaiku, kufikir cukup aku saja yang mencintainya, cukup aku saja yang perduli padanya, cintaku saja sudah cukup untukk kami berdua, dengan aku yang sangat mencintainya saja sudah cukup untuuk mempertahankan hubungan kami, dengan cintaku yang tulus ini sudah lebih dari cukup untuuk kami berdua, namun aku salah, cintaku saja tidak cukup dan tidak akaan pernah cukup untuk kami berdua, cinta tulusku saja tidak   akan cukup untuk mempertahankan hubungan kami. Dan pada akhirnya aku sadar, dia tidak   akan pernah mencintaiku, bagaimanapun lamanya aku menunggu, dia tidak akan pernah membalas cintaku. Aku telah menyerah dengannya, aku mencintainya namun aku tidak ingin selamanya jadi orang bodoh yang dibutakan oleh cinta, aku mencintainya bahkan sangat mencintainya namun tidak ada gunanya bila dia tidak merasakan hal yang sama. Aku lelah dengan hubunga...