Dilain tempat, terlihat Angga dengan raut wajah yang sedikit
pucat, badannya terlentang diatas meja sambil memandangi sebuah foto yang
sedari tadi ia pegang, difoto tersebut nampak seorang anak lelaki berumur 10
tahun diapit oleh seorang wanita dan lelaki yang nampak jauh lebih tua dari
anak lelaki itu, Angga menatap foto itu dengan begitu tajam, matanya mulai
berbinar dan cairan beningpun keluar perlahan membasahi wajah tampannya itu.
Hujan tiba tiba saja turun membasahi bumi seakan akan ikut merasakan kehampaan
hati lelak itu.
‘’ayah, ibu, aku merindukanmu. Kenapa kalian berpisah,
kenapa harus meninggalkan aku, kalian hanya sibuk dengan urusan kalian
sendiri’’ gumamnya lirih. Tiba tiba
datang seorang wanita cantik, dengan bentuk tubuh sixpack, rambut setinggi
bahu, dan berkulit putih.
‘’Angga, , ‘’ sapaan wanita itu membuat Angga terkejut
dan segera menghapus air matanya
‘’ngapain lo kesini . ?’’ katanya dengan raut wajah yang
segan
‘’aku mau minta maaf sama kamu’’
‘’aku tidak ingin
melihatmu lagi, kamu pergi saja’’
‘’aku bisa jelasin semua’’
‘’apalagi yang ingin lo jelasin’’ teriak Angga dengan nada
yang sangat tinggi sambil memukul meja yang ada didepannya
‘’mungkin kamu masih perlu waktu, aku akan datang lain
waktu’’
Wanita itu pergi, sementara Angga masih diam membisu,
sepertinya dia sangat marah, ekspresinya begitu menakutkan.
*************************************
Masih ditempat yang sama, di taman sekolah Roy dan Geby masih terlihat duduk berdampingan, mereka saling tertawa dan sesekali saling melirik satu sama lain, wajah cantik Geby nampak sangat jelas ketika rambutnya beterbangan.
‘’yaudah Geb, gue pergi dulu yach, soalnya ada tugas yang
harus gue selesaiin’’
‘’ia’’ jawabku
‘’ehh, terimah kasih’’. Roy hanya tersenyum, bahkan senyum
Roy begitu manis, dari kejauhan terlihat sosok wanita dengan kulit yang agak
putih, dengan rambut yang berombak memerhatikan Geby dan Roy sedari tadi,
wanita itu lalu menghampiri Geby dengan ekspresi marah dan penuh kekecewaan’’
‘’Geby’’ panggil wanita itu dengan emosi
‘’ech Rara, ada apa’’ tanyanya
‘’kamu suka yach sama Roy .?’’
‘’maksud kamu apa sich Ra. !’’
‘’tadi aku lihat kamu duduk bareng Roy, kamu suka sama
diakan. Kalian berdua terlihat sangat dekat’’
‘’apa an sich Ra, nggak lach. Aku nggak suka sama Roy, Cuma
tadi dia nggak sengaja lewat trus lihat aku duduk sendiri, jadi dia nemenin
aku’’
‘’jadi kamu beneran nggak suka smaa Roy .?’’ tanya Rara
tersipu malu
‘’baguslah, sebenarnya gue suka sma Roy. Tapi kamu jangan
bilang siapa siapa yach, biarin ini jadi rahasia kita. Gue percaya sama kamu,
karena kamu sahabatku
Hm aku memang tidak suka sama Roy kan, seharusnya aku tidak
perlu takut untuk berjanji pada Rara, Roy Cuma aku anggap sahabat. Kata Geby
coba tenangkan fikirannya
‘’kok diama Geb .?, mikirian apa . ?’’ tanya Rara
‘’nggak kok, nggak mikirin apa apa’’ jawab Geby
‘’yaudah, kita kekantin yuk’’ ajak Rara
‘’kamu duluan saja, aku masih mau disini’’
Rara pergi dengan langkah lembut, semakin kesana tubuh
kecilnya semakin tak terlihat sementara Geby, masih duduk terdiam, ia seperti
sedang memikirkan sesuatu. Begitu asyik melamun ia sampai tak sadar kalau
ternyata hujun sudah mulai turun dan membasahi rambut indahnya, seketika itu
petir yang begitu keras mengagetkan Geby, itu cukup membuat Geby sadar dari
lamunannya dan segera belari mencari temmpat bertedu.
**************************************
Hujan begitu derasa hinggah beberapa ranting pohong
berjatuhan, daun daun beterbangan, sosok pria putih dan tinggi berjalan
dikoridor dengan langkah yang lemah gemulai, seakan sangat berat membawa
badannya yang kecil, tatapannya kosong, raut wajahnya pucat, yahh dia adalah
Angga, entah masalah apa yang membuatnya tanpak bingung, Geby yang melihat Angga
sedikit berbeda mencoba menegur, sekedar ingin menanyakan kabarnya.
‘’Angga’’ sapa Geby
‘’hhmm’’ tak banyak kata yang dikeluarkan
‘’lo kenapa’’ tanya Geby
‘’(menatap Geby tajam), apa lo harus tau’’
‘’nggak juga, Cuma .......’’
Belum sempat menyampaikannya, Angga tiba tiba menarik tangan
Geby dan mendekatkan wajahnya kewajah geby, semakin dekat
dan..................... belum sempat melakukan perlawanan, bibir keduanya
sudah terpaut dan bersentuhan, sesuatu yang lembut dirasakannya, Geby hanya
terdiam membisu seakan tak percaya apa yang sedang mereka lakukan.
Geby menatap Angga tajam, seakan meminta penjelasan atas apa
yang sudah ia lakukan, tapi entah mengapa Geby tidak berusaha melakukan
penolakan.
‘’jangan menatapku
seperti itu’’ pinta Angga,
Geby membuang penglihatannya, seakan kecewa ia tak lagi
melihat Angga, dengan langkah perlahan ia membalikkan badannya bermaksud akan
pergi dari tempat itu tapi Angga justru menarik lengannya,
‘’lo mau kemana, bukannya lo nanya gue kenapa, gue belum
jawab kok langsung pergi gitu aja’’ seru Angga
‘’gue nggak harus tau itu’’ geby masih tidak menatap Angga
sama sekali, seakan berbicara dengan ubin ia selalu melihati ubin koridor
‘’tapi jika kau mau tau, gue akan cerita’’ jawab Angga
‘’aku nggak mau tau, aku pergi dulu’’ jawab Geby, kemuadian
membalikkan badannya untuk pergi, beranjak 3 langkah dari Angga, ia kembali
menatap Angga, ia menatap mata Angga dengan sangat tajam, kekecewaan sangat
nampak dari tatapannya, rasa marah juga pasti ia rasakan karena sikap Angga
yang spontan.
‘’jangan lakukan itu lagi’’ kata Geby kemudian pergi, air
matanya menetes. Entah apa yang membuatnya menangis, ia terus menangis hinggah
tak sadar kalau Roy memanggilnya sedari tadi.
‘’Geby......... geby ......... geb ‘’ panggil Roy
Dengan langkah pasti, Roy mulai menghampiri Geby yang terus
berjalan tak memperdulikan sapaannya.
‘’gue manggil lo
dari tadi kok nggak nyahut’’ tanya Roy
‘’oh, maaf aku tak mendengar’’
‘’kamu nangis yah’’
‘’ach nggak, Cuma kelilipan, maaf yach Roy aku harus pulang
soalnya aku lagi nggak enak badan, lainkali kita bicara lagi’’
Geby pergi meninggalkan Roy, dalam hati Roy masih bertanya
tanya, tidak biasanya Geby bertingkah seperti itu, dia adalah anak yang periang
tapi kali ini dia tanpak murung, haaaiiiiccc ada apa sebenarnya.
****************
Dilain tempat, Angga duduk sendiri ditepi pantai yang tak
jauh dari sekolah, ia juga tampak murung. Tindakan angga yang tiba tiba mencium
Geby mungkin memang sulit diterima Geby
sendiri, ia kembali memandangi foto tapi kali ini bukan foto keluarga,
difoto itu nampak seorang pria tanpan dan keren, ditemani wanita cantik dan
putih, mereka tersenyum seolah dunia milik mereka berdua, bergandengan tangan
dengan begitu mesranya.
‘’andai saja kamu nggak pernah nyakitin aku’’
‘’andai saja kamu nggak pernah selingkuh’’
‘’pasti kita sudah hidup bahagia’’
‘’kenapa . ?, kenapa kamu lakukan itu padaku, kenapa kamu
tega hianatin aku, apa kurang kasih sayang yang kuberikan padamu, apa cintaku
memang sebatas permainan untukmu, apa perhatian yang begitu tulus tak berarti
apa apa untukmu, aku berikan semuanya, semua yang kamu butuhkan, aku bahkan tak
mengenal wanita lain selain kamu, itu karena permintaanmu, tapi kenapa, kenapa
justru kamu nyakitin aku, bahkan sekarang rasa itu masih ada untukmu’’
Air matanya terus bercucuran, masih dengan posisi yang sama
dan masih memegang benda yang sama pula, ia terlihat sangat lengah, saat itu
langit terlihat sangat mendung, tapi Angga sama sekali tak menghiraukannya, ia
masih duduk ditempat dan memandang foto itu, dari kejauhan nampak seorang
wanita berjalan kearah Angga, ia sedikit hitam dan agak tinggi.
‘’hy sayang’’, sapa wanita itu
Pria tampan itu sama sekali tak membalikkan badannya, ia
terus saja memandang foto yang sedari tadi dipegangnya
‘’kamu lagi apa sayang, sampai sampai aku tegur nggak
nyahut’’ tanya wanita itu
‘’nggak’’ jawab Angga
‘’siapa wanita itu, kenapa kalian nampak begitu mesrah’’
‘’kau tak perlu tau semua urusan pribadiku’’
‘’tapi aku pacarmu’’ bentak wanita itu
‘’kau tak perlu teriak ’’
‘’aku sayang kamu’’ balas wanita itu sambil merangkul tangan
Angga
‘’lepaskan aku’’
‘’kamu kenapa sich Angga, aku inikan pacarmu’’
‘’itu menurut mu’’
‘’lalu, kau Anggap aku ini apa’’
‘’mungkin hanya PELARIAN’’ jawab Angga singkat
‘’jika kau sudah mengerti, kau boleh pergi’’ sambungnya
‘’ohhh, aku hanya pelarian dimatamu’’ wanita itu nampak
begitu kecewa, amarah coba ia tepiskan tapi nampaknya itu sulit untuk dibendung
lagi, daannn tiba tiba
‘’ppppprrrrrrrrraaaaaaaaaaaaakkkkkk’’
Sebuah tamparan melayang dipipi tampan Angga,
‘’terimah kasih sudah mempermainkan aku’’ kata wanita itu
lalu meninggalkan Angga. Wanita itu menangis dan menangis. Ia pergi membawa
luka dihatinya, ia sangat kecewa dengan sikap Angga barusan, gadis itu mulai
berlari dan terus berlari, dunia terasa begitu kejam saat itu, ia berlaari
tampa memperdulikan siapa siapa, dia bahkan tak sadar kalau dia kini jadi pusat
perhatiaan orang, dari kejauhan nampak Geby yang juga sedang berjalan, Geby tak
memperdulikan jalanan, ia masih tetap fokus pada handphone yang sedari tadi ia
genggam itu, dan ....................
“prraakkkkk’’ mereka berdua bertabrakan
“echh maaf, maaf aku nggak sengaja” seru Geby coba
menyeimbangkan suasana
“Caca, itu kamukan, kamu kenapa’’ sambung Geby
“geby” caca memeluk erat Geby, air matahnyapun semakin
menjadi jadi, ia menangis seperti anak kecil
“kamu kenapa sich Geb . ?” tanya Geby penasaran
“Angga Geb, Angga jahat”
“Angga ngapain kamu sich, sampai kamu nangis seperti ini”
tanya geby lebih mendesak”
Caca mulai menceritakan masalahnya kepada Geby
LAST MOMENT
Angin bertiup sangat kencang, langit yang tadinya cerah
berubah menjadi mendung, ini seharusnya menjadi kabar baik buat petani, tapi
bagi pria satu ini, ini adalah musibah, entah meengapa cowok seganteng dan
sekeren dia sangat takut dengan petir, pria itu duduk seorang diri sambil
memegang buku bukunyaa, ia terlihat sedikit pucat, jaket kulit berwarna merah
dan tas cokelat membuatnya semakin terlihat keren, hampir semua wanita
mengangah jika melihatnya.
“Angga,” sapa wanita daari kejauhan
“Lo bukannya caca yach” tanya Angga
“ia gue caca, gue boleh ngomong sesuatu sama kamu”
“mau ngomong apa”
“gue, gue suka sama kamu Ga”
“haa, hoo itu hal yang biasa’’
“tapi aku mau kamu jadi pacar aku”
“hahaha, permintaan itu sungggullah lucu, kau tahu seleraku
tinggi, sedangkan kamu”. Angga menggeleng
gelengkan kepalanya
“kenapa, aku tau aku hanya cewek biasa, tapi bisakah kamu
menerimaku. Aku sangat mencintaimu, aku nggak mau kehilangan kamu”
“apa kamu sudah gila”bentak
Angga
“aku memang sudah gila, aku gila karena kamu. Aku mohon”
“kamu sebaiknya pulang, ini mendung dan sebentar lagi akan
turun hujan” belum sampai 5 menit hujan turun begitu lebat, tapi kali ini tak
ada petir, itu mungkin membuat angga sedikit lega
“aku nggak peduli mau hujan sederas apapun, aku takkan
pulang jika kau tak menerimaku. Aku akan pergi ditengah lapangan sampai kau mau
menerimaku” cacaa berjalan, mungkin ia
berharap Angga akan menahannya, tapi sialnya Angga hanya duduk ditempat dan
membiarkan caca kehujanan ditengah lapangan, ia sama sekali tak menghiraukannya
”angga, aku akan berada disini sampai kau mau menerimaku” teriak
caca
“dasar bodoh”gumam Angga
satu jam berlalu, caca masih ditempat yang sama dan begitu
juga dengan Angga, sungguh gadis yang sangat bodoh.
”kamu memang gadis yang sangat bodoh”kata angga sambil
mengulurkan tangannya
“sudah kubilang, aku takkan berhenti sebelum kamu
menerimaku”
“baiklah aku menerimamu, sekarang berdiri dan pulanglah”
“benarkahhhh, awwww aku sangat mencintaimu”jawab caca seraya memeluk Angga
“heyy, berhenti memelukku, sebaiknya kau pergi, lo bisa
sakit nanti”
“berikan dulu nomor telponmu, aku ingin menelponmu nanti
malam”
“085255XXXXXX”
“ok, sampai jumpa besok sayang” seru Caca
Last moment finished
“kamu bahkan nggak pernah bilang kalau kamu pacaran
dengannya, terakhir kali kamu bilang kalau dia cowok playboy”
“maafkan aku, Angga melarangku untuk memberitahu siapa
siapa”
“yach paling nggak kamu harus cerita sama sahabatmu, apa
sekarang kamu tidak percaya lagi sama kami”
“nggak gitu, maafkan aku”
“lalu sekarang, apa yang terjadi”
“Angga mutusin aku, katanya dia nggak pernah suka sma aku
dan hanya menganggapku sebagai pelarian”
“angga bilang begitu sama kamu”
“eehheemmm”
“dasar cowok buaya, pengecut” gumam Geby
“kamu bilang apa Geby”
“ach nggak, dimana Angga sekarang.?” Tanya Geby
“ditepi pantai,, sudalah aku pulang dulu Geb. Aku merasa
tidak enak badan”
Caca pergi membawa sakit dihatinya, wajahnya terlihat
sedikit lesuh
“kamu tenang saja, aku akan memberi pelajaran cowok brengsek
itu”
Geby berjalan dengan langkah yang pasti menuju pantai, dan
ternyata disana masih ada Angga yang duduk terdiam, Geby mencoba menahan
amarahnya tapi nampaknya itu sia sia
“cowok brengsek” teriak Geby
“apa” tanya Angga sedikit heran
“apa yang kamu lakukan dengan sahabatku”
“maksudmu”
“caca, dia sahabatku”
“oh gadis bodoh itu sahabatmu, ahh sama bodohnya denganmu”
“jujur aku sedikit heran, kenapa cewek cewek begitu
berambisi mengejarmu”
“apa”
“kau bahkan tak sekeren yang mereka bayangkan, kau adalah
Angga cowok yang nggak punya hati nurani, cowok yang selalu menyombongkan
ketampanan dan harta orang tuanya, cowok yang nggak tau arti cinta, cowok egois
yang . . . “
“jangan pernah bilang aku nggak tau arti cinta, sebenarnya
kaulah yang tidak tau arti cinta, kau hanya gadis miskin yang bermimpi jadi
cinderellah, kau bahkan selalu menganggap dirimu cantik, kau tau kalau kau lebih
buruk dariku, aku memang menyombongkan sesuatu yang sudah pasti kupunyai, tapi
kamu, kamu hanya gadis yang tidak tau diri”
“yach, kamu benar. Aku memang hanya gadis miskin, tapi aku
sama sekali tidak pernah bermimpi jadi cinderellah, aku tau tak ada hal menarik
yang aku punyai, aku ......... hhm mungkin aku hanya gadis hina, aku bahkan
sering bertanya kenapa aku dilahirkan dari keluarga yang seperti ini, kamu
memang benar aku tak seberuntung kamu”
“jika kamu sudah mengerti, kamu boleh pergi” seru Angga
“Angga, kamu tau kalau kamu cowok yang menyedihkan. Gara
gara seorang wanita kamu jadi berubah seperti ini. Aku tau dulu kamu anak yang
baik dan setia. Tapi kenapa hanya karena Angel kamu berubah seperti ini”
“apa”
“yach aku tau, aku tau semua masa lalumu, untuk apa, untuk
apa kau terus menerus membuang waktumu memikirkan seseorang yang sudah
menghianatimu, untuk apa. Kamu bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik
darinya, acchh aku seharusnya marah karena kau telah mempermainkan hati
sahabatku dan juga hatiku, tapi karena aku sudah mengganggapmu sebagai teman,
maka bukalah matamu. Dunia ini tak sekejam yang kau kira. Cobalah lupakan semua
yang terjadi, jalan hidupmu masih panjang”
“jangan pernah ikutcampur urusan pribadiku” balas Angga sayu
“kau bahkan tidak menghargai pendapatku”
“kau tau, kau adalah gadis yang paling menyebalkan yang
pernah kukenal”
“aku hanya mau kamu berubah Angga, karena wanita yang telah
menghianatimu kamu jadi seperti ini”
“AKU BILANG JANGAN IKUT CAMPUR URUSANKU” bentak Angga
“kau tak perlu membentakku,aku pergi”
“pastikan kau takkan lagi muncul dihadapanku”
‘’aku pergi sekarang”
Geby pergi, semilir angin menerpa wajahnya yang mulai basah
karena air mata, sesekali terdengar isap tangisnya, sementara Angga masih diam
ditempat, matanya nampak berbinar, kemarahan sungguh telah merasuk kehatinya.
*****************************
Langit terlihat sangat cerah, Geby berkeliling disekitar
rumahnya, dilihatnya seorang pemuda yang selangkah demi selangkah mendekat
padanya, pemuda itu terlihat membawa setangkai bungah mawar yang nampaknya
sudah mulai layu, Geby memperhatikan langkah pemuda itu, semakin dekat jantung
Geby malah semakin berdetak kencang
“terimah kasih untuk nasehatmu kemarin” kata pemuda yang tak
lain adalah Angga.
“apa yang membuatmu kesini”
“aku mau berterimah kasih juga minta maaf”
“apa”
“terimahkasih untuk nasehatmu dan maaf telah membentakmu.
Kamu wanita terhebat yang pernah kukenal” pinta Angga.
Angga menarik tangan Geby dan mulai memeluknya, sangat erat,
seperti seseorang yang telah lama berpisah. Sementara Geby, ia seperti bertanya
tanya kenapa Angga begitu lembut seperti ini, ini memang bukan Angga yang
biasanya
“jangan seperti ini” pinta Geby
“aku akan melepaskanmu jika kamu mau janji kalau kamu mau
jadi temanku”
“kalau sekedar jadi temanmu aku mau, tapi kamu harus
melakukan beberapa hal”
“apa”
“kamu harus meminta maaf pada semua gadis yang pernah kau
sakiti termasuk Caca dan berjanjilah kamu nggak akan mengulanginya”
“baiklah aku akan melakukannya”
Angga kemuadian melepaskan pelukannya, dia mendekatkan
wajahnya kewajah Geby, sangat dekat, Angga mulai menutup matanya perlahan lahan
dan ..........
“jangan pernah lakukan itu lagi” kata Geby sayu
“maaf” jawab Angga
“aku pergi” sambung Angga
Angga, kenapa kamu selalu bisa menangkapku, perasaan apa
ini. Aku tak pernah jenuh bila bersamamu, aku selalu ingin didekatmu,
apa........... apa sekarang aku sudah mulai jatuh hati padamu. Ahh nggak, itu
nggak boleh terjadi. Seharusnya aku marah karena kamu telah menyakiti temanku,
seharusnya aku membencmui. Ini nggak akan terjadi, aku nggak akan pernah suka
sama kamu
Komentar
Posting Komentar