KLARA
Oleh LILIYANA AMSIR
hari itu hari
Minggu, 29 Juli 2015. Hari yang paling berat dalam hidupku, hari dimana aku
benar benar kehilangan orang yang mencintaiku dengan tulus. Hari yang akan
selamanya ku ingat sepanjang perjalan hidup seorang Klara.
Namaku Klarita
Adrica Natasya, namun aku lebih senang dipanggil Klara, kenapa?? karena nama
itu pemberian dari teman masa kecilku Adri, pangeran kecilku yang entah dimana
sekarang ia berada. disini, aku akan menceritakan kisahku dengar seorang pria
sederhana yang selalu berhasil membuatku jengkel dan muak dengannya. Namanya
Rian, tampan memang, tapi .. . kere. Tentu jauh dari tipe pria idealku. Tiga
tahun aku sekolah di SMA ini dan tiga tahun pula ia mengejarku seperti orang
yang tak tahu malu
.
siang itu, aku
duduk bersama dengan teman temanku didepn kelas, pria tak tahu diri itu dengan
pd nya berjalan kearahku dan menyodorkan sebuah bingkisan kado. Aku menatapnya
garang. . .
"Ini untuk kamu, Klara" ucapnya terbata, aku tersenyum mengejek.
berani beraninya cowok kere ini memberikan bingkisan untukku. apa dia tidak
tahu selerahku seperti apa.
"apa ini?? palingan juga isinya murahan. hee denger yah, gue itu
nggak selevel dengan lo . . . lo . . .lo sadar diri dong, lo siapa dan gue siapa.
ok gue akui lo tampan. Tapi buat apa
tampan kalau kere" aku tersenyum mengejeknya, seketika ia menjadi pusat
perhatian. Aku masih bisa mengingat bagaimana ekspresinya kala itu. Dia
tersenyum, yah dia bahkan tidak menampakkan wajah kesal atau kecewanya, tak ada
satu kata apapun darinya.
kufikir setelah
kejadian itu ia takkan menggangguku lagi, tapi bukan Rian naamanya kalau tidak
merecokiku dalam sehari, kali ini bukan bingkisan namun segelas minuman. Milk
tea, yah dia bahkan tahu aku sangat menyukai minuman itu, namun dengan angkuh
aku menolaknya.
"kamu itu tidak tahu malu banget sihh, kamu ngasih aku minuman
murahan kayak gini. hello . . kamu fikir
aku mau. dasar kere" hujatku didepan teman temannya, semua orang hanya
diam, tak ada yang berani angkat bicara
"aku senang kamu memanggilku kamu. aku tahu kamu lelah makanya ku
bawakan minuman ini untukmu. murah memang, namun rasanya enak kok"
dan lagi lagi dia hanya tersenyum lalu beranjak pergi, dasar idiot. bisa
kalian bayangkan bagaimana bodohnya pria itu, mengejarku selama 3 tahun dan
yang didapat hanya cacian dariku. aku sendiri kadang tak tega, namun aku juga
tidak ingin memberikannya harapan. Aku tidak menyukainya dan tidak akan pernah
menyukainya.
semakin kesini aku semakin jenuh dengan sikap pria itu, aku merasa
terganggu hinggah aku membuat sebuah jebakan untuknya, bukan jebakan juga lebih
tepatnya pelajaran agar dia bisaberhenti mengejarku. Yah hari itu aku sengaja
pulang telat dan menunggu diperpus untuk menjalankan misiku, aku tahu setiap
pulang sekolah Rian akan tinggal diperpus untuk membaca buku. dan ini dia,
begitu ia masuk dengan sigap aku menarik tangan Alex dan menciumnya, Alex tak
menolaktapi justru membalas ciumanku itu, aku tahu ia terkejut tapi dasar
buaya, dia seperti sangat menikmatinya. kulihat Rian menatap kearah kami, tak
berkedip sedikitpun, tak jua beranjak dari sana. Sial kenapa aku justru merasa
kasihan dengannya, dia terlihat sangat hancur. Aku melihat kekecewaan terpancar
dari matanya. pliss jangan melihatku seperti itu, aku merasa bersalah, sungguh
aku tidak tega melihatnya sehancur itu.
perlahan ia mundur dan mulai berbalik, selangkah . . dua langkah . .
tiga langkah, tidak . . . jangan pergi, kumohon, ini tidak seperti yang kamu
lihat, siaall kenapa hatiku jadi bergejolak seperti ini, tidak aku tidak boleh
begini. Aku adalah Klarita dan aku . . .
perasaanku, tidak ini pasti salah. Dan Rian benar benar pergi dari sana, dia
benar benar pergi dan tak menengokku seperti hari hari sebelumnya. itu adalah
hal terbodoh yang pernah kulakukan.
................................................................................................................................................
satu Minggu berlalu, aku tidak pernah lagi melihat pria idiot itu. Tak
pernah bahkan sekalipun, ada yang aneh rasaaaaanya. Ada perasaan tidak rela
juga, aku menatap jam tanganku. jam 12.45, biasanya ia akan datang memberikanku
milk tea meskipun aku selalu menolaknya. Dan sekarang rasanya benar benar
berbeda tak melihatnya seminggu ini.
"lo kenapa Kla??" tanya salah seorang temanku
"nggak papa, lagi bosa aja"
"jangan bilang lo kangen denga Mr.Idiot itu, aduh kla lo udah gila
ya"
"nggak lah . . ngapain kangen sama dia, gue justru bahagia nggak
ada dia lagi. kalau perlu dia meninggal saja supaya gue bisa tenang"
kalimat yang keluar begitu saja dari mulutku dan sekarang, aku sangat
menyesal telah mengatakannya.
tak terasa sebulan telah berlalu, masih tak ada kabar dari Rian, dia
juga tidak pernah lagi masuk sekolah, aku semakin bingung dengan perasaanku,
rasa rindu, bersalah, semuanya kurasakan. Apa mungkin aku telah jatuh hati
dengan pria itu, tapi dimana sekarang dia, hilang bagai ditelan bumi. hanya ada
satu cara untuk mengetahui keberadaanya, Nita. Yah Nita adalah sahabat terdekat
rian,mereka selalu jalan bareng dan sudah pasti ia tahu kemana Rian sebulan
ini.
begitu jam pulang tiba,aku menunggu nita diparkiran, tak banyak basa
basi
"Nit, lo tahu Rian kemana
sebulan ini?" tanyaku dengan nada sopan, namun gadis culun ini justru
nyolot rasanya ingin ku jambak rambut kuncirnya itu
"emang apa pedulimu, bukannya kamu senang kalau Rian menderita.
Bukannya kamu bahagia jika di terluka"
Nita pergi begitu saja, tapi satu yang kupastikan. Rian tidak dalam
keadaan baik, tanpa berfikir panjang aku mengejar Nita. ini pertama kalinya aku
mengejar seseorang dalam sejarah hidupku.
"Nit, tunggu dulu. lo belum jawab pertanyaan gue. Apa yang terjadi
dengan Rian"
"kenapa lagi kamu mencarinya, apa tidak cukup semua luka yang kau
berikan untuknya, apa belum cukup semua hinaan yang Rian terima. Kamu tahu dia
sangat menyukaimu, dia mencintaimu setulus hatinya, tak pernah sedikitpun dia
melirik gadis lain. dia hanya melihatmu, baginya kamu satu satunya wanita yang
akan ia cintai selamanya.kamu ingin dia pergikan. Sekarang kamu berbahagialah,
dia benar benar telah pergi. Dan kamu, kamu gadis bodoh, Kamu kehilangan orang
yang telah mencintaimu dengan tulus.Kamu kehilangannya Klara. Kamu kehilangan
Seorang pria yang mencintaimu sejak kalian berumur 13 tahun. "
aku terdiam, perlahan air mataku menetes, sunggu ucapan Nita benar benar
mencabik abis hattiku. Aku kehilangannya?? apa maksudnya.
"jangan bicara omong kosong Nita, apa maksudmu aku
kehilangannya??"
"kalau kamu memang ingin tahu, ikut aku sekarang"
aku bertambah bingung, kemana lagi gadis ini akan membawaku, hinggah aku
sadar ini adalah jalan kepemakaman, fikiranku semakin tak karuan. tidak, ini
tidak seperti yang kamu fikirkan Kla,
tenanglah. Hinggah semuanya terjawab.
Aku berdiri disebuah makam, tubuhku bergetar hebat, rasanya lemas
seperti tak ada tenaga untuk menopang tubuhku sendiri, aku terjatuh dan air
mataku perlahan menetes, kudekati makam itu dengan sisa tenagaku, tidak . ..
ini tidak mungkin, ini salah, nama seorang pria yang telah kusia siakan selama
ini tertulis rapi dibatu nisan itu. tak ada kata yang dapat kukeluarkan kala
itu, aku menangis sejadi jadinya. Rian Pandu Winata. Dia benar benar pergi, dia
benar benar meninggalkanku.
"kamu tahu bagaimana cintanya dia kepadamu kla, kau tahu bagaimana
bahagianya dia jika menceritakan tentang dirimu, kau tahu bagaimana dia
berterrimah kasihkepada tuhan saat kamu memanggilnya dngan sebutan kamu dan
bukan lo, kamu tahu bagaimana dia menabung untuk membelikanmu milk tea setiap
hari, membelikanmu roti setiap hari, dan kamu tahu saat sulit yang ia rasakan
saat melewati masa kritisnya, dan apakah
kamu tahu rasa kecewa yang ia rasakan saat melihatmu mencium alex, apakah kamu
tahu bagimana ia berjuang mati matian mengejarmu, melindungimu tanpa kamu tahu.
kamu ingat kla, siapa yang telah menolongmu saat seorang preman hampir
merebut kegadisanmu dulu, dia adalah pria yang selalu kau sia siakan, pria yang
selalu kamu pandang sebelah mata..
apakah kamu tahu kla, siapa yang telah membuatkan tugas kala itu kamu
lupa mengerjakannya. kamu bahkan tidak tahukan siap pria berhati malaikat yang
membantumu itu, kamu terlalu egois sehinggah tidak bisa melihat itu semua.
satu lagi, teman masa kecilmu yang selalu kamu cari cari itu, dia adalah
Rian, Adrian. Pria yang tak pernah kau hargai hinggah akhir hayatnya, pria yang
selalu kau sakiti hinggah akhir hidupnya. pria yang selalu menyimpan cintanya
untukmu hinggah aakhir nafasnya.
kamu benar benar gadis yang bodoh klara."
Nita meninggalkanku sendiri, sebelumnya dia memberika sebuah bingkisan.
Aku ingat, bingkisan itu adalah bingkisan yang sama yang ingin diberikan Rian
dulu namun kutolak. sungguh aku benar benar menyesal, aku meruntuti diriku
sendiri yang telah menyianyiakan Rian, Tuhan aku ingin melihatnya sekali lagi.
Aku ingi bertemu dengannya walau sekali tuhan.
Perlahan kubuka bingkisan itu, aku terkejut melihat isinya. Buku
tabungan beserta kartu ATM, disana juga terdapat sepucuk surat. Isi surat itu
sungguh menyayat hatiku. Dia selalu berusaha meembuatku bahagia hinggah akhir
hayatnya.
untukmu klara . . .
ehemm,, aku bingung mau nulis apa. klara aku sungguh mencintaimu, tulus
dari hatiku yang paling dalam. aku tahu kamu tidak akan pernah menyukaiku, tak
akan pernah bisa mencintaiku, tapi kumohon ijinkan cinta ini tetap tumbuh
dihatiku.
kamu ingat tidak awal kita bertemu, waktu itu kamu masih berusia 13
tahun. kamu menangis karena jatuh dari sepeda dan aku menolongmu, dari situlah
aku mulai jatuh hati padamu. awalnya kufikir itu hanyalah cinta monyet namun
sepertinya aku salah, aku benar benar mencintaimu hinggah sekarang ini.
yahh aku adalah, Adri. Pangeran masa kecilmu my Klara
dan karena telah meninggalkanmu dulu, aku minta maaf. saat itu, ayahku
bangkrut dan ibuku mengalami deprasi berat hinggah mau tidak mau aku harus
menemani ibuku untuk berobat, namun tak pernah sekalipun aku melupakanmu.
kamu ingin ke Pulau Maladewa kan, disitu ada buku tabunganku. tidak
terlalu banyak memang tapi itu lebih dari cukup untukmuliburan kesana bersama
pasanganmu. jujurnya, dulu aku bermimpi akan kesana bersamamu, seperti janji
kita berdua, namun sepertinya hal itu tidak mungkin. aku tidak ingin memaksakan
kehendakku.
maaf jika selama ini aku selalu mengusik dan membuatmu jengkel. itu
kulakukan karena aku sangat menyukamu. tak rela rasanya bila seseorang
menyakitimu.
maafkan aku klara
beloved
Adrian Pandu Winata
aku menangis sejadi jadinya, sunggih sakit rasanya Tuhan. Tak sanggup
lagi rasanya melewati ini semua.
Komentar
Posting Komentar